Monday, July 18, 2016

#14 Masuk Biologi

Assalamu'alaikum

Senang rasanya dapat menulis untuk #30daysblogproject ke-2 minggu :D

Hari ini mau cerita sebagaimana judulnya.Gue memutuskan menulis ini sebenernya karena beberapa momen yang berulang:
Pada suatu hari ketika masa-masa maba, gue mendapati diri gue duduk dan termenung. Berkata dalam hati: "Gila, gue cinta tempat ini bahkan sebelum gue masuk."

Mungkin ini efek sering nulis "Biologi UI 2015" di segala header kertas ujian, sampul buku, dan di note-note targetan.

Kalau disuruh cerita perjuangan gue bisa jadi mahasiswi di tempat yang memang gue inginkan, mungkin gak heroik-heroik banget. Alhamdulillah dulu waktu kelas 3 SMA dapet kesempatan untuk daftar SNMPTN (meskipun hampir semua anak di SMA gue dapet kesempatan itu sih) dan memilih bidang yang kebetulan di SMA gue gak ada yang milih. Alhamdulillah di kasih Allah jalan ini untuk memasuki mimpi itu.

Tapi yang berkesan bagi gue bukan bagaimana akhirnya gue masuk sini, melainkan bagaimana akhirnya gue menetapkan hati memilih jurusan ini. Selama proses jadi anak kelas 3, gue seringkali ditanya "kenapa gak jadi dokter aja?" "emang mau jadi guru?' "kalau anak biologi nanti kerjanya apa?" dan lain-lain. Ada kalanya gue menjawab pertanyaan itu dengan landasan idealisme bahwa "perkembangan sains itu penting untuk kemajuan bangsa" ada kalanya gue cuekin aja sih wkwk. Kadang itu jadi topik obrolan yang menyenangkan juga baik untuk dibicarakan dengan orang lain maupun untuk dijadiin esai di dalam kepala.

Mungkin, karena pencarian "pengen kuliah di mana?" terjawab sejak kelas 2 SMA, pas kelas 3 ketika banyak orang hectic nyari informasi dan lain-lain.. gue jadi sering ngajak diri gue sendiri ribut. Halah bahasanya. Maksudnya gue jadi sering menantang diri gue untuk ragu. Ini nih yang bikin seru. Wk. Bagi si Hana yang kelas 3 SMA itu, keraguan-keraguan yang ia buat itu penting. Keraguan inilah yang akan membawanya menuju jawaban sejati bahwa hatinya sudah tetap untuk memilih masuk biologi. Jawaban-jawaban itulah yang kelak ia harapkan mampu membuatnya bangkit ketika terpuruk. ea. wkwk, nyatanya kebiasaan gue untuk membuat keraguan emang nyebelin tapi ngangenin. Contoh keraguannya gini:

Karena gue suka sastra, diri gue seneng banget ngajuin pertanyaan "lo gak mau IPC aja? gamau nyoba sastra? kan enak bisa ngerjain yang lo suka."

atau alasan-alasan profesi kayak "lo gamau nyoba masuk komunikasi aja? katanya mau jadi jurnalis"

atau alasan-asalan gengsi kayak "lo gamau nyoba milih FK, temen-temen belajar lo pada milih FK loh Han"

Dan berakhir dengan gue bikin esai di dalam kepala bahwa gue kekeuh masuk bio (meskipun kadang beneran ragu mau milih yang lain aja rasanya).

anyway, dari situ gue mengambil pelajaran bahwa seringkali banyak meragu membuatmu semakin yakin. Maka bagi gue mempertanyakan keyakinan itu wajar. Yang gak wajar kalau jawabannya gak dicari. Lah ngapa jadi filosofis.

Dan setelah keraguan itu, Alhamdulillah bisa masuk ke sini. Pun ternyata benar adanya bahwa ketika lo hidup di dalam mimpi lo, semuanya juga gak berjalan se-sempurna itu. Ada kalanya ketika di sini, gue merasa rumput tetangga lebih hijau. Tapi kembali ke awalan, bahwa gue mencintai tempat ini bahkan sebelum gue tau bentuk gedungnya kayak apa. Dan rasanya, bukan warna hijau rumput tetangga yang gue idamkan.

Masuk ke sini sebagai mahasiswa baru bagi gue adalah pengalaman yang menyenangkan: dipertemukan dengan teman seangkatan yang random tapi asik, dipertemukan dengan senior-senior yang menyambut kami dengan hangat, dibuka wawasannya tentang betapa luasnya ilmu biologi, diajak memereteli satu persatu perasaan-perasaan yang ada di sini (walaupun seringkali dengan pandangan miris, tapi dibalut rasa syukur dan bahagia), dan dikenali fasilitas penunjang perkuliahan bahkan sampai lab yang berada di alam :)

Alhamdulillah dikasih kesempatan merasakan tahun pertama di departemen yang menyenangkan ini.
:'D


Departemen yang anak-anaknya mayoritas perempuan, departemen yang kalau masuk sambil bawa sterofoam siap-siap aja malu sendiri (karena konservasi jiwa kami #ea), departemen yang meskipun mayoritas mahasiswanya perempuan tapi bisa diajak main ke hutan, departemen yang mahasiswa lelakinya sebagian lebih banyak bilang cantik ke hewan dari pada ke kaum hawa.

wkwk jadi pengen cerita pengalaman-pengalaman unik jadi maba di sini lanjut ke sesi 2 aja ya :')

Flamboyan
19 Juli 2016
Triana

No comments:

Post a Comment