Wednesday, December 30, 2015

#Haiku-menyesal

 Janji tak ada
Dalam realita
Hati sibuk berdurja

Thursday, November 26, 2015

Lama tak ngeblog

23.50

Assalamu'alaikum

Lama tak ngeblog bukan berarti lama gamau ngeblog :)

Hai
Hidup akhir-akhir ini begitu berbeda
ya bayangin lah transformasi anak 3 SMA yang dikasih libur 3 bulan terus jadi MABA
anak yang tadinya kerjanya cuman rumah-bimbel-rumah, jadi kosan-kampus-kosan
anak yang tadinya cuman menyuarakan pikiran dan kejayusannya ke temen satu geng belajar, jadi tetiba banyak teman baru
anak yang selama beberapa bulan masih sempet leyeh-leyeh main game, jadi begini wakakak

Kuliah emang luar biasa
Sekarang Hana yang harus biasa kuliah :))

Ada banyak cerita sih gengs
Tapi ku tak kuasa mengatakannya di sini
:')

Dadah
-Triana

Friday, November 6, 2015

#Prosa - Pertunjukan Mimpi



Dari jam biru
Ku lihat pertunjukan mimpi
Laga yang bagus di sela kabut

Aku menontonnya sambil mendongak
Sebuah kisah klise, hidup yang sempurna
Yang memperdengarkan ketulian
Dan kemuliaan yang keterlaluan
Bahwa dengan ilmu kau kan begitu berkilau

Sementara di hadapanku
Jutaan rakyat satu persatu menggigil
Memanggil-manggil putra-putri negeri
Yang dulu atas nama bangsanya berjanji
Tak kan biarkan kesusahan menimpa bumi pertiwi

Mimpimu yang terlalu tinggi
Atau aku yang ada dalam kekerdilan
Jika bau ikan dan becekan memenuhi rongga hidung
Tapi leherku pegal menatap layarmu yang mengkilap

Mimpimu yang terlalu jauh
Atau aku yang jalan di tempat
Jika yang tiap hari ku dengar
Adalah lantunan keluh dan kesah
Tentang mengundur tenggat hutang di warung sebelah
Sementara engkau sibuk menghitung jumlah gelar

Mimpimu yang begitu lugu
Atau aku yang sebenarnya tak lebih baik dari anak TK
Jika yang ku lihat adalah gambaran desa yang tak terjamah
Di bawah dua kaki gunung dan petak sawah
Sementara engkau membangun kastel dari kuntum bunga bank

Sungguh menyenangkan
Menyaksikan pertunjukan mimpi
Menertawai kerasnya nasib
Dan masa lalu yang dibodohi
Oleh idealisme-idealisme omong kosong
Di sela obrol dan kulit kuaci

Sudah tenanglah
Tak perlu kata maaf kawan,
Kamu sudah tepat janji
Kamu abdikan diri membangun negeri
Sayang, negeri itu bersarang dalam dadamu sendiri


 *** 
Dibuat untuk meramaikan sayembara puisi tingkat fakultas. Alhamdulillah masih harus banyak belajar :)

-triana

Sunday, June 7, 2015

Akhirnya lulus.

Assalamu'alaikum.

Memasuki waktu remaja bagian sudah lulus SMA tapi belum resmi jadi MABA.
Di sinilah aku berada.

Lama tak ngeblog bukan berarti lama tak berpikir untuk ngeblog. Waktu membuatnya menjadi semakin kompleks, karena 1. Semakin sulit menemukan waktu ngeblog (waktu di mana gue pengen, dan internet ada, sedang beririsan di sebuah diagram venn 2. semakin banyak pertimbangan ngeblog.

Seringnya sih punya banyak ide liar dalam kepala yang mau dituangin. Terus dengan sikap sok sudah bukan anak labil, berusah nyimpen dulu biar dikonsep. (((Abis itu lupa, dan gak jadi dikonsep, dan gajadi ngeblog))) Hari ini aku datang dengan sedikit konsep dan ke-random-an tengah malam yang asik. Hai aku Hana, kini 18 tahun.

