Assalamu'alaikum :)
HEHE maafin gengs akhir-akhir ini belum maksimal menulis, sedang ada aktiviti yang menuntut konsentrasi lebih *ea :3
tp gapapa lah namanya juga dinamika kehidupan.
Hari iniii kita singkat aja wkwk :3
Bologuess: Apa yang Terjadi di Dalam Kepopong?
Dulu gue bertanya-tanya gituloh sebenernya di dalam kepompong terjadi apa.. kok ulet bisa berubah jadi kupu-kupu??
Ternyata gais ternyata..
Di dalam kepompong itu ada proses penghancuran tubuh.. yang cairannya sama kayak yang dia pake buat pencernaan :o Jadi tubuh dia sebenenrya dihancurin! dan menjadi sel yang bernama sel imajinal. Sel imajinal ini nantinya bisa berubah menjadi sel-sel lainnya yang membentuknya menjadi kupu-kupu
Jadi kalau ada yang menganggap kepompong itu tempat buat ulet leyeh-leyeh bobo-an, sebenernya di sana terjadi proses yang tidak simpel dan penuh dinamika *ea
Filosofisnya, untuk jadi seseorang yang bernilai, mungkin ada masanya kita harus menghancurkan potensi-potensi yang kurang baik dari diri kita untuk diforming ulang menjadi potensi kebaikan #EA #ASIK #HANAGOLDENWAYS
sekian gais! Semoga bermanfaaaaat
-Triana
sumber: wonderpolis.org (website yang sangat menyenangkan :3 buat kamu yang senang bertanya)
Saturday, July 23, 2016
#18 Percakapan angkot
Saat itu jalanan padat, sebuah angkot membalap angkot yang hendak aku tumpangi.
Si pengemudi yang menyetir angkot ku nampak seperti seseorang yang lugu, dengan logat jawanya yang kental ia ungkapkan keresahannya pada pria disampingnya: "Saya gak enak mas".
Sosok pria di samping pengemudi itu dari belakang nampak telah hidup separuh baya. Memegang rokok di tangan kirinya, sementara ia menjawab:
"Kamu gausah gak enak-gak enak, kalau kamu bener mah lanjut aja."
Sang pria di samping pengemudi lalu melanjutkan wejangannya. Nadanya tidak sebijaksana cerita kakek, tapi ia menguatkan hati sang pengemudi yang ku dengar kehadirannya baru di dunia perangkotan S11.
Hingga pada suatu saat
Angkot yang ku tumpangi melewati angkot lain yang tadi menyalip
Sang pengemudi berkata lantang menyebrang jendela "ketauan lo muter ya tadi!"
Tidak ada jawaban. Tidak pula dukungan dari sosok penuh wibawa di sebelahnya. Tidak juga ada amarah dari siapa-siapa.
Tapi di udara aku menangkap perasaan itu. Perasaan takut yang telah bebas dari pemiliknya.
lagi-lagi percakapan angkot saja jadi cerita.
-Triana
Thursday, July 21, 2016
#17 Semangat!
Assalamu'alaikum
HUHU lupa banget belum nulis buat hari ini
aku titip pesen aja deh
SEMANGAT KREATIF KECE KU :)
Wednesday, July 20, 2016
#16 Haiku: Terjajah
Otak dan atik
Bolak dan balik
Media menang telak
Malas menjajah
Diri yang panas
Kendali dirampas
Di hadapan mereka
Kamu bicara
Isi tak ada
Menghamba pada
Popularitas
Kini saat kembali
Bolak dan balik
Media menang telak
Malas menjajah
Diri yang panas
Kendali dirampas
Di hadapan mereka
Kamu bicara
Isi tak ada
Menghamba pada
Popularitas
Kini saat kembali
Tuesday, July 19, 2016
#15 Menjadi MABA Itu Penuh Hikmah
Assalamu'alaikum
Alhamdulillah bisa ketemu lagi dalam #30daysblogproject ke 15!
Sebelumnya mau curhat dulu bahwa akhir-akhir ini semangat nulisnya sedang menipis akibat lagi pengen fokus ke yang lain. Gapapa, biasalah dinamika kehidupan :') halah.
SO RYT NOW gue mau cerita tentang kehidupan MABA yang penuh hikmah. mostly, ini cerita gue sih. Jadi ya makhlumin aja.
Waktu-waktu jadi mahasiswa baru adalah saat yang sangaaat strategis untuk memetakan hidup. Dalam artian pada saat itu lo sudah cukup matang untuk berstrategi dan sudah masuk ke dalam jalur yang lebih 'khusus' yaitu jurusan yang lo pilih. DAN kegiatan yang lo ikutin macam pengenalan sistem akademik atau ospek atau orientasi DLL pun kondusif membangun diri lo untuk menjadi lebih baik.
Masuk sebagai mahasiswa baru berarti adalah saat lo disuguhi se-abreg pilihan. Gue inget ketika dulu ada display unit kegiatan mahasiswa tingkat univ.. rasanya pengen nyobain banyak hal. Tapi berakhir dengan cuman beli satu formulir (dan pada akhirnya gak gue isi). Pada saat itu gue berpikir "ah mau coba yang tingkat fakultas dulu aja ah" dan pas di fakultas ternyata pilihan itu tetap banyak. Pilihan itu tidak selamanya hadir dari lembaga atau UKM atau BSO (badan semi otonom). Pilihan itu bisa aja berupa ada kepanitiaan ini kepanitiaan itu, tim ini tim itu, ikut lomba ini itu, nampil disini dan disitu, dan banyak lainnya. Walaupun ternyata excitement "AAH GUE MAU IKUTT INI!" harus direm dulu karena ada serangkaian kegiatan wajib: kegiatan pembinaan.
