Hari sabtu ini Triana mengambil tema Biologuess atau pertanyaan-pertanyaan seputar biologi yehey!
Ada satu pertanyaan yang waktu itu temen gue pernah tanya
"Mi, kalau alam bisa menyeimbangkan dirinya sendiri kenapa kita harus konservasi?"
Hmm menarik. Waktu itu kita jadinya sama-sama bingung wkwk, dan gue jadi kepikiran juga sebenernya.
mungkin beberapa orang belum ngeh dengan pengertian konservasi sebenarnya:
konservasi/kon·ser·va·si/ /konsérvasi/ n 1 pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan; pelestarian;
Yap, sejak awal masuk biologi hal-hal tentang konservasi ini udah dicekokin mulai dari dibiasakan bawa tumblr, larangan pakai sterofoam, bikin esai, dan lain-lain. Kita pun mengenal konservasi sebagai upaya melestarikan alam agar tidak punah. Tapi justru selama satu tahun ini gue semakin takjub dengan kemampuan alam menyeimbangkan dirinya.
Misalnya waktu itu gue hadir ke sebuah kuliah umum yang bahas tentang konservasi beberapa hewan di Sumatra dan salah satu yang bikin gue agak "hah" adalah ketika beliau bahas tentang efek kebakaran hutan di kawasan tersebut beberapa tahun lalu, ternyata menurut beliau adanya kebakaran hutan justru "menyehatkan" hutan itu sendiri. Yha walaupun bagusnya kalau gak berlebihan juga.
Hasil searching sekilas di internet ngasih sebuah contoh yaitu ketika hutan terbakar, serangga macam kumbang bakal keluar dan ngebuat para burung pelatuk dapet sumber makanan (Liputan 6 2004:1)
Atau kalau dulu waktu sd-smp-sma belajar rantai makanan juga dapat dilihat bahwa turunnya satu populasi hewan bakal diiringi ledakan jumlah hewan lain atau turunnya jumlah hewan lain. Berarti alam bisa seimbang kan?
Sifat adaptif dari makhluk hidup semisal kaktus yang secara morfologis punya daun jarum, atau bahkan burung yang kini pintar nyari makan diperkotaan juga bisa menjadi contoh bahwa makhluk hidup pun sebenarnya bisa menempatkan dirinya di dalam perubahan. Pun gue gak kaget kalau ternyata mereka pun siap menghadapi perubahan iklim atau bahkan kondisi ekstrem lain. Toh alam udah bertahan jutaan tahun ngelewatin zaman dengan iklim variatif.
Lalu kenapa masih harus konservasi?
Kenapa masih perlu susah-susah ngurangin pemakaian plastik, kenapa masih perlu reboisasi, kenapa masih perlu campaign sadar lingkungan atau stop perburuan satwa ini itu?
Mungkin alam cukup bijaksana menghadapi tantangan hidup
pertanyaannya..
Manusia, siap kah?
Ketika alam dirusak, mungkin rantai makanan secara berkala akan menemukan kunci perbaikannya sendiri. Tapi tetep aja, kenyamanan yang terganggu bisa membuat suatu spesies berangsur-angsur punah. Punahnya suatu spesies bisa jadi kabar buruk buat alam, pun buat kita.
Mungkin sekarang jadi biasa aja ketika yang terancam punah adalah orang utan, atau jalak bali, atau badak bercula satu. Mungkin sekarang biasa aja ketika yang rusak adalah hutan hujan, terumbu karang, atau tempat-tempat gletser. Toh kita gak makan orang utan, atau toh kita hidup di kota jauh dari hutan.
Tapi nyatanya, melestarikan hewan, tumbuhan, dan ekosistem bukan cuman sekedar soal kepentingan sandang, pangan, dan papan. Melestarikan tumbuhan misalnya juga akan berpengaruh dalam ketersediaan air, dalam merawat bumi dari perubahan iklim, dan menjaga ketersediaan oksigen dan unsur-unsur lain yang dibutuhkan manusia. Bahkan hewan kayak kelelawar aja bisa jadi kunci suksesi suatu hutan ketika dia ngebuang biji-biji dari buah yang dia makan, yang pada akhirnya ngeuntungin kita juga manusia untuk bisa memanfaatkan SDA hutan.
Jadi menurut gue sih, mungkin alam udah cukup hebat untuk bisa beradaptasi dengan keadaan. Tapi sesungguhnya, kitalah yang butuh alam yang lestari untuk pada akhirnya bertahan hidup.
Yap, jadi hayuk dijaga atuh bumi na :D
Perjalanan Rempoa-Lb.Bulus-Pondok Indah
9 Juli 2016
Triana
p.s: tulisan ini jauh dari ilmiah, pun memang sedang tidak dalam kondisi mencari dacu. Maka kalau ada yang mau didiskusikan mangga kontak saya :D
daftar acuan
http://global.liputan6.com/read/89243/kebakaran-hutan-bermanfaat-bagi-ekosistem
Siapa tuh Han teman kamu yang pernah bertanya seperti itu? hehehe
ReplyDeleteKamuuu dhit kamuuu~
ReplyDelete