Ada banyak hal sih yang bisa diceritain, tapi malah bingung mau mulai dari mana. Anyway setelah cerita selama 3 tahun mengenai anak SMA yang pas tahun pertama sering benci sekolah, tahun kedua trapped di kelas ambis, dan tahun ketiga sering ragu sama jurusan yang dia mau, akhirnya pemirsah, Alhamdulillah doi lulus. Katakan YEAY!

Alhamdulillah diriku sudah lulus dari sekolah yang sering ku anggap menyebalkan,  tapi penuh hikmah. Yang kadang jadi bahan kebencian tapi sering menuhin hati dengan rasa cinta. Gitu emang, kontradiktif tapi tidak fiktif.

Kata orang masa SMA adalah masa paling indah, itu belum bisa gue uji secara ilmiah. Karena gue belom ngerasain masa setelahnya. Kalau diri gue yang dulu sih sukanya nanya "Di mana bagian indahnya?" (((Tapi sering juga kena euforia keindahan SMA, dasar anak muda))). Tapi setelah gue telaah lebih jauh, mungkin indahnya justru bukan di mana gue senang-senang dengan senang. Tapi di mana gue senang karena berjuang. Hikmahnya itu loh, kebersamaannya itu loh, keringat saat push-up ratusan itu loh ((lah yang diinget beginian)), nilai di atas KKM yang didapatkan dengan perjuangan ituloh, mungkin yang bakal gue bilang sebagai masa-masa indah.

Mungkin.

Selamat datang kehidupan kampus yang pasti lebih keras,
Selamat berjuang hati yang harus lebih tabah
Selamat menghadapi tantangan baru yang lebih hits wahai diri yang emang fitrahnya harus terus ditempa

4 tahun lagi, gue gatau sih blogger bakal kayak gimana, mungkin akhirnya gue bisa menulis cerita baru tentang pengalaman gue hingga akhirnya mendapat gelar S.Si

Iya, aku kini anak Biologi*

:)

Triana.
*belom resmi, kan aku bilang belum MABA. #yaudah #sih #Han #gausah #ngegas

Sunday, April 26, 2015

keresahan

Assalamu'alaikum,
apa kabar manusia yang masih diberikan nikmat internet sama yang Maha Pengasih?

April emang menyuguhkan tantangannya sendiri. Mulai dari panik UN, pasrah UN, UN, sampai kini ku sedang intensif SBMPTN.

Dan bentar lagi ku (dan kamu, bilamana kamu juga anak kelas tiga) akan resmi jadi anak baru lulus.

udah mikir mau lanjutin apa? (pasti sebagian besar udah kan? :))

sebagian besar anak kelas tiga dalam lingkup pergaulan gue memilih untuk melanjutkan pendidikan ke universitas, dengan beragam pilihan universitas, fakultas, dan jurusan, dan tentunya dengan alasan yang beragam.

terlebih gue ikut intensif untuk tes seleksi di salah satu bimbel paling hits di kawasan Cilandak, yang berarti penuh dengan anak-anak dengan motivasi yang sama: mau masuk PTN yang dituju.

eng..

terus..

kenapa?

wkwk


Gapapa sih, gue juga nulis ini karena dipaksa sama diri gue buat nulis dan gak punya topik mau nulis apa hihi. Tapi anyway gue seneng ngedenger rencana teman-teman gue. Karena guenya sendiri juga suka bikin rencana (dan inginnya senang pula mewujudkannya). Tapi kadang sejujurnya suka bingung juga kalau ngedenger cerita orang-orang yang mau masuk suatu pilihan fakultas atau jurusan, tapi di dalam uraiannya gue tidak menemukan sebuah keresahan.

Coba tanya kenapa keresahan itu penting. Kalau gue boleh jawab (dan dikasih waktu mikir dulu buat jawab) karena gue merasa keresahan membuat kita tetap 'hidup dan bergerak'. Dengan punya keresahan, kita punya motivasi untuk memperbaiki hal-hal meresahkan itu. Dan itu keren.