Mungkin waktu jaman-jaman pembinaan ini, menghitung hari selesainya acara adalah kegiatan yang bikin hepi. Kayak "yes ospek jurusan seminggu lagi selesai" atau "yes kita sebulan lagi udah gak harus pakai slayer kemana-mana gais" dsb. Mungkin saat-saat itu adalah saat di mana lo belom kenal-kenal banget sama temen-temen lo tapi karena sama-sama lelah jadi saling cerita dan menyemangati. Dan se-abreg cerita seru lainnya tentang betapa lugunya jaman ospek, betapa merasa menderitanya masa itu, terus ketawa karena ternyata kedepannya gak kalah berat.
Bagi gue ketika maba, gue senang dengan kegiatan pembinaan. Bahkan gue berpikir bahwa "gue harus ngelakuin yang terbaik nih". Gue tau sih kegiatan ini gak akan berpengaruh ke IPK, tapi gue percaya kegiatan macam ini akan mempengaruhi cara gue menjalani hidup. Mungkin tugas ospek yang berlapis-lapis itu terasa berat dan gak abis-abis, tapi itu kayak ngajarin gue banget bahwa dalam keseharian lo kelak harus ada prioritas, harus ada motivasi yang tinggi, harus ada ritme kerja yang asik, dan sebagainya.
Pun ketika akhirnya di tahun pertama kuliah gue dikasih kesempatan untuk mengenal kegiatan pembinaan lebih jauh, gue ngerasa bersyukur banget pernah ngejalanin masa-masa jadi mahasiswa baru. Karena di masa itu kita sebenernya disuguhin media-media untuk menjadi lebih baik, lewat acara pembinaan, lewat tugas, lewat evaluasi, dan sebagainya. Kita tinggal ikutin aja semuanya, tinggal kerjain aja apa yang harus dikerjain, tinggal lakuin yang bisa kita lakuin, dan voila hasilnya pun untuk kita sendiri :)
Masa-masa maba adalah masa di mana lo bisa ngambil sebanyak-banyaknya peajaran dengan berbagai pemakluman. Hal ini membuat lo punya banyak kesempatan untuk mencoba hal baru tampa takut dijustifikasi karena "gatau apa-apa". Toh banyak yang melihat lo seperti sebuah kertas kosong yang ingin diisi (walaupun dalam kenyataannya kita tahu bahwa kertas itu gak kosong-kosong banget).
Salah satu pengalaman yang gue syukuri banget pas jadi maba adalah keikutsertaan gue dalam program magang di lembaga tingkat univ dan tingkat departemen. Dalam magang itu, sebenernya gue cuman jadi seonggok makhluk yang pengen tahu, tapi disambut dengan sangaaat hangat oleh tempat yang gue magangin. Bahkan gue ngerasa lebih banyak dikasih ilmu dan kehangatan dibadingin dengan bantuan yang gue berikan :') Ilmu dan koneksi itu pun berguna pas gue akhirnya menjalani semester dua di kampus, ketika gue memilih kontribusi di bidang yang sama dengan tempat gue magang. Jadi kalau kamu maba dan punya kesempatan magang (di UKM atau lembaga) saran gue:cobain aja!
Menjadi maba adalah masa-masa lo masih anget-anget dengan idealisme: bahwa mahasiswa harus begini dan begitu. Ya selama itu baik, kenapa enggak?
Menjadi maba adalah masa-masa lo boleh polos, dengan konsekuensi bahwa lingkungan lo punya kesempatan untuk mengisi kepolosan itu. Maka sebenenrya lo punya keleluasaan untuk meng-explore sebanyak mungkin sudut pandang dengan kebijaksanaan. Tapi menurut gue pribadi it's better kalau lo gak polos sih, karena itu membuat lo akan lebih nyaman menjadi diri sendiri.
WAKS, bagi gue jadi maba itu adalah petualangan yang seru dan penuh hikmah.
Jadi kalau kamu maba pesanku adalah: selamat menikmati!
Flamboyan
19 Juli 2016
Triana
Alhamdulillah bisa ketemu lagi dalam #30daysblogproject ke 15!
Sebelumnya mau curhat dulu bahwa akhir-akhir ini semangat nulisnya sedang menipis akibat lagi pengen fokus ke yang lain. Gapapa, biasalah dinamika kehidupan :') halah.
SO RYT NOW gue mau cerita tentang kehidupan MABA yang penuh hikmah. mostly, ini cerita gue sih. Jadi ya makhlumin aja.
Waktu-waktu jadi mahasiswa baru adalah saat yang sangaaat strategis untuk memetakan hidup. Dalam artian pada saat itu lo sudah cukup matang untuk berstrategi dan sudah masuk ke dalam jalur yang lebih 'khusus' yaitu jurusan yang lo pilih. DAN kegiatan yang lo ikutin macam pengenalan sistem akademik atau ospek atau orientasi DLL pun kondusif membangun diri lo untuk menjadi lebih baik.
