Friday, December 27, 2013

Jadi apa pilihan mu?

Lagi nunggu kapal penuh di puzzle pirates untuk SMH. Sambil nunggu akhirnya main game facebook... bosan main game facebook, akhirnya memutuskan untuk buka blognya pandji. Sejak mengenal buku nasional.is.me gue memang agak terpengaruh dengan sosok yang satu ini. Gue pun membaca buku "Merdeka Dalam Bercanda" yang gue gatau awalnya isinya apa.. dan taunya tentang Stand Up Comedy. Dan setelah membaca buku itu, gue mulai paham apa maksud di balik Stand Up Comedy, ketika 'melucu' memiliki maksud untuk mengkritisi sesuatu. Ketika opini disisipkan dalam bit-bit yang mengundang tawa, sekaligus membuka mata. Sejak itu pula gue rajin mantengin kompas TV untuk nonton acara SUCI (Kompetisi stand up) dengan pemahaman baru.
Walaupun ada juga sih komika yang belum mencapai tujuan yang gue sebutkan di atas. Ya bagaimana pun seni sejenis ini kan baru berkembang.. mungkin lagi naik daun dan maka dari karena itu banyak orang yang lagi berusaha mendalaminya. Anyway, bukan itu yang mau gue bicarain... Tapi 1 lagi deh, I suggest you kalau emang abis ini kalian jadi menggebu-gebu menonton stand up comedy, jangan nonton dengan ekspetasi bakal ketawa atau bakal terbuka matanya. Nonton dengan niat untuk menikmati akan terasa lebih nikmat :) Yaa itu saran ajasih, belum dikaji secara lebih imiah :p

Dan kapal di puzzle pirates belom penuh-_-

Setelah buku tersebut keluar, akhirnya buku Berani Mengubah pun keluar, dan berhasil meyakinkan hati ini untuk bercita-cita supaya Indonesia bisa lebih baik di masa mendatang.

Dan setelah berbulan-bulan gak mantengin blog tersebut, tadi akhirnya gue mengakses juga.

Pas banget, kemaren gue baru aja nanyain program "turun tangan" Anies Baswedan ke ayah, dan tadi pas gue buka blognya Pandji, yang keluar berhubugan dengan beliau. Maka gue akhirnya sibuk nge-kepo-in siapa beliau ini. Duh gue memang bukan berniat untuk promosi capres, tapi gue tersentuh dengan tulisan yang ada di sini

I realized

Selama ini, ketika berbicara mengenai politik dan pemerintahan, maka image yang keluar di kepala saya adalah hal-hal yang cenderung negatif (ada pula yang positif, mungkin) seperti korupsi, orang-orang yang dikontrol, pencitraan, dan sebagainya. Saya memang selalu diajarkan ibu untuk tidak "menyalahkan" semua hal kepada pemeritah, tapi tak jarang saya mendengar orang-orang berkata "Iya, pemerintah harusnya blabla" atau "Pemerintah sekarang sih blabla coba blabla". Akhinya banyak issue yang beredar ke arah negatif. Lalu membuat saya, dan mungkin orang-orang lain menutup diri dari keinginan untuk terlibat lebih jauh dari sekedar menonton pertunjukkan politik negeri ini.

Dari membaca hal di atas, saya sadar, citra pemerintah, atau hal-hal yang berhubungan dengan politik di negeri ini mungkin memang sudah "kotor", tapi apa perlu tambah diperkotor? atau justru lebih baik diperbaharui? 

Dari pertanyaan tersebut, nampaknya kita punya pilihan. 

Negeri yang indah ini memang menghadapi banyak tantangan dan masalah, tapi apakah kita perlu memadamkan mimpi-mimpi masa depan? atau justru mewujudkannya?

Mungkin terlalu dini bagi saya untuk menulis hal-hal seperti ini. Entahlah. Setidaknya saya punya hak kan untuk menyuarakan apa yang ada di benak saya?

Jadi apa pilihan mu?

-Triana

anyway, Puzzle piratesnya ke log out karena inncativity :( udah nunggu berjam-jam untuk SMH padahal...

Tuesday, December 24, 2013

Belajar Hewan #2: Himantopus leucocephalus

HELLA!

