Thursday, June 30, 2016

Jatuh Cinta

Assalamu'alaikum

ini judulnya cheesy banget yak kayak pizza. gaklah, baca aja dulu :)

***

Lucu ketika teman-teman berkomentar mengenai Triana-yang-juga-bisa-suka-sama-orang. Lyk they said "lah mi gue kira lo gak pernah suka gitu sama orang"

Gue  percaya bahwa jatuh cinta itu lazim dan mungkin fitrah tiap insan. Tapi ia jadi begitu suci, kalau pada waktutnya. Kalau pada tempatnya.

Sayangnya, beranjak dewasa membuat mana yang tempatnya dan mana yang bukan lagi tempatnya terasa semakin kabur  (Atau semakin ingin kabur?). Kadang perasaan itu terlalu mengiba ruang di hati yang belum mahir untuk lapang. Pada akhirnya harapan yang semula bermacam-macam, mengerucut pada satu. Lebih parah lagi, yang satu itu adalah benda hidup. 

Ada masanya diri ini cukup awas dalam mengelola rasa. Berhati-hati dalam menyenangi sifatnya. Berhati-hati dalam menjaga interaksi dengannya.

Ada masanya diri ini diuji dengan rasa ingin diperhatikan. Dengan keinginan untuk tahu lebih banyak. Dengan harapan untuk mengenal lebih jauh.

Masa-masa selanjutnya adalah pilihan: ikhlas dengan ujian-Nya atau bermain-main dengan hawa nafsu.

Ya, bagiku jatuh cinta adalah ujian. Bagiku jatuh cinta adalah ujian ketulusan, ujian keihlasan, ujian ketabahan. Sebagaimana harta dan kesuksesan, ujian tak selamanya sesuram itu. Ia bisa jadi dikemas semenawan itu.
 
Tulisan setelah ini, mungkin lebih aku tujukan untuk diriku, yang masih rapuh dalam mengelola rasa:

Ketika hati tulus dalam mencintai-Nya, maka cinta pada makhluk lain tak akan mengganggu diri dalam menyambut seruan-Nya. Maka yang jadi pertanyaan adalah "Dimana tulus itu jika kegiatan-kegiatanmu berlandaskan niat untuk bertemu dengan si dia?" Padahal konten do'a harian berharap ridho-Nya. Maka ini mungkin cara Allah menguji seberapa tulus cintamu pada-Nya.

Ketika hati ikhlas dalam menerima takdir-Nya, tak seharusnya jatuh cinta menjadi alasan mengiba rasa yang berbalas. Padahal kamu tahu jodoh sudah tertulis. Terimalah bahwa ada serangkaian proses yang akan membina mu memantaskan diri. Dan proses butuh waktu. Maka ini mungkin cara Allah menguji seberapa ikhlas kamu dengan takdir-Nya.

Ketika hati tabah dalam menghadapi upaya-Nya. Kamu tahu jatuh cinta yang kesekian ini adalah cara-Nya mengabulkan do'amu, yang setiap hari meminta untuk dikuatkan. Maka macam mana orang kuat yang tak mau diuji?Maka ini mungkin cara Allah menguji seberapa tabah kamu dalam menghadapi pembinaan-Nya.

(Kamu itu diriku, Triana. Mau sampai kapan dipermainkan sama hati sendiri? :))

Bersabarlah
Apa yang sudah tertulis
Hanya belum dapat dibaca

Bersabarlah
Dan berbahagialah karena cinta tak selamanya harus jatuh
Ia dapat membumi ke khalayak yang lebih luas
Ia dapat melangit ke Dzat Yang Menciptakan mu dan Maha Membolak-balikan Hati


Masjid Komplek DPR
28 Juni 2016
-Triana

 ***

Butuh beberapa hari hingga gue yakin cerita ini perlu dibagi. Bukan karena ingin semua orang tahu, tapi aku ingin berbagi padamu yang mungkin sedang ada dalam rasa yang sama. Mari memantaskan hati dan diri. Karena ga ada yang tau kapan waktu itu datang: ketika pada akhirnya jatuh cintamu adalah ibadah. 

gausah baper, biasa aja.





