Assaalamu'alaikum
HAI!
Abis banyak dapet energi positif pas lagi searching-searching buat tulisan #30daysblogproject ini HEHEW :3
Hari ini hari Jum'at maka kita akan masuk ke rubrik Tausiyah :D
These days, ngomongin masalah investasi adalah hal yang mulai lebih banyak dibahas. Terlebih ketika hidup di antara kakak-kakak yang udah berumur layak nikah, dan ortu yang sedang mikirin pensiun.(Dan gegara banyak temenan sama orang-orang yang mulai sedang memantaskan rekening buat nikah.) :D
Mungkin dulu gue cuman jadi pendengar. Lalu kini mulai diseret-seret buat ikutan. Gue sebenarnya gak begitu aware sama dunia perekonomian masa kini. Bahkan ketika sekeliling gue udah fasih bicara "mending lo invest di reksadana" gue beberapa minggu yang lalu baru nanya bokap apa itu reksadana..
(fyi, reksadana itu (sederhananya) adalah semacam lembaga yang isinya orang yang paham soal dunia perinvestasian. mereka bakal menawarkan paket-paket investasi yang udah disusun sebaik mungkin oleh si ahlinya.) (itu secara sederhananya banget wkwk, untuk lebih jelasnya silakan baca di google yang lebih ribetnya) (Gue cuman ngasih tau definisi gais)
Tapi ini bukan perkara yang mudah, setidaknya gue berpikir demikian.
Kenapa?
Karena dewasa ini, kita harus lebih selektif dalam berinvestasi.
Sebagai umat muslim tentunya kita mengenal larangan menarik riba. Riba memang pada ilmu fiqh dibagi-bagi lagi jenisnya, tapi gue akan mengambil contoh satu hal yaitu perihal perbungaan dalam hutang. Perbungaan yang gue maksud adalah ketika A meminjamkan 10ribu kepada B, dengan meminta uang itu kembali sebanyak 12ribu. Maka 2ribu itu termasuk riba.
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah…”
[Ar-Ruum/30: 39]
Investasi yang berkembang sekarang ini mungkin punya teknik-teknik yang lebih modern dari pada contoh di atas. Beberapa secara tersurat sebenarnya tidak jauh dari praktek pe-riba-an seperti misalnya obligasi. Investasi obligasi adalah pembelian surat hutang (dari penerbit surat) untung jangka menengah s.d. panjang, isinya adalah mengenai janji bahwa penerbit surat akan melunasi hutang beserta bunga-nya pada jangka waktu yang ditentukan. Simple-nya kayak lo nawarin diri buat ngasih uang (dihitung hutang) ke orang dengan perjanjian tertulis, dan pada waktu yg ditentukan orang itu harus bayar hutangnya plus bunganya.
Itu baru satu contoh yang tersurat. Jenis-jenis lainnya bisa jadi sebenernya sama tersuratnya atau bahkan bisa tersirat. Maka temen-temen di sini kalau memang kelak ingin investasi entah lewat emas, property, reksadana, saham, dan lain-lain coba yuk lebih jeli dalam menelaah dengan terlebih dahulu pelajari sistem investasi yang akan dipilih. Mumpung kita (kalau seumuran nih ya) masih muda dan masih punya waktu untuk belajar, baik belajar untuk mendapat ilmu maupun untuk menata hati :)
anyway, meskipun investasi masa kini kadang lekat dengan dunia pe-riba-an, sebagian orang kini telah menyusun sistem investasi berbasis syariah. Kayak obligasi syariah, reksadana syariah, bank syariah, dan sebagainya. Jika memang temen-temen tertarik, saran gue tetep coba pelajari baik-baik sistemnya dan tanya-tanya ke orang yang paham. Khawatir, tren syariah ini berakhir jadi kedok dan barang bisnis belaka. *Kalau udah pelajari bagi-bagi ilmunya ke Hana ya*
NAH sebagai muslim sebenernya ada loh cara investasi yang jauuuh lebih baik.
Bahkan Allah menjadi lewat Al-Qur'an ganjaran kebaikan yang luar biasa. Pernah denger ayat ini?
“Perumpaman orang-orang yang menafkahkan hartanya mereka di jalan Allah adalah serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah (terus-menerus) melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (karuniaNya) Lagi Maha Mengetahui.” ( Al-Baqarah 261 )
yap, investasi itu adalah sedekah :)
Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah bersabda: “Tidaklah sesuatu pemberian sedekah itu mengurangi banyaknya harta. Tidaklah Allah itu menambahkan seseorang akan sifat pengampunannya, melainkan ia akan bertambah pula kemuliaannya. Juga tidaklah seseorang itu merendahkan diri kerana mengharapkan keredhaan Allah, melainkan ia akan diangkat pula darjatnya oleh Allah ‘Azzawajalla.* (Hadits Riwayat Muslim)
Ma syaa Allah :)
Sedekah itu In syaa Allah baik untuk kehidupan dunia dan akhirat. Di dunia, dengan bersedekah kita dapat membantu kehidupan orang lain tanpa memberatkan mereka perihal hutang. Bayangkan jika suatu kota dipenuhi dengan orang-orang yang hatinya selalu rindu untuk bersedekah, betapa kota itu akan menjadi kota yang penduduknya harmonis karena kebiasaan saling tolong menolong dan makmur karena tak pernah luput memperhatikan saudaranya yang kekurangan. Keren euy
Di akhirat kelak para ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah:
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”
Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus Anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari no. 1897, 3666 dan Muslim no. 1027)
No comments:
Post a Comment