Saat itu jalanan padat, sebuah angkot membalap angkot yang hendak aku tumpangi.
Si pengemudi yang menyetir angkot ku nampak seperti seseorang yang lugu, dengan logat jawanya yang kental ia ungkapkan keresahannya pada pria disampingnya: "Saya gak enak mas".
Sosok pria di samping pengemudi itu dari belakang nampak telah hidup separuh baya. Memegang rokok di tangan kirinya, sementara ia menjawab:
"Kamu gausah gak enak-gak enak, kalau kamu bener mah lanjut aja."
Sang pria di samping pengemudi lalu melanjutkan wejangannya. Nadanya tidak sebijaksana cerita kakek, tapi ia menguatkan hati sang pengemudi yang ku dengar kehadirannya baru di dunia perangkotan S11.
Hingga pada suatu saat
Angkot yang ku tumpangi melewati angkot lain yang tadi menyalip
Sang pengemudi berkata lantang menyebrang jendela "ketauan lo muter ya tadi!"
Tidak ada jawaban. Tidak pula dukungan dari sosok penuh wibawa di sebelahnya. Tidak juga ada amarah dari siapa-siapa.
Tapi di udara aku menangkap perasaan itu. Perasaan takut yang telah bebas dari pemiliknya.
lagi-lagi percakapan angkot saja jadi cerita.
-Triana
No comments:
Post a Comment