Masuk sebagai mahasiswa baru berarti adalah saat lo disuguhi se-abreg pilihan. Gue inget ketika dulu ada display unit kegiatan mahasiswa tingkat univ.. rasanya pengen nyobain banyak hal. Tapi berakhir dengan cuman beli satu formulir (dan pada akhirnya gak gue isi). Pada saat itu gue berpikir "ah mau coba yang tingkat fakultas dulu aja ah" dan pas di fakultas ternyata pilihan itu tetap banyak. Pilihan itu tidak selamanya hadir dari lembaga atau UKM atau BSO (badan semi otonom). Pilihan itu bisa aja berupa ada kepanitiaan ini kepanitiaan itu, tim ini tim itu, ikut lomba ini itu, nampil disini dan disitu, dan banyak lainnya. Walaupun ternyata excitement "AAH GUE MAU IKUTT INI!" harus direm dulu karena ada serangkaian kegiatan wajib: kegiatan pembinaan.
Mungkin waktu jaman-jaman pembinaan ini, menghitung hari selesainya acara adalah kegiatan yang bikin hepi. Kayak "yes ospek jurusan seminggu lagi selesai" atau "yes kita sebulan lagi udah gak harus pakai slayer kemana-mana gais" dsb. Mungkin saat-saat itu adalah saat di mana lo belom kenal-kenal banget sama temen-temen lo tapi karena sama-sama lelah jadi saling cerita dan menyemangati. Dan se-abreg cerita seru lainnya tentang betapa lugunya jaman ospek, betapa merasa menderitanya masa itu, terus ketawa karena ternyata kedepannya gak kalah berat.
Bagi gue ketika maba, gue senang dengan kegiatan pembinaan. Bahkan gue berpikir bahwa "gue harus ngelakuin yang terbaik nih". Gue tau sih kegiatan ini gak akan berpengaruh ke IPK, tapi gue percaya kegiatan macam ini akan mempengaruhi cara gue menjalani hidup. Mungkin tugas ospek yang berlapis-lapis itu terasa berat dan gak abis-abis, tapi itu kayak ngajarin gue banget bahwa dalam keseharian lo kelak harus ada prioritas, harus ada motivasi yang tinggi, harus ada ritme kerja yang asik, dan sebagainya.
Pun ketika akhirnya di tahun pertama kuliah gue dikasih kesempatan untuk mengenal kegiatan pembinaan lebih jauh, gue ngerasa bersyukur banget pernah ngejalanin masa-masa jadi mahasiswa baru. Karena di masa itu kita sebenernya disuguhin media-media untuk menjadi lebih baik, lewat acara pembinaan, lewat tugas, lewat evaluasi, dan sebagainya. Kita tinggal ikutin aja semuanya, tinggal kerjain aja apa yang harus dikerjain, tinggal lakuin yang bisa kita lakuin, dan voila hasilnya pun untuk kita sendiri :)
Masa-masa maba adalah masa di mana lo bisa ngambil sebanyak-banyaknya peajaran dengan berbagai pemakluman. Hal ini membuat lo punya banyak kesempatan untuk mencoba hal baru tampa takut dijustifikasi karena "gatau apa-apa". Toh banyak yang melihat lo seperti sebuah kertas kosong yang ingin diisi (walaupun dalam kenyataannya kita tahu bahwa kertas itu gak kosong-kosong banget).
Salah satu pengalaman yang gue syukuri banget pas jadi maba adalah keikutsertaan gue dalam program magang di lembaga tingkat univ dan tingkat departemen. Dalam magang itu, sebenernya gue cuman jadi seonggok makhluk yang pengen tahu, tapi disambut dengan sangaaat hangat oleh tempat yang gue magangin. Bahkan gue ngerasa lebih banyak dikasih ilmu dan kehangatan dibadingin dengan bantuan yang gue berikan :') Ilmu dan koneksi itu pun berguna pas gue akhirnya menjalani semester dua di kampus, ketika gue memilih kontribusi di bidang yang sama dengan tempat gue magang. Jadi kalau kamu maba dan punya kesempatan magang (di UKM atau lembaga) saran gue:cobain aja!
Menjadi maba adalah masa-masa lo masih anget-anget dengan idealisme: bahwa mahasiswa harus begini dan begitu. Ya selama itu baik, kenapa enggak?
Menjadi maba adalah masa-masa lo boleh polos, dengan konsekuensi bahwa lingkungan lo punya kesempatan untuk mengisi kepolosan itu. Maka sebenenrya lo punya keleluasaan untuk meng-explore sebanyak mungkin sudut pandang dengan kebijaksanaan. Tapi menurut gue pribadi it's better kalau lo gak polos sih, karena itu membuat lo akan lebih nyaman menjadi diri sendiri.
WAKS, bagi gue jadi maba itu adalah petualangan yang seru dan penuh hikmah.
Jadi kalau kamu maba pesanku adalah: selamat menikmati!
Flamboyan
19 Juli 2016
Triana
Monday, July 18, 2016
#14 Masuk Biologi
Assalamu'alaikum
Senang rasanya dapat menulis untuk #30daysblogproject ke-2 minggu :D
Hari ini mau cerita sebagaimana judulnya.Gue memutuskan menulis ini sebenernya karena beberapa momen yang berulang:
Pada suatu hari ketika masa-masa maba, gue mendapati diri gue duduk dan termenung. Berkata dalam hati: "Gila, gue cinta tempat ini bahkan sebelum gue masuk."
Mungkin ini efek sering nulis "Biologi UI 2015" di segala header kertas ujian, sampul buku, dan di note-note targetan.