Emang sih, punya keresahan itu bukan merupakan tolak ukur pantas atau tidaknya seseorang memilih suatu jurusan. Ada pula orang yang emang passionate untuk masuk jurusan itu, atau karena prospek karier dan keuangannya cocok untuk menghidupi cita-citanya kelak. Tapi gak ada salahnya kan kalau kita mulai cari keresahan-keresahan yang mampu ngebuat kita on fire ketika kelak mengeksplorasi dan mengaplikasikan ilmu?

misalnya:
"gue ngerasa mentalitas anak-anak Indonesia masih harus diperbaiki lagi. Gue harus semangat buat masuk psikologi!"

atau

"Indonesia tuh masih kacau di mata dunia. Gue harus bisa menjembatani Indonesia dengan negara luar. Semangat HI!"

atau

"Gue yakin alam dan manusia seharusnya bisa hidup berdampingan. Kalau alam terus-terusan dirusakin, ekosistem bakal mati, dan ujung-ujungnya kita (atau anak cucu kita) yang bakal menderita. Biologi, aku datang."

yang terakhir itu contoh nyata.
AHAHA

Gue percaya kok, kebanyakan orang di lingkaran pergaulan gue sudah tahu keresahannya. Dan dari sini gue berharap kelak kita bisa mengubah semua yang meresahkan itu menjadi sesuatu yang menyenangkan. Biar bisa ngebenahin keresahan lain :p

Gue akan sangat senang mendengar bagaimana keresahan kalian, dan rencana-rencana kerennya :) ku tunggu pesan kalian

selamat pagi!
Triana

Friday, April 24, 2015

Momentum Ujian Nasional

Assalamu'alaikum

gaes, sekarang tanggal 18 April dan sedari pagi ku gabut

(((PADAHAL SBMPTN 2 BULAN LAGI)))

Sebelum gue cerita yang berhubungan sama judul mau cerita dulu kalau dari pagi gue cuman beres-beres, pergi ke lapangan (ceritanya janjian sama dedek ekskur, pas gue dateng udh pada bubar
:( *kesannya ditinggal* *padahal gue yang kesiangan*), gatau mau ngapain, makan pempek, ngiterin gramed penville, beli makanan, makan, nyatet 1 materi MTK lalu ngantuk, makan, main game, makan, main game, pengen produktif, sebatas pengen produktif, masih pengen produktif, end up writing here dan entah akan produktif atau tidak.

Waks,

Ya jadi 3 hari yang lalu adalah hari terakhir ku gabung KBM di SMA Negeri 7 dikali 4 tercinta. EH gaboleh bohong ya? tercinta gak ya? ya? ya? ya? tercinta kok kalau lagi baik.

Sejujurnya gue gak sedih-sedih amat. Gue juga bingung dan kurang ngeh kalau temen-temen gue udah dengan siap mental nyiapin seabrek kenangan SMA: foto-foto di depan gapura, jalan-jalan sama temen-temen deket, makin semangat belajar untuk nunjukin yang terbaik buat almamater, dan lain-lain. while gue... masih biasa-biasa aja. Gue tahu kok, di masa depan gue mungkin akan menyesal tidak memanfaatkan momen-momen terakhir supaya gampang diinget.. Tapi lebih greget kan kalau apa yang mesti diinget bisa diinget secara alamiah. #lah #banyak #gaya #lu #Han

Bagi gue masa SMA versi diri ku sangat unik. Jauh dari gambaran sinema waks. Tapi ku suka, ku senang, ku syukur, karena walaupun sekolah ku bukan sekolah yang sempurna untuk sebuah masa muda, tapi ya...

...udah terlanjur nyebur di sini 3 tahun. d a n  a k u  s u r v i v e #happy

nyeritain bagaimana masa SMA Triana mungkin akan makan banyak kata. jadi yuk kita masuk topik sesuai judul

***
UJIAN NASIONAL...

... adalah 2 kata yang bisa bikin gregetan.

"Gue jadi takut UN..." Ujar Triana kepada teman sebangkunya

"Sebenernya kenapa harus takut UN ya? orang gak nentuin kelulusan.. tapi pengen keterima SNMPTN..." Ujar Triana pada hatinya

Ketika kamu tiba-tiba penuh dilema "UN kan udah gak nentuin kelulusan, gue belajar buat SBMPTN aja apa ya? Tapi kan bisa ngaruh ke undangan jadi gue tetep harus fokus UN! Tapi SBMPTN tuh butuh belajar lebih, kalau gue fokus UN kapan gue belajar SBM????" lalu dunia hening. Hanya ada kamu, dilema, dan dan buku-buku pelajaran yan tak kunjung tersentuh.

itu sih konflik batin aku.