Saturday, June 18, 2016

Barisan Nasihat

 
"Inget, semua yang kamu hadapi sudah tertulis di lauh mahfuuz"

"Allah akan nguji kamu dengan hal yang sama sampai kamu bisa nyelesaiin itu semua"

"Kalau amanah kamu rasanya gak selesai-selesai, bukan amanahnya yang salah tapi hubungan kamu sama Allah yang harus kamu evaluasi lagi"

Allah Maha Tahu
Pun Ia tahu bahwa diri ini tempatnya salah, tempatnya lupa, tempat segala yang manusiawi mungkin terjadi. Terimakasih ya Allah udah ngirimin Hana sekelompok orang yang selalu ngingetin Hana, yang gak bosen menabahkan hati Hana, yang bersama mereka aku belajar mengenal-Mu, mengingat-Mu, mencintai-Mu :')

Barisan nasihat ini sering kali terngiang saat diri butuh amunisi
Kalau udah kayak gini, bersyukur banget dijaga Allah lewat mereka:')

#Nikmatnyamentoring
Flamboyan, 18 Juni 2016
Triana, yang kalau di rumah jadi Hana.


Saturday, June 11, 2016

Budaya memulai


Assalamu'alaikum,

Kemarin, hasil googling-googling syahdu di tengah malam berujung pada ngepoin satu blog yang menurut gue menarik. Salah satu yang ditulis di sana kurang lebih adalah "kenapa teknologi dikuasai oleh negara Barat, ketika negara Timur terkenal dengan kemampuannya yang mumpuni di dalam kompetisi sains."

Semakin menarik karena tertulis di sana bahwa ini soal mindset. Bahwa untuk bisa menguasai teknologi yang lo harus pertama bangun adalah mindset seorang inovator.

Ini agak menggelitik gue sih.
Salah satunya begini: Memasuki semester dua, gue semakin berpikir gimana caranya untuk bisa berprestasi di dunia kampus. Mulai seneng searching-searching lomba dan conference. Beurjung pada nge-share poster ke grup, terus udah gak lanjut diikutin wks. Salah satu kendala bagi gue adalah: bingung euy mau nulis apa atau bikin paper dengan tema apa. Kalau ngeliat karya atau penelitian orang suka kagum sendiri, terus ngebatin "kok ntu orang kepikiran ya?"

Disini gue mulai paham sih mungkin inilah tantangan yang harus dihadapi insan-insan yang ngakunya pengen jadi saintis.

Perihal mindset seorang inovator ini, ada beberapa hal yang sebenernya bikin gue resah. Pertama adalah perihal memulai. Entah kenapa gue agak gak nyaman dengan kebiasaan mengedit pekerjaan orang dengan maksud untuk menggunakannya sebagai karya kita.

Contohnya: ada makalah kakak tingkat > edit-edit isinya jadi lebih kekinian > kumpulin ke dosen dengan klaim itu hasil pekerjaan kita.

atau yang gak se-ekstrim itu

ada rundown kegiatan tahun lalu > edit-edit nyesuain waktu tahun ini > rundown dipakai untuk kegiatan tahun ini.

Kenapa ini terasa gak nyaman? Mungkin karena ketika kebiasaan memulai itu hilang dan tergantikan dengan budaya mengedit, maka menurut gue lo bakal mulai kehilangan alasan-alasan mendasar untuk mengadakan sesuatu. Emang sih, kadang mengedit itu gak salah. Toh sah-sah saja jika memang kondisi dahulu dan sekarang gak berubah. Tapi konteksnya sebagai seorang inovator maka yang harus didahulukan adalah menemukan masalah dan mencari proses paling efektif dan kreatif untuk menyelesaikannya. Maka jika cuman berkaca dari masa lalu, pikiran-pikiran kita bakal berpatokan sama hari yang kemarin-kemarin aja, meanwhile bumi berotasi dan detik ini sudah jadi masa lalu.

Ada lagi nih yang ngehits yaitu budaya copy-paste. Ya gue taulah masyarakat internet sudah tercerdaskan dengan kenapa copy-paste itu gabaik :)

Gue bersyukur sebenarnya sejak belia diajarkan orang tua dan bahkan kakak gue untuk menulis. Mereka gak nyuruh gue untuk bikin novel atau nge-blog kayak gini. Mereka cuman membimbing gue melakukan hal sederhana yaitu mengerjakan tugas ala gue sendiri. Yang paling gue inget adalah waktu itu seorang guru dengan random-nya meminta kami para siswa SD untuk menuliskan dampak dari televisi. Sebagai siswa SD yang ga biasa disuruh bikin begituan, gue nanya ke kakak gimana caranya bikin PR tersebut. Kakak gue gak serta merta memberikan arahan gitu, yang dia lakukan hanyalah bertanya yang intinya"Kamu mau buat PR dengan gaya anak SMP, SMA, atau Mahasiswa?"