Kalau disuruh cerita perjuangan gue bisa jadi mahasiswi di tempat yang memang gue inginkan, mungkin gak heroik-heroik banget. Alhamdulillah dulu waktu kelas 3 SMA dapet kesempatan untuk daftar SNMPTN (meskipun hampir semua anak di SMA gue dapet kesempatan itu sih) dan memilih bidang yang kebetulan di SMA gue gak ada yang milih. Alhamdulillah di kasih Allah jalan ini untuk memasuki mimpi itu.
Tapi yang berkesan bagi gue bukan bagaimana akhirnya gue masuk sini, melainkan bagaimana akhirnya gue menetapkan hati memilih jurusan ini. Selama proses jadi anak kelas 3, gue seringkali ditanya "kenapa gak jadi dokter aja?" "emang mau jadi guru?' "kalau anak biologi nanti kerjanya apa?" dan lain-lain. Ada kalanya gue menjawab pertanyaan itu dengan landasan idealisme bahwa "perkembangan sains itu penting untuk kemajuan bangsa" ada kalanya gue cuekin aja sih wkwk. Kadang itu jadi topik obrolan yang menyenangkan juga baik untuk dibicarakan dengan orang lain maupun untuk dijadiin esai di dalam kepala.
Mungkin, karena pencarian "pengen kuliah di mana?" terjawab sejak kelas 2 SMA, pas kelas 3 ketika banyak orang hectic nyari informasi dan lain-lain.. gue jadi sering ngajak diri gue sendiri ribut. Halah bahasanya. Maksudnya gue jadi sering menantang diri gue untuk ragu. Ini nih yang bikin seru. Wk. Bagi si Hana yang kelas 3 SMA itu, keraguan-keraguan yang ia buat itu penting. Keraguan inilah yang akan membawanya menuju jawaban sejati bahwa hatinya sudah tetap untuk memilih masuk biologi. Jawaban-jawaban itulah yang kelak ia harapkan mampu membuatnya bangkit ketika terpuruk. ea. wkwk, nyatanya kebiasaan gue untuk membuat keraguan emang nyebelin tapi ngangenin. Contoh keraguannya gini:
Karena gue suka sastra, diri gue seneng banget ngajuin pertanyaan "lo gak mau IPC aja? gamau nyoba sastra? kan enak bisa ngerjain yang lo suka."
atau alasan-alasan profesi kayak "lo gamau nyoba masuk komunikasi aja? katanya mau jadi jurnalis"
atau alasan-asalan gengsi kayak "lo gamau nyoba milih FK, temen-temen belajar lo pada milih FK loh Han"
Dan berakhir dengan gue bikin esai di dalam kepala bahwa gue kekeuh masuk bio (meskipun kadang beneran ragu mau milih yang lain aja rasanya).
anyway, dari situ gue mengambil pelajaran bahwa seringkali banyak meragu membuatmu semakin yakin. Maka bagi gue mempertanyakan keyakinan itu wajar. Yang gak wajar kalau jawabannya gak dicari. Lah ngapa jadi filosofis.
Dan setelah keraguan itu, Alhamdulillah bisa masuk ke sini. Pun ternyata benar adanya bahwa ketika lo hidup di dalam mimpi lo, semuanya juga gak berjalan se-sempurna itu. Ada kalanya ketika di sini, gue merasa rumput tetangga lebih hijau. Tapi kembali ke awalan, bahwa gue mencintai tempat ini bahkan sebelum gue tau bentuk gedungnya kayak apa. Dan rasanya, bukan warna hijau rumput tetangga yang gue idamkan.
Masuk ke sini sebagai mahasiswa baru bagi gue adalah pengalaman yang menyenangkan: dipertemukan dengan teman seangkatan yang random tapi asik, dipertemukan dengan senior-senior yang menyambut kami dengan hangat, dibuka wawasannya tentang betapa luasnya ilmu biologi, diajak memereteli satu persatu perasaan-perasaan yang ada di sini (walaupun seringkali dengan pandangan miris, tapi dibalut rasa syukur dan bahagia), dan dikenali fasilitas penunjang perkuliahan bahkan sampai lab yang berada di alam :)
Alhamdulillah dikasih kesempatan merasakan tahun pertama di departemen yang menyenangkan ini.
:'D
Departemen yang anak-anaknya mayoritas perempuan, departemen yang kalau masuk sambil bawa sterofoam siap-siap aja malu sendiri (karena konservasi jiwa kami #ea), departemen yang meskipun mayoritas mahasiswanya perempuan tapi bisa diajak main ke hutan, departemen yang mahasiswa lelakinya sebagian lebih banyak bilang cantik ke hewan dari pada ke kaum hawa.
wkwk jadi pengen cerita pengalaman-pengalaman unik jadi maba di sini lanjut ke sesi 2 aja ya :')
Flamboyan
19 Juli 2016
Triana
Senang rasanya dapat menulis untuk #30daysblogproject ke-2 minggu :D
Hari ini mau cerita sebagaimana judulnya.Gue memutuskan menulis ini sebenernya karena beberapa momen yang berulang:
Pada suatu hari ketika masa-masa maba, gue mendapati diri gue duduk dan termenung. Berkata dalam hati: "Gila, gue cinta tempat ini bahkan sebelum gue masuk."
Mungkin ini efek sering nulis "Biologi UI 2015" di segala header kertas ujian, sampul buku, dan di note-note targetan.