Yap seperti ilustrasi batin di atas, UN emang udah gak nentuin kelulusan. Yang nentuin kelulusan sekolah. Tapi tetep aja, hari-hari menjelang UN membuat ku lebih gelisah. Kabarnya nilai UN dipakai buat pertimbangan SNMPTN. Begitu menggiurkan, sehingga bisa bikin seorang Triana nerfeus pisan. Tapi nerfeusnya sebatas H-3 hari. Sisanya mah agak lebih ke pasrah.

Hari pertama UN, pelajaran Bahasa Indonesia dan Kimia. Ku suka soal bahasa Indonesianya HEHE, soalnya banyak kutipan sastra. Terus gue sempet ngantuk gitu kan.... jadi tidur aja. Terus disamperin sama pengawas HAHAHA dikira gue kenapa-kenapa. Ujian Bahasa Indonesia menurut gue yang paling standar try out...  Begitu masuk ke kimia mulai deh keliatan betapa menantangnya UN tahun ini. Soal analisanya lumayan mantap, dari sini gue mulai paham kalau UN tahun ini punya standar yang lebih cakep dari sebelumnya (fyi, UN tahun lalu juga tingkat kesulitannya udah cukup tinggi (in my opinio yap)).

Hari kedua terbitlah matematika dan biologi,
matematika adalah pelajaran di mana ku paling lemah. Sebenernya gue sudah mencoba berlatih untuk berenang di lautan angka ini, tapi sayang ombak UN pun begitu kuat menghantam. Pas lagi ngerjain matematika rasanya mau bilang ke adek 2016 "Dek belajar yang bener ya buat UN :' jangan kayak kakak.. ntar kayak gini." Sebenernya gue sudah mengkondisikan diri gue senyaman mungkin dengan MTK, dan di awal gue sangat percaya diri. Begitu secara sadar tau bahwa waktunya tinggal dikit... mulai deh panik. Dan mulai sadar soalnya ada yang syusah. Dan pas panik gitu soal gampang jadi ga nemu jawabannya. Padahal sengaja dikerjain di akhir-akhir. Itulah dampak diskriminasi soal. Adik-adik, lain kali sebaiknya kalian jangan meremehkan kaum soal gampang, nanti mereka ngambek kayak pas aku itung.

btw, sebagai kritik untuk sang pembuat soal gue mau curhat nih. Ada soal vektor dengan nilai i j dan k lengkap beserta (kalau gak salah) panjang vektornya. semuanya udah dalam bentuk angka. dan tetiba kita disuruh nyari nilai P. Maafin saya ya pak/bu, tapi soal ini bikin saya sebel karena gak tau P itu ada di mana. Sesungguhnya yang terjadi pada gue mungkin tidak begitu naas, tapi kalau di bumi pertiwi ini ada seorang pria/wanita yang keahliannya adalah di bidang vektor menyektor, lalu dengan kerja keras ia mencari nilai P yan padahal fiksi itu... kan kasian... waktunya yang berharga.

Tapi sudahal. Gue akui soal matematika juga naik kelas, hitungan dimensi 3 nya amboi mantap! belum lagi soal Ica tiup balon dan peluang penjaga gawang yang bahkan gue belum coba-coba mau pakai rumus apa. Ya begitulah, matematika.

Lalu biologi
Pelajaran yang gue paling suka. Dan tadaa! Biologi juga ada analisanya! dan pertanyaan teorinya juga mantap! Tapi yha mau gimana lagi, semua sudah terjadi dan usai ujian jawabannya bisa dicek langsung di buku, dan bisa seketika bikin sakit hati.