Kembali lagi bersama online birdwatcher: Triana!

Hari ini setelah april lalu kita belajar tentang jalak bali sekaraaaang kita belajar tentaang: Himantopus leucocephalus YEAY!


Nama sininya adalah Gagang-bayam Timur. Tapi entahlah itu sekedar nama wikipedianya atau nama aslinya.. Awalnya gue kira dia burung bule gitu jadi tinggalnya di luar negeri.. ternyata dia juga suka main ke sini HEHE kalau nama bulenya adalah White headed stilt. Nah untuk habitat aslinya di Indonesia atau bukan itu gue belom tau, tapi salah satu tempat singgahnya ketika si burung lucu ini bermigrasi adalah Indonesia. Salah satunya di daerah Timur yaitu Papua. Tapi ada juga sumber yang bilang bahwa burung ini dapat ditemukan pula di Jawa dan pulau-pulau lainnya. 

*hening sebentar*

Anyway! Gue balik dari abis baca sumber lain :p burung ini ternyata juga melintasi Sumatera dalam masa migrasinya. Jadi dengan melihat morfologinya yang mempunya paruh panjang menjarum dan kaki panjang, kita dapat menarik kesimpulan bahwa ia adalah pemakan hewan aquatik. Nah, dan karena ia juga bermigrasi maka kita dapat menyimpulkan bahwa burung ini termasuk migratory shorebird  atau burung pantai migran #Hore! Dengan tubuh monochrome dan kaki bewarna merah jambu, serta iris yang bewarna merah, dia keliatan elegan tapi cute gitu.

Burung ini kini telah masuk ke kategori LC (Least Concern) Di IUCN redlist. Itu berarti dia ada di kategori paling awal (kalau di wikipedia sih keliatannya gitu hihi). Padahal keberadaan burung ini di Indonesia termasuk baru teridentifikasi. Sebenernya ada macam-macam jenis Gagang Bayam dan diperkirakan totalnya ada 7, tapi yang keliatan di Indonesia cuman 2 yaitu Gagang Bayam Timur dan Gagang Bayam Belang.

Nah itu dia tentang Gagang-Bayam Timur!

Sampai jumpa di Belajar Hewan episode 3!
-Triana



sumber gambar: Wikipedia
Sumber:
id.wikipedia
http://omkicau.com
http://www.insidesumatera.com
http://bio.undip.ac.id

Monday, December 23, 2013

Feel the tension, get the glory!

TADAAA

Liburan telah menghampiriku dengan riang.
Nilai raport gimana han? hehe intinya hana ingin jauh jauh jauh lebih baik di semester depan.. semoga bukan keinginan semata :') yeay! YOIH teman-teman jangan bersedih dan berduka, fluktuasi nilai hendaknya kita hadapi dengan semangat yang lebih besar untuk menghadapi semester berikutnya! HAMASAH!

.......

*lalu nangis dipojokan*

Gakdeng.

NAH, anyway kemaren baru aja ada claster di 28. Semacam class meeting gitu, tapi yang ngebedain adalah: Heboh. mungkin jalan raya ragunan udah pengang dibuatnya :')

orang bilang picture worth 1000 words, dari pada gue bingung merangkai kata mending liat foto.. ye gak?













YEAY!

SELAMAT LIBURAN!

-Triana

Sunday, December 15, 2013

Sebuah identitas

dialog dalam 1 raga manusia.

A: "Sebenarnya siapa diri ku?"

B: "Kamu adalah kita. Ini keduapuluh lima kalinya aku menjawab pertanyaan yang sama."

A: "Sebenarnya siapa diri ku?"

B: "Kamu adalah kita. dua puluh enam."

A: "Sebenarnya siapa diri ku?"

B: "Kamu adalah kita. Dua puluh tujuh. Dan aku tahu engkau mengajukan dua pertanyaan terakhir hanya untuk menggenapkan angka ke dua puluh tujuh, karena engkau menyukainya."

A: "Kamu tahu karena kamu adalah aku. Dan itu berarti mengganjilkan. 27 angka ganjil kan?"