Kalau disuruh cerita perjuangan gue bisa jadi mahasiswi di tempat yang memang gue inginkan, mungkin gak heroik-heroik banget. Alhamdulillah dulu waktu kelas 3 SMA dapet kesempatan untuk daftar SNMPTN (meskipun hampir semua anak di SMA gue dapet kesempatan itu sih) dan memilih bidang yang kebetulan di SMA gue gak ada yang milih. Alhamdulillah di kasih Allah jalan ini untuk memasuki mimpi itu.
Tapi yang berkesan bagi gue bukan bagaimana akhirnya gue masuk sini, melainkan bagaimana akhirnya gue menetapkan hati memilih jurusan ini. Selama proses jadi anak kelas 3, gue seringkali ditanya "kenapa gak jadi dokter aja?" "emang mau jadi guru?' "kalau anak biologi nanti kerjanya apa?" dan lain-lain. Ada kalanya gue menjawab pertanyaan itu dengan landasan idealisme bahwa "perkembangan sains itu penting untuk kemajuan bangsa" ada kalanya gue cuekin aja sih wkwk. Kadang itu jadi topik obrolan yang menyenangkan juga baik untuk dibicarakan dengan orang lain maupun untuk dijadiin esai di dalam kepala.
Mungkin, karena pencarian "pengen kuliah di mana?" terjawab sejak kelas 2 SMA, pas kelas 3 ketika banyak orang hectic nyari informasi dan lain-lain.. gue jadi sering ngajak diri gue sendiri ribut. Halah bahasanya. Maksudnya gue jadi sering menantang diri gue untuk ragu. Ini nih yang bikin seru. Wk. Bagi si Hana yang kelas 3 SMA itu, keraguan-keraguan yang ia buat itu penting. Keraguan inilah yang akan membawanya menuju jawaban sejati bahwa hatinya sudah tetap untuk memilih masuk biologi. Jawaban-jawaban itulah yang kelak ia harapkan mampu membuatnya bangkit ketika terpuruk. ea. wkwk, nyatanya kebiasaan gue untuk membuat keraguan emang nyebelin tapi ngangenin. Contoh keraguannya gini:
Karena gue suka sastra, diri gue seneng banget ngajuin pertanyaan "lo gak mau IPC aja? gamau nyoba sastra? kan enak bisa ngerjain yang lo suka."
atau alasan-alasan profesi kayak "lo gamau nyoba masuk komunikasi aja? katanya mau jadi jurnalis"
atau alasan-asalan gengsi kayak "lo gamau nyoba milih FK, temen-temen belajar lo pada milih FK loh Han"
Dan berakhir dengan gue bikin esai di dalam kepala bahwa gue kekeuh masuk bio (meskipun kadang beneran ragu mau milih yang lain aja rasanya).
anyway, dari situ gue mengambil pelajaran bahwa seringkali banyak meragu membuatmu semakin yakin. Maka bagi gue mempertanyakan keyakinan itu wajar. Yang gak wajar kalau jawabannya gak dicari. Lah ngapa jadi filosofis.
Dan setelah keraguan itu, Alhamdulillah bisa masuk ke sini. Pun ternyata benar adanya bahwa ketika lo hidup di dalam mimpi lo, semuanya juga gak berjalan se-sempurna itu. Ada kalanya ketika di sini, gue merasa rumput tetangga lebih hijau. Tapi kembali ke awalan, bahwa gue mencintai tempat ini bahkan sebelum gue tau bentuk gedungnya kayak apa. Dan rasanya, bukan warna hijau rumput tetangga yang gue idamkan.
Masuk ke sini sebagai mahasiswa baru bagi gue adalah pengalaman yang menyenangkan: dipertemukan dengan teman seangkatan yang random tapi asik, dipertemukan dengan senior-senior yang menyambut kami dengan hangat, dibuka wawasannya tentang betapa luasnya ilmu biologi, diajak memereteli satu persatu perasaan-perasaan yang ada di sini (walaupun seringkali dengan pandangan miris, tapi dibalut rasa syukur dan bahagia), dan dikenali fasilitas penunjang perkuliahan bahkan sampai lab yang berada di alam :)
Alhamdulillah dikasih kesempatan merasakan tahun pertama di departemen yang menyenangkan ini.
:'D
Departemen yang anak-anaknya mayoritas perempuan, departemen yang kalau masuk sambil bawa sterofoam siap-siap aja malu sendiri (karena konservasi jiwa kami #ea), departemen yang meskipun mayoritas mahasiswanya perempuan tapi bisa diajak main ke hutan, departemen yang mahasiswa lelakinya sebagian lebih banyak bilang cantik ke hewan dari pada ke kaum hawa.
wkwk jadi pengen cerita pengalaman-pengalaman unik jadi maba di sini lanjut ke sesi 2 aja ya :')
Flamboyan
19 Juli 2016
Triana
#13 Belajar Hewan: /Nasalis larvatus/
Assalamu'alaikum,
Alhamdulillah kembali bisa posting di #30daysblogproject sesii #belajarhewan YAAAY!
Hari ini kita akan membahas hewan lucuw yang jadi maskot taman rekreasi yaitu Narsalis larvatus atau dikenal sebagai Bekantan! yay
sumber gambar: Wikipedia |
Bekantan merupakan hewan endemik pulau Kalimantan yang masuk ke dalam ordo primata, jadi masih deket-deket dengan monyet-monyet dan kera-kera gemay. Hal yang khas dari bekantan adalah hidungnya yang relatif lebih panjang, bahkan yang jantan panjang hidungnya dapat sampai 10cm. Anyway, bekantan di Indonesia ini juga sering disebut sabagi monyet belanda.