besoknya bahasa inggris dan fisika,
gue akui gue sudah mulai loyo. Bagaimana tidak ketika gue ketiduran di satu soal listening -_- Waktu gue ketiduran gue rasanya masih dengerin listening tapi kok ceritanya absurd banget... ternyata itu igauan gue yang masih satu tema sama materi listening.. ngerti gak lo? kayak pikiran yang ngawang gitu.. lucu banget dah :( pas baca soalnya gaada jawaban yang nyambung :(

pas gue ketiduran temen gue katanya panik gitu... pengawas juga sempet hendak nyamperin, tp pas dia mau nyampe gue udah manggut-manggut sok sedang memahami materi listening. padahal gue baru melek. gue akui itu acting yang cukup sukses.

selebihnya gue dengan senang sekaligus agak gundah mengakui bahwa soal UN bahasa inggris tahun ini juga lebih mantap. text yang dipake lebih keinggris-inggrisan gitu deh (ya ngerti kan?? AHAHA). Yak dan sepanjang ujian Bahasa Inggris, gue masih mikir apakah tebakan jawaban gue di 1 soal listening itu benar atau tidak.

Selanjutnya fisika,
dan dengan fantastisnya, ini soal UN yang paling lancar dikerjain (menurut teman-teman satu sekolah w) (menurut gue pribadi juga sih, tapi tetep mantap). mungkin karena SKLnya dikupas tuntas sesuai UN? Bah! walaupun begitu UN juga menyuguhkan kejutan tersendiri berupa soal lensa yang matematikanya mantap (dan ternyata berakomodasi...(pantesan awalnya gak nemu2)) serta soal grafik RLC yang entah dari planet mana dia tetiba datang (kalau gak karena direview sama teman ku yang penyayang, aku lupa dan entah daya analisa ku sampai atau tidak)), dan soal-soal lain, dan gambar orang main ski.

btw, ada banyak kecewa dan syukur sih dalam UN tahun ini. Syukur karena standar UN Indonesia udah mulai selangkah lebih analitis, sistem yang masuk akal, LJK yang berkualitas. Tapi sedih karena ada soal matematika yang P tadi, ada soal fisika yang gak ada jawabannya (kata orang-orang), dan soal yang bocornya menyiksa jiwa. Menyiksa karena gampang banget diakses. Walaupun gak berniat ngakses gampang banget nyebar di udara. Dan udara adalah medium di mana suara merambat. Dan organ penginderaan kita susah untuk bisa nyeleksi mana yang diproses ke otak mana yang tidak. Duar.

Dilematis kan?

Menurut kalian, gimana UN tahun ini? dan

Saturday, March 7, 2015

kisah kelas tiga

Assalamu'alaikum.

Gue sedang akan memasuki pekan Ujian Sekolah. Sebuah ujian yang akan menentukan kelulusan setelah 2 tahun lebih banyak bulan bersekolah di SMA.

Hihi

Geli juga sih ngeliat keadaan diri sendiri dan lingkungan akhir-akhir ini. Ketika kini sudah mulai sadar bahwa belajar itu penting dan tidak mengenal tempat, waktu, dan terlebih ego. Ketika jam gabut pun orang-orang pada nunduk ngerjain soal, ketika diskusi-diskusi di tempat bimbel semakin ramai, ketika percakapan dibumbui dengan "Eh materi ini gimana sih?" atau "eh bro, ajarin nomor ini dong". Dari ucapan-ucapan optimis seperti "Semangat! Demi FK!" sampai ungkapan kelelahan "Aduh gak kuat lagi gue".

Jujur, gue sebenernya kurang setuju dengan sikap gue sendiri yang inginnya berkutat dengan akademis melulu. Ketika (menurut gue) seorang anak berumur 18 harusnya juga mengembangkan dirinya di bidang-bidang lain selain akademis. Ya sebagai anak berumur segini harusnya (gue) bisa lebih melek lagi sama hal-hal lain, apakek, olahraga kek, politik, belajar masak, main trivia quiz, posting blog rutin, dan lain-lain. Tapi ya gimana, dalam keadaan kayak gini kayaknya keinginan-keinginan yang penuh idealisme harus minggir sebentar, membuka jalan untuk langkah yang harus lebih lebar.