B: "Nah! kini kamu sudah benar-benar paham bahwa diri mu adalah kita?"

A: "Aku paham itu. Bahkan terkadang "kita" yang kau maksud bisa berarti 4 suara dengan nada yang berbeda. Ah sudahlah, membahas itu mungkin membuat pembaca merasa muak. Yang aku tanyakan adalah, apakah aku telah menyandang identitas diri ku sendiri?"

B: "Memangnya kamu merasa sedang menyandang identitas siapa?"

A: "Entah. Aku hanya merasa tak singkron."

B: "Sepertinya susunan DNA mu masih sama seperti yang dulu"

A: "Ya, dan golongan darah ku masih A. Bisakah kau serius?"

B: "Ya, ya, apa tadi kamu bilang.. identitas? Namamu masih berawalan huruf T. Maaf, maksud ku nama kita. Hemm dan sama seperti tahun-tahun yang lewat, pikiran kita juga sering ramai dengan banyak hal.. tak banyak yang berubah.. selain rutinitas dan ya.. waktu yang berkurang bagi kita untuk bertemu karena banyak hal eksternal yang mungkin bagi diri kita lebih penting?"

A: " Bukan itu maksud ku.. ayolah, siapa diri kita sebenarnya?"

B: "Kau hanya mengubah satu kata dari pertanyaan mu yang berulang-ulang. Baiklah, mari berpikir lebih keras. Kamu adalah seorang manusia, wanita, ... apa lagi ya?"

A: "Tunggu! Kau benar.. keterangan-keterangan lainnya hanyalah sesaat atau hanyalah formalitas. Apa lagi?"

B: "Hey A! Kau seorang muslim! iya kau seorang muslim! itu jawaban yang tidak sesaat dan tidak formalitas."

A: "Ada benarnya juga.. jadi jika disimpulkan, identitas ku yang sesungguhnya dan sepanjang masa adalah bahwa aku manusia, wanita, dan muslim. Tidak tidak.. itu bisa diefektifkan dengan 1 kata kan ya? Aku adalah seorang muslimah! Bagaimana B? Apakah engkau setuju?"

B: "Ya baiklah, aku memang sering tak sependapat dengan mu. Tapi dalam hal ini aku sangat setuju."

A: "Tapi B.. Identitas sebagai muslimah terdengar sangatlah berat.. sementara sifat-sifat dan kebiasaan-kebiasaan ku mungkin tak cocok mendampingi."

B: "Lalu menurut mu, apakah kita bisa menjadi diri kita dengan identitas yang baru kita temukan?"

A: "Entahlah, itu yang sedang aku pikirkan."

B: "Lucu ya ketika kita sebagai pikiran ceritanya sedang berpikir. Tapi sebentar, memangnya apa yang salah dengan sifat-sifat kita yang telah ada?"

A: "Tak tahu..."

B: "Bukannya seharusnya identitas kita sebagai muslimah tidak mengekang kita untuk berekspresi, kritis, dan kreatif? Justru menurutku muslimah sejati adalah ia yang bisa tetap menjadi dirinya dengan tetap memperhatikan rambu-rambu.."

A : "Meskipun kita cerewet dan terbuka? Meskipun pakaian kita belum sempurna syar'i? Meskipun kita kadang sangat aktif?"

B: "Aku gak sudi juga bilang bahwa itu "enggak apa-apa" apalagi untuk pertanyaan mu nomor dua. Tentu saja melakukan segala sesuatu sesuai dengan aturan agama islam adalah hal pertama yang harus kau junjung tinggi. Itu adalah sesuatu yang harus diubah. Seharusnya sih, secepat mungkin dan seharusnya sih "butuh proses" bukanlah suatu alasan untuk pergi dari kenyataan. Untuk pertanyaan nomor 1, tak ada salahnya.. selama engkau memanfaatkannya untuk kebaikan. Nomor 3 pun seperti itu."

A: "Iyasih, aku juga pengennya berubah.."

B: "Kan udah aku bilang, kita itu sama..."

A: "Tapi kata-kata mu seolah-olah kau sudah mengalami semuanya.. padahal kita sama-sama sedang mencari jalan keluar."