Hal lain yang ngebedain bekantan dari primata lainnya adalah kemampuan bekantan untuk berenang. Doi sebenernya gak makan ikan atau molusca aquatik sih, tapi bisa berenang di sungai bahkan diantara jejari kakinya dia memiliki selaput yang memudahkan doi untuk berenang dan hidungnya memiliki katup. Bekantan biasanya hidup di daerah dataran rendah dan dekat dengan sungai. Makanannya kebanyakan adalah daun muda dan buah-buahan.
Secara fisik, bekantan jantan lebih besar dari betina. Tinggi tubuh jantan adalah sekitar 75cm (2,5 kali penggaris 30 cm #yaiyalah) dan betinanya sekitar 60cm. Berat jantan sekitar 24 kg dan betina sekitar 12 kg. Bekantan juga dapat dicirikan dengan perutnya dan buncit :3
Bekantan biasanya hidup secara berkelompok dann banyak menghabiskan harinya di atas pohon. Doi biasa mencari makan di pagi dan sore hari, kalau mencari jodoh gue gatau sih biasanya kapan.
Nahh status IUCN redlist bekantan sejak tahun 2000 dinyatakan endengared atau terancam, dan ternyata tren yang berlangsung adalah populasi Bekantan ini berkurang. Berkurangnya jumlah Bekantan memang bisa jadi berlangsung karena predator seperti buaya, burung elang, dan sebagainya, namun ternyata bekantan ini pun juga diburu untuk dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan bagian tubuhnya dijadikan obat-obatan. Hal lain yang mengusik jumlah bekantan adalah hilangnya habitat bekantan akibat illegal logging dan pembangunan.
YAY! Jadii itulah belajar hewan seputar Bekantan! Sampai jumpa Ahad depan di sesi belajar hewan berikutnya!
Flamboyan
17 Juli 2016
-Triana
http://zonalibur.com/bekantan-primata-hidung-panjang-dari-pulau-kalimantan/
http://www.iucnredlist.org/details/summary/14352/0
http://pin.primate.wisc.edu/factsheets/entry/proboscis_monkey/taxon
Saturday, July 16, 2016
#12 Biologuess: Kok sapi bisa besar?
Assalamu'alaikum gengs!
Alhamdulillah masih diberikan Allah kesempatan untuk menuliskan serangkaian cerita dalam #30daysblogproject. Sabtu sabtu enaknya bahas biologuess YAY!
Pertanyaan ini datang dari opa dari Triana beberapa minggu yang lalu
"Hana, kenapa ya sapi bisa tumbuh besar padahal dia hanya makan rumput?"
kira-kira begitu pertanyaannya. Menarik ya.
DAN TERNYATA PEMIRSA JAWABANNYA ADALAH..
for those yang menggeluti bidang IPA semasa SMA, atau paling tidak yang mengingat dengan baik pelajaran ekologi ketika SMP tentu mengetahui bahwa dalam rantai makanan ada pengurangan jumlah energi yang didapatkan oleh konsumen. Secara teoritis biasanya dinyatakan bahwa hanya 10% energi yang didapatkan dari trofik sebelumnya.
Misalnya energi dari matahari adalah 1.000.000 joule, lalu diproses oleh tumbuhan dan menghasilkan energi 1% dari energi awal (10.000 joule). Ketika tumbuhan sebagai makhluk hidup trofik I (tingkat I) dimakan oleh herbivora (seperti sapi) maka berdasarkan asumsi 10% tadi, sapi hanya mendapatkan energi sebesar 1.000 joule. Dannn seterusnya ketika sapi dimakan oleh karnivora maka beliau hanya dapat 100 joule. Kemana energi yang hilang? mungkin mereka mencari pokemon tentunya mereka dipakai untuk proses metabolisme dan berubah menjadi energi lain seperti energi panas.
Karena sapi adalah herbivora alias pemakan tanaman (yaitu rumput) maka jika sapi memakan rumput ia akan mendapatkan energi yang banyaknya 10x lipat dibandingkan karnivora tingkat I memakan herbivora. Uye!
Terus kenapa ya sapi makan rumput bisa gemuk tapi kok kita makan sayur gak ngefek jadi gendut? Itu karena rumput (dan tanaman lainnya) memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Nah sapi punya bakteri-bakteri yang membantu sistem pencernaannya untuk memecah selulosa (yang berupa gula kompleks) menjadi monosakarida (gula sederhana). Sehingga hasil pecahannya itu bisa diserap oleh usus. Sedangkan manusia gak punya tuh bakteri macam itu, sehingga selulosa di usus kita numpang lewat aja :D Makanya sapi bisa gemuk makan rumput.
Nah akses sapi terhadap rumput yang (lebih) mudah (tinggal nyomot dari padang rumput, apalagi kalau diperternakan) membuat energi yang dikeluarkan sapi-sapi untuk mendapatkan makanan tidak sebesar hewan kernivora. Hewan karnivora yang notabene makan hewan lain perlu waktu dan usaha lebih untuk ngejar-ngejar buruannya kan?
NAH BEGITU GENGS!
Jadi ternyata alasan sapi bisa tumbuh besar berkaitan juga ya dengan perihal energi yang biasa kita pelajari di ilmu fisika. Ini menunjukan bahwa sebenarnya antardisiplin ilmu itu saling terkait gengs :D
Tetap semangat mencari tahukarena kalau digoreng dadakan dia bulat!