Tapi seiring waktu, walaupun ini belum masuk masa-masa intensif, gue ngerasa sistem kayak gini gak salah-salah amat. Anggapan bahwa fokus akademis hanya akan membuat gue jadi nerd (walaupun aku suka sih sisi baik dari nerd) ternyata gak sepenuhnya kayak gitu. Pola belajar anak kelas 3 SMA sepertinya punya sisi baik juga dalam pendewasaan, gue jadi seneng ngedenger temen gue cerita tentang jadwal belajarnya which menggambarkan kemampuan manajemen waktu yang semakin keren, gue juga seneng ngedenger semangat temen-temen gue yang penuh dengan cita-cita mulia yang sekaligus menggambarkan bahwa self-motivation nya udah berkembang banget, gue juga jadi seneng bahwa Indonesia punya harapan dengan punya anak-anak kelas 3 yang berdaya juang hebat (kali aja di masa depan kita jadi tulang punggung bangsa yang gak bosen kerja keras).

Dan gue pun sadar kalau ternyata sekolah di sekolahan yang persaingannya ketat emang kadang bikin sakit hati dan bikin ngerasa mulai sakit jiwa (walaupun ini berlebihan), tapi sekaligus membuka mata gue akan kedewasaan sahabat-sahabat gue yang calon orang hebat. Yang secara sadar membuat gue mengerti bahwa gue harus juga bisa mengikuti jejak mereka. 

Saling mendo'akan ya, untuk bisa kasih yang terbaik untuk diri kita pribadi sebagai umat beragama, untuk orang tua, keluarga, dan almamater. 

Selamat berjuang calon-calon orang hebat!
Selamat berjuang siswa-siswi kelas XII angkatan 2015!

Triana

Friday, February 20, 2015

18

aku kini berumur delapan belas
satu garis dan 2 buah lingkaran.

dan hari ini hari ulang tahun katanya,
ketika posisi bumi sedang dalam tempat yang sama dengan hari kita lahir. meski tidak ada yang menjamin bahwa hal itu presisi.

istimewa?

buat ku iya. Bukan karena hari ini adalah hari 'lahir', dan karena semua orang menyanyikan lagu yang sama. Tapi karena stigma masyarakat yang menyenangi tanggal lahirlah, aku (baik secara terpaksa maupun sengaja) menjadikan hari ini berbeda.

Aku percaya setiap hari sebenarnya kita mengulang tahun. Dan umur biologis yang perlahan meluruh. Dan jatah waktu yang tak berhenti menyusut.

Dan langkah kaki yang entah membawa progresi atau regresi.

Tapi baiklah, aku dan kamu makhluk berdetak yang suka angka dan data, maka anggap saja catatan posisi bumi ini adalah waktu yang cukup menyenangkan untuk mereka ulang napak tilas cerita kita. Entah kamu siapa, dan tinggal di mana. Kalau kamu alien, aku ucapkan salam kenal.

***
Tujuh belas.

Umur yang sakral bagi orang-orang yang berkepentingan merayakannya. Bilangan umur yang istimewa mungkin, bagi mereka yang sudah menyiapkan gaun dan menyebarkan undangan. Bilangan umur yang istimewa mungkin, bagi mereka yang sudah siap mengarungi Kota Jakarta tapi belum jua punya SIM. Dan angka tujuh belas tidak perlu banyak berjuang untuk membuat orang bersuka ria, karena ia merupakan bukti konkret bahwa kini mereka pantas jadi WNI.

Lalu bagaimana dengan anda?

Tepatnya bagaimana dengan saya?

Tujuh belas yang saya alami bukan yang ada dalam kebanyakan film. Tapi banyak hal-hal menyenangkan yang terjadi, pun amarah, nestapa, harapan, cita, cinta, damai, juang, ragu, gelora, inten, dan lain-lain. Waktu-waktu terakhir bersama organisasi, waktu-waktu penuh cita bersama lingkaran yang penuh cinta, waktu-waktu pemanasan untuk momen dengan persaingan yang lebih 'panas', waktu-waktu di mana waktu terus-terusan dikomentarin "kok cepet banget?".

yaelah retorika banget gue.

Tapi sungguh, sekalem-kalemnya tahun kemarin berlalu, tetap ada banyak pelajaran yang gue bersyukur pernah diberi kekuatan untuk menghadapinya. Ya emang sih, aku mah apa atuh dibanding sama kakak, mas, ibu, bapak, kakek, nenek, yang sudah berkiprah di ranah kehidupan lebih lama. Tapi di tahun kemarin lah gue diajarin sama Yang Maha Pemberi Ilmu, bahwa gak semuanya baik-baik saja.

Ketika gue dihadapkan dengan politik tingkat dunia sekolah,
ketika gue dihadapkan dengan caang-caang,
ketika gue dihadapkan dengan intrik antar teman sejawat,
ketika gue dihadapkan dengan pilihan-pilihan jurusan
ketika gue dihadapkan dengan soal fisika yang luar biasa,
ketika gue dihadapkan dengan perasaan berlebihan,
ketika gue dihadapkan dengan gejolak batin,
ketika gue dihadapkan dengan rasa lelah dan air mata.

Mungkin, dunia orang-orang dewasa benar-benar akan menuntut lebih dari ini. Maka kita harus siap gais. 

Selamat datang deh buat kamu, umur baru. Kalau molusca ganti cangkang karena dia tumbuh besar, mungkin umur juga harus diganti karena waktu ku makin sempit. :') semoga sisa waktu ini bisa jadi lebih manfaat, dan barokah.

Ya Allah, berkahilah waktu yang kau pinjamkan pada kami.

-Triana

Monday, February 16, 2015

hambatan dalam belajar

Assalamu'alaikum

sesuai judulnya berarti bisa diitung ya pakai hambatan=V/I #yha

Lagi ujian praktek nih. Kebetulan dapet hukum ohm td pagi. Duile nyambung.

Btw, lagi ngantuk sekali belajar bio dan kim. terus tadi malah naro bantal di atas meja belajar. tidur. biasa dah biasa.

ngiseng ah nulis hambatan dalam belajar. supaya gak diulang lagi :( lah alesan ajasih supaya gak bosen belajar, ngeblog dulu #yha.

1. Buka laptop
Biasa dah, lagi belajar terus mau ngeliat file di e-mail. Buka email terus buka tab socmed. Yah yang ada lamaan main ask.fm dari pada buka email :(

2.Ngantuk
Biasanya kalau udah ngantuk suka cari-cari alesan kayak:

"bentar deh 10 menit tidur" *lalu bangun besok pagi*

#gagalbelajar

3. Buka HP
"Duh angkanya ribet, bentar dah pake kalkulator" *ambil hp* *lalu main hp*

4. Keluar dari zona belajar
"Duh haus" / "Duh mau ke toilet"/ "Yah buku catetannya di ruang TV" 

*lalu ke luar dari kamar*
*gak balik-balik*

Hua udah itu aja. Baru kepikiran itu. Maaf aku gak penting :( ku ngantuk tapi tadi udah bobo bentar ya di atas meja belajar jadi udah seger lagi #kokcurhat. ya sekalian ya udah lama gak nulis higienis gini kan, tuh aku kembali.

btw

Do'ain dong gais
lagi ujian praktek nih. Ku sudah kelas 12 jadi isi kalender ujian semua :) mending ya kalau isinya gajian semua. Gapapalah, beberapa bulan menuju mahasiswa biologi :) Aamiin!

HEHE
HE
H
-Hana

Tuesday, February 10, 2015

#prosa - Langit ruang tamu

Langit habis hujan dua hari
Lalu enyahlah awan
Hingga bintang terlihat ronanya

Maaf
Aku sudah lama tidak terima tamu
Hingga lupa cara menghidang
Dan cara untuk beramah tamah

Terakhir yang datang hanya mereka:
Sahabat dekat, saudara jauh, keluarga
Dan beberapa pembawa kuitansi
Yang cukup puas berdiri di depan pagar

Maaf
Aku sudah lama puas dengan hening
Hingga lupa rasa sepi
Atau justru aku lupa rasa ramai?

Maaf
Aku tidak bisa lagi banyak basa-basi
Bolehkah kamu pulang saja?
Bukan, bukan karena aku tidak suka tamu
Tapi langit di luar terlalu cerah
Untuk aku habiskan menerima mu di dalam

Datanglah kapan-kapan
Tidak, bukan menunggu cuaca buruk
Tapi datanglah kapan-kapan
Ketika aku siap membangun langit ku
Di ruang tamu