B: "Sejujurnya aku sedang berbicara pada diri kita, supaya kita cepet sadar."

A: "Semacam self-motivating?"

B: "Mungkin."

A: "Lalu, dengan identitas ku sebagai muslimah, dan sifat ku yang tetap seperti ini.. aku harus apa?"

B: "Muslimah harus apa?"

A: "Tadi kata mu taat..?"

B: "Ya, lalu?"

A: "Hem.. ya pokoknya gitu.. jadi perempuan yang senantiasan mencari ridha-Nya,  bisa menjaga diri selagi mengembangkan diri.. terus juga selalu mengisi hati dengan kedamaian dan memberikan kedamain pada sekitarnya?"

B: "Ya, itu.. itu yang kita tahu A.. kita pun perlu banyak belajar"

A: "Ya, benar B, kita harus banyak belajar. Aku rasa pencarian identitas ini membuka sebuah pintu baru."

B: "Dan dibalik pintu itu?"

A: "Jalan yang sangaaaat panjang"

B: "Mungkin agar kita tidak berhenti menyusuri jalan itu untuk belajar bagaimana menjalani hidup dengan identitas ini?"

A: "Mungkin. Ah aku sebenarnya tidak terlalu suka kata-kata mungkin sejak masuk SMA. Tapi aku sungguh hanya tahu sedikit tentang masalah ini. Tapi bagi ku ini penting"

B: "Bismillahirrahmanirrahim. Baiklah A, sudah terlalu panjang percakapan kita.. sebaiknya kita sekarang kembali menyatu.. semoga diri kita bisa menjalani hidup dengan kesadaran baru."



-Triana

*terinspirasi dari halaqah yang diikuti Jum'at 13 Desember. Aku baru sadar, dan baru sedikit yang ku tahu. 

Monday, December 9, 2013

Dunia dan Sandiwara

Kadang aku hanya ingin di sini.
Hanyut bersama dunia ku yang menyenangkan.

Sungguh menyenangkan.

Kamu mau datang berkunjung?

Akan aku jamu dirimu dengan sebungkus kue kering dan segelas teh susu.

Lalu kita akan berbincang hingga pagi soal dunia ku.
Soal musik yang ku suka.
Soal novel-novel sastra yang menghiasi lemari di pojok ruang.
Soal mimpi-mimpi ku.
Soal bagaimana aku melihat hidup.

Jika memang sebungkus kue kering dan segelas teh susu kurang bagi mu, mungkin kita bisa bersama-sama mengendap menuju dapur. Mengambil semua isi kulkas dan menutupnya dengan kain gorden jendela ruang tamu. Tidak akan ada yang tahu. Sudah ku bilang, ini dunia ku.

Tapi sungguh, kewarasan mengajak ku mengerti. Bahwa dunia yang aku rasakan dengan panca indera memang tak akan serupa dengan dunia yang aku namakan sebagai "dunia ku". Jiwa-jiwa yang terbungkus epidermis di luar sana mungkin tak akan mau mengambil pusing tentang alam imaji ku yang abstrak. Dan aku harus pula mengambil peran dalam sandiwara kehidupan. Berpura-pura sebagai orang lain dihadapan orang-orang yang berpura-pura sebagai dirinya.

Namun jika esok lusa kau merasakan hal yang sama dengan ku. Ketika kau bosan dengan panggung sandiwara dan merindu kehangatan dapur rumah mu. Maka jangan segan untuk mengambil kunci rumah dibalik keset depan pintu.

Barang kali secarik undangan bisa kau kirim pula untuk ku?

 Dengan senang hati, aku ingin melihat mu tanpa polesan wajah seperti dipanggung itu.

Tapi ingat teman, jangan sampai kau terlena. Ingat teman kita Cinderella yang hanya mendapat jatah hingga tengah malam? Mungkin pula jatah kita tak akan lama untuk menikmati dunia kita masing-masing.

Karena selama tulang dan daging membuat mu terlihat seperti manusia, selama itu pula kau dituntut untuk bertindak sesuai dengan peranan. Rasa nyaman mungkin tak kau dapatkan. Tapi siapa bilang engkau tercipta untuk berkubang dalam perasaan nyaman?



-triana