Beralaskan lantai rumah Flamboyan
16 Juli 2016
Triana
Alhamdulillah masih diberikan Allah kesempatan untuk menuliskan serangkaian cerita dalam #30daysblogproject. Sabtu sabtu enaknya bahas biologuess YAY!
Pertanyaan ini datang dari opa dari Triana beberapa minggu yang lalu
"Hana, kenapa ya sapi bisa tumbuh besar padahal dia hanya makan rumput?"
kira-kira begitu pertanyaannya. Menarik ya.
DAN TERNYATA PEMIRSA JAWABANNYA ADALAH..
for those yang menggeluti bidang IPA semasa SMA, atau paling tidak yang mengingat dengan baik pelajaran ekologi ketika SMP tentu mengetahui bahwa dalam rantai makanan ada pengurangan jumlah energi yang didapatkan oleh konsumen. Secara teoritis biasanya dinyatakan bahwa hanya 10% energi yang didapatkan dari trofik sebelumnya.
Misalnya energi dari matahari adalah 1.000.000 joule, lalu diproses oleh tumbuhan dan menghasilkan energi 1% dari energi awal (10.000 joule). Ketika tumbuhan sebagai makhluk hidup trofik I (tingkat I) dimakan oleh herbivora (seperti sapi) maka berdasarkan asumsi 10% tadi, sapi hanya mendapatkan energi sebesar 1.000 joule. Dannn seterusnya ketika sapi dimakan oleh karnivora maka beliau hanya dapat 100 joule. Kemana energi yang hilang?
Karena sapi adalah herbivora alias pemakan tanaman (yaitu rumput) maka jika sapi memakan rumput ia akan mendapatkan energi yang banyaknya 10x lipat dibandingkan karnivora tingkat I memakan herbivora. Uye!
Terus kenapa ya sapi makan rumput bisa gemuk tapi kok kita makan sayur gak ngefek jadi gendut? Itu karena rumput (dan tanaman lainnya) memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Nah sapi punya bakteri-bakteri yang membantu sistem pencernaannya untuk memecah selulosa (yang berupa gula kompleks) menjadi monosakarida (gula sederhana). Sehingga hasil pecahannya itu bisa diserap oleh usus. Sedangkan manusia gak punya tuh bakteri macam itu, sehingga selulosa di usus kita numpang lewat aja :D Makanya sapi bisa gemuk makan rumput.
Nah akses sapi terhadap rumput yang (lebih) mudah (tinggal nyomot dari padang rumput, apalagi kalau diperternakan) membuat energi yang dikeluarkan sapi-sapi untuk mendapatkan makanan tidak sebesar hewan kernivora. Hewan karnivora yang notabene makan hewan lain perlu waktu dan usaha lebih untuk ngejar-ngejar buruannya kan?
NAH BEGITU GENGS!
Jadi ternyata alasan sapi bisa tumbuh besar berkaitan juga ya dengan perihal energi yang biasa kita pelajari di ilmu fisika. Ini menunjukan bahwa sebenarnya antardisiplin ilmu itu saling terkait gengs :D
Tetap semangat mencari tahu
Beralaskan lantai rumah Flamboyan
16 Juli 2016
Triana
Friday, July 15, 2016
#11 Investasi Terbaik
Assaalamu'alaikum
HAI!
Abis banyak dapet energi positif pas lagi searching-searching buat tulisan #30daysblogproject ini HEHEW :3
Hari ini hari Jum'at maka kita akan masuk ke rubrik Tausiyah :D
These days, ngomongin masalah investasi adalah hal yang mulai lebih banyak dibahas. Terlebih ketika hidup di antara kakak-kakak yang udah berumur layak nikah, dan ortu yang sedang mikirin pensiun.(Dan gegara banyak temenan sama orang-orang yang mulai sedang memantaskan rekening buat nikah.) :D
Mungkin dulu gue cuman jadi pendengar. Lalu kini mulai diseret-seret buat ikutan. Gue sebenarnya gak begitu aware sama dunia perekonomian masa kini. Bahkan ketika sekeliling gue udah fasih bicara "mending lo invest di reksadana" gue beberapa minggu yang lalu baru nanya bokap apa itu reksadana..
(fyi, reksadana itu (sederhananya) adalah semacam lembaga yang isinya orang yang paham soal dunia perinvestasian. mereka bakal menawarkan paket-paket investasi yang udah disusun sebaik mungkin oleh si ahlinya.) (itu secara sederhananya banget wkwk, untuk lebih jelasnya silakan baca di google yang lebih ribetnya) (Gue cuman ngasih tau definisi gais)
Tapi ini bukan perkara yang mudah, setidaknya gue berpikir demikian.
Kenapa?
Karena dewasa ini, kita harus lebih selektif dalam berinvestasi.
Sebagai umat muslim tentunya kita mengenal larangan menarik riba. Riba memang pada ilmu fiqh dibagi-bagi lagi jenisnya, tapi gue akan mengambil contoh satu hal yaitu perihal perbungaan dalam hutang. Perbungaan yang gue maksud adalah ketika A meminjamkan 10ribu kepada B, dengan meminta uang itu kembali sebanyak 12ribu. Maka 2ribu itu termasuk riba.