Sebagai anak yang suka tantangan (((HALAH))) gue penasaran untuk ngerjain PR itu dengan gaya apapun pokoknya yang keren (kayaknya kala itu gue pengen ala ala mahasiswa). Setelah gue jawab gue maunya apa, pun beliau gak ngajarin gue gimana caranya. Beliau cuman memercayakan gue untuk ngelakuin PR itu sesuatu tingkat yang gue inginkan. LHA BINGUNG KAN LU HAN. yawdah akhirnya gue pun menulis. dan pada akhirnya dia mengoreksi tulisan gue, ngasih komentar, dan udah. Tapi disitu gue dapet banyak pelajaran sih bahwa suatu saat di dunia ini akan tiba masa gue harus senang menulis. Ini bisa jadi semacam parenting tips sih gais (efek kebanyakan main sama insan-insan yang pengen cepet nikah)

 Sebenernya menghindari copy-paste adalah cara mencerdaskan yang menyenangkan.
Menghindari copy-paste berarti berusaha untuk memahami sumber-sumber dan menuangkannya kembali di dalam tugas, atau media lisan dan tulisan lain. Menghindari copy-paste memberikan peluang buat lo untuk lebih banyak berinovasi. Karena menurut gue lo pun akan lebih percaya diri bahwa hasil dari pekerjaan lo adalah karya lo yang pastinya beda dari yang lain.

Jadi itulah bagi gue budaya memulai. Sebuah proses di mana lo memang benar-benar paham alasan diri lo melakukan, menciptakan, mengadakan sesuatu. even, itu hal-hal yang keliatannya sepele kayak laporan pertanggungjawaban atau tugas makalah yang bahkan lo yakin gak bakal diperiksa. Percayalah bahwa proses tidak hanya menghasilkan produk tapi juga menempa diri lo :)

Nah, ternyata sudah panjang wkwk. Masih banyak mungkin yang pengen gue tulis. Tapi kita cukupkan di sini aja kali ya, mungkin pan kapan bakal berlanjut :)

Gue pun masih banyak salah, gue pun masih sering mlz bgtz untuk memulai, maka kalau lo temukan gue sedang dalam titik demikian mohon diingatkan.

Flamboyan, 11 Juni 2016
Triana

Thursday, June 9, 2016

Satu lalu menyatu

Karena sejatinya aku berada dalam rahim dalam kesendirian
Pun akan kembali dalam kesendirian
Maka aku mohon ya Rabb, izinkan aku berjalan dalam kerberjamaahan -- dalam kebersamaan
Meski di dalamnya, aku pun berdiri sendiri

-Triana, 8 Juni 2016, sebuah kontemplasi pagi hari ketika ingin buru-buru melewati becekan di tepi trotoar.

***
Assalamu'alaikum,

Sering kali, aku geli sendiri ketika mereka bertanya "Eh Hana, sendirian aja?"  
Karena bagi ku, kamu yang bertanya telah menggenapi ketunggalan ku.

Sering kali, aku bingung sendiri ketika mereka bertanya "Kalau lo sendiri deket sama siapa Han?"
Karena bagi ku, menjadi soliter adalah sebentuk solidaritas.

Sering kali, aku mendapati mereka bertanya "sama siapa?" "ada siapa aja?" "dia ikut?"
Ketika yang terbayang oleh ku sebaris nasihat ibu "Tak usah menunggu siapa-siapa," 

Bukan berarti aku tak suka bersama. 
Bagiku, kebersamaan sering kali menyenangkan.
Bagiku, kebersamaan mengurangi probabilitas kegagalan individual
Bagiku, kebersamaan sering kali menguatkan, melembutkan, menambah yang kurang, melengkapi, mewarnai, menjadi suatu isyarat yang mendekap dan membuatku penuh dengan perasaan "kamu akan baik-baik saja"

Tapi mengharapkan bahwa kebersamaan itu tak lekang oleh waktu adalah angan para pemimpi
Dan ego itu seringkali hinggap di dalam langit-langit perasaanku.
Bertanya, "Segitu ajakah kebersamaan ini?"

Sementara hubungan antarmanusia berevolusi.
Dan hakikatnya perpisahan adalah adalah sesuatu yang pasti.
Lalu pertanyaanya adalah, "siapkah aku berhadapan dengan kenyataan?"

Maka pesanku,
Pada kalbu dan dirimu:
Melangkahlah sebagai kesatuan dirimu
Yang tak segan untuk membaur
Berpadu dan menyatu.



-Triana

Monday, June 6, 2016

Sekolah bikin Haus

Assalamu'alaikum :)

Udah cukup lama pengen ngias-ngias blog ini, tapi berakhir dengan gatau mau nulis apa. Mungkin efek umur yang bertambah berbanding lurus dengan diri yang jadi mikir-mikir dulu untuk nulis banyak hal. Mikirnya sih: "kalau gue nulis ini nanti ga penting", "kalau gue nulis itu nanti ga bener", "kalau gue nulis begini ngikutin banget dong", gitu aja terus~

eniwei, sempet scroll-scroll draft di blog ini dan ternyata ketemu satu tulisan yang udah jadi tapi gak dipost :') sebuah tulisan dari masa lalu, mungkin pas diri gue lagi demotivasi untuk sekolah. Pun untuk gue yang duduk di bangku kuliah (halah padahal lagi ngetik di atas kasur), hal ini masih menarik :) selamat membaca tulisan anak kelas dua sma!

***

Pengen ngeblog.

Jadi ceritanya lagi mau belajar fisika, tp blm terkumpul cukup mood. Terus nginget-nginget apa yang udah pernah dipelajarin. Terus inget pernah nonton video tentang kinetik gas. Videonya keren sih, bikin semua itu tervisualisasi, apalagi buat gue yang rasanya daya visualisasinya blm sekeren temen-temen sekelas :)) tp oh I remember, i watch it on my bimbel~

Iya juga ya selama kelas XI ini emang gue memutuskan untuk ikut bimbel. Kelas gue ambis, begitupun sekolahnya. Kalau manusia itu makhluk adaptatif, ya gue cuman mencoba mengikuti kodrat manusia :') emang sih ikut bimbel itu bukan satu-satunya jalan, banyak kok jalan yang lain :)) tapi itu kayak milih minuman di kulkas sevel, ada banyak pilihan tinggal sesuain aja selera, harga, dan kebutuhan. Ada kok orang yang bisa belajar sendiri, ada yang bisa belajar bareng temen, ada yang bisa belajar dengan web, ada yang lebih enak privat, ada juga sekolah yang menyuguhkan edukasi yang terus bikin haus bukan kembung.

Tapi ternyata dalam pemikiran gue bimbel itu begitu inspiratif. Gatau kenapa, gue bersemangat. Entah ya, ini sekedar afirmasi positif atau emang gini adanya.Tapi ya begitu adanya (?). Gue sebenernya gak suka sih kalau denger orang lain yang merasa bahwa bimbel/privat itu tempatnya belajar, sedangkan sekolah cuman sebagai tempat sosialisasi dan ulangan. Tapi kadang, sisi pemikiran nakal gue suka ikut-ikutan setuju. Meskipun argumen sisi nakal itu langsung gak valid, karena di sekolah kita juga bisa praktikum :)).

Entah ini hanya pemikiran sotoy, atau ternyata ini juga harapan manusia bumi di luar sana, gue merasa dengan sekolah kita harusnya bisa lebih haus akan ilmu, bukan enek dan kembung. Kenyang sih wajar, tp abis itu laper lagi dong :) (kalau engga ngapain ada kantin (?) #apasihan)

Anyway, salah satu yang bikin gue respect sama bimbel gue adalah suatu motivasi tentang pentingnya sains dr guru gue. Kayak dasar dr invention itu ya ilmu, jadi emang sih science itu terlihat teoritis tp fundamental gt. Isi lainnya gue lupa :') tapi cukup membekas di diri Triana yang diam-diam sedang kepingin jadi ornitholog. I hope it is not copywritten karena gue gak mau nyebut nama XD malu nanti kalau ketahuan diam-diam terinspirasi. dan satu lagi quotes kerennya "mungkin iya ujung-ujungnya ibu rumah tangga, tapi anak yang cerdas itu lahir dari ibu yang cerdas" waa.

Itu mungkin salah satu alasan gue semangat bimbel, inspiratif. Mungkin kalau temen bimbel gue baca tulisan gue yang satu ini mereka bakal mikir gue lebay -_- ya.. yaudah. Gamau nyebut ah nama bimbelnya.

Terus kenapa jadi ngomongin bimbel?

Intinya sebenernya yang gue mau sampaikan di sini, adalah semangat untuk para siswa-siswi se-tanah air (kenapa gak internasional? karena gue nulis pake Bahasa Indonesia). Guys, yuk kita belajar untuk membangun logika kita, untuk belajar konsep, untuk ngambil hikmah dari tiap ilmu. Iya kawan, nilai itu juga penting apalagi untuk ngambil jalur undangan. So let's fight! ini ajakan untuk berjuang dengat kekuatan bareng-bareng, bukan nebeng :)

Ilmu itu luas kok :) beberapa orang hebat drop out dari sekolah, ada ilmuwan yang dianggep gabisa apa-apa di sekolah, dsb. Tapi itu bukan alasan untuk kita gak semangat sekolah dong, percayalah sekolah pada dasarnya itu tempat programming kamu, iya operation system yang kamu pake sekarang (mungkin windows, mac, linux, dsb), gak dibuat langsung jadi kayak gini. Dimulai dr coding mungkin ,  atau sesuatu yang gue gak paham yang dirakit satu persatu sampe akhirnya terwujudlah hal kompleks bernama OS. Ilmuwan dan insinyur yang nyiptain hal-hal hebat juga gak langsung diajarin mekanika, atau genetika langsung kok. Dulunya mereka belajar pertambahan, perkalian, baca, tulis, struktur sel dulu trss disusun sampe bisa mewujudkan penemuan yang kompleks.

Kalau sekolah kamu gak bikin kamu haus, silakan cari sumber-sumber lain, akan lebih baik jika sumber itu bikin kamu sadar arti pentingnya sekolah. Karena (in my opinion, idealnya) sekolah bukan cuman sumber ilmu, tapi tempat pendidikan. Bukan cuman menghasilkan orang berilmu, tapi terididik.

Wow. Betapa gue harus terus semangat sekolah :')
*nampar diri sendiri*

Sebenernya tulisan di atas agak kontradiktif sih, diawali dengan kesan bahwa semangat sekolah yang tergantikan dan diakhiri dengan kesimpulan bahwa sepait-paitnya kita pun harus terus semangat sekolah. Gapapa ya? kalian ngerti kan maksudnya? aku lagi nyemangatin diri ku sendiri untuk semangat sekolah.

ohya, mungkin sebenernya hal-hal yang gue rasain, dan gue salurkan di sini sebagai besar cuman pas sama apa yang ada di lingkungan gue. Atau bahkan sebenernya cuman pada diri gue sendiri. Gapapa ya? kita saling belajar bagaimana perasaan orang lain di belahan bumi berbeda(?)

Yaudah sih. gitu aja.

Triana"

Ramadhan!

Assalamu'alaikum

Selamat memaksimalkan ibadah Ramdhan bagi yang menjalankan :D

Semoga Ramadhan ini bisa dijalani dengan totalitas 

YEAY!

Tips Ramadhan kali ini:
-Sahurlah karena di jam jam sahur adalah waktu penuh berkah (plus tentunya karena disunnahkan)
-Maksimalkan waktu untuk amalan yang baik (tilawah, sholat awal waktu, sholat sunnah, perbanyak dzikir dan sedekah, menuntut ilmu, silaturrahmi, dan kebaikan lainnya :D)
-Hunting ilmu sebanyak-banyaknya mumpung banyak siaran atau kajian islami
-Jaga hati, jaga lisan, jaga perasaan, jaga semuanya yang potensial memadamkan pahala puasa
-kalau mau buka puasa di mall datanglah dari jauh waktu, atau setelah maghrib (kalau bisa mah dapet taraweh dulu :'))
-kalau mallnya bolehin danus, daganglah pas jam maghrib karena biasanya banyak orang ngantre (((kalau boleh)))
-Tetap semangat karena sebulan ke depan bakal sangat dirindukan 
 
-triana