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah…” [Ar-Ruum/30: 39]
Investasi yang berkembang sekarang ini mungkin punya teknik-teknik yang lebih modern dari pada contoh di atas. Beberapa secara tersurat sebenarnya tidak jauh dari praktek pe-riba-an seperti misalnya obligasi. Investasi obligasi adalah pembelian surat hutang (dari penerbit surat) untung jangka menengah s.d. panjang, isinya adalah mengenai janji bahwa penerbit surat akan melunasi hutang beserta bunga-nya pada jangka waktu yang ditentukan. Simple-nya kayak lo nawarin diri buat ngasih uang (dihitung hutang) ke orang dengan perjanjian tertulis, dan pada waktu yg ditentukan orang itu harus bayar hutangnya plus bunganya.
Itu baru satu contoh yang tersurat. Jenis-jenis lainnya bisa jadi sebenernya sama tersuratnya atau bahkan bisa tersirat. Maka temen-temen di sini kalau memang kelak ingin investasi entah lewat emas, property, reksadana, saham, dan lain-lain coba yuk lebih jeli dalam menelaah dengan terlebih dahulu pelajari sistem investasi yang akan dipilih. Mumpung kita (kalau seumuran nih ya) masih muda dan masih punya waktu untuk belajar, baik belajar untuk mendapat ilmu maupun untuk menata hati :)
anyway, meskipun investasi masa kini kadang lekat dengan dunia pe-riba-an, sebagian orang kini telah menyusun sistem investasi berbasis syariah. Kayak obligasi syariah, reksadana syariah, bank syariah, dan sebagainya. Jika memang temen-temen tertarik, saran gue tetep coba pelajari baik-baik sistemnya dan tanya-tanya ke orang yang paham. Khawatir, tren syariah ini berakhir jadi kedok dan barang bisnis belaka. *Kalau udah pelajari bagi-bagi ilmunya ke Hana ya*
NAH sebagai muslim sebenernya ada loh cara investasi yang jauuuh lebih baik.
Bahkan Allah menjadi lewat Al-Qur'an ganjaran kebaikan yang luar biasa. Pernah denger ayat ini?
“Perumpaman orang-orang yang menafkahkan hartanya mereka di jalan Allah adalah serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah (terus-menerus) melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (karuniaNya) Lagi Maha Mengetahui.” ( Al-Baqarah 261 )
yap, investasi itu adalah sedekah :)
Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah bersabda: “Tidaklah sesuatu pemberian sedekah itu mengurangi banyaknya harta. Tidaklah Allah itu menambahkan seseorang akan sifat pengampunannya, melainkan ia akan bertambah pula kemuliaannya. Juga tidaklah seseorang itu merendahkan diri kerana mengharapkan keredhaan Allah, melainkan ia akan diangkat pula darjatnya oleh Allah ‘Azzawajalla.* (Hadits Riwayat Muslim)
Ma syaa Allah :)
Sedekah itu In syaa Allah baik untuk kehidupan dunia dan akhirat. Di dunia, dengan bersedekah kita dapat membantu kehidupan orang lain tanpa memberatkan mereka perihal hutang. Bayangkan jika suatu kota dipenuhi dengan orang-orang yang hatinya selalu rindu untuk bersedekah, betapa kota itu akan menjadi kota yang penduduknya harmonis karena kebiasaan saling tolong menolong dan makmur karena tak pernah luput memperhatikan saudaranya yang kekurangan. Keren euy
Di akhirat kelak para ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah:
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”
Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus Anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari no. 1897, 3666 dan Muslim no. 1027)
HAI!
Abis banyak dapet energi positif pas lagi searching-searching buat tulisan #30daysblogproject ini HEHEW :3
Hari ini hari Jum'at maka kita akan masuk ke rubrik Tausiyah :D
These days, ngomongin masalah investasi adalah hal yang mulai lebih banyak dibahas. Terlebih ketika hidup di antara kakak-kakak yang udah berumur layak nikah, dan ortu yang sedang mikirin pensiun.(Dan gegara banyak temenan sama orang-orang yang mulai sedang memantaskan rekening buat nikah.) :D
Mungkin dulu gue cuman jadi pendengar. Lalu kini mulai diseret-seret buat ikutan. Gue sebenarnya gak begitu aware sama dunia perekonomian masa kini. Bahkan ketika sekeliling gue udah fasih bicara "mending lo invest di reksadana" gue beberapa minggu yang lalu baru nanya bokap apa itu reksadana..
(fyi, reksadana itu (sederhananya) adalah semacam lembaga yang isinya orang yang paham soal dunia perinvestasian. mereka bakal menawarkan paket-paket investasi yang udah disusun sebaik mungkin oleh si ahlinya.) (itu secara sederhananya banget wkwk, untuk lebih jelasnya silakan baca di google yang lebih ribetnya) (Gue cuman ngasih tau definisi gais)
Tapi ini bukan perkara yang mudah, setidaknya gue berpikir demikian.
Kenapa?
Karena dewasa ini, kita harus lebih selektif dalam berinvestasi.
Sebagai umat muslim tentunya kita mengenal larangan menarik riba. Riba memang pada ilmu fiqh dibagi-bagi lagi jenisnya, tapi gue akan mengambil contoh satu hal yaitu perihal perbungaan dalam hutang. Perbungaan yang gue maksud adalah ketika A meminjamkan 10ribu kepada B, dengan meminta uang itu kembali sebanyak 12ribu. Maka 2ribu itu termasuk riba.
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah…” [Ar-Ruum/30: 39]
Itu baru satu contoh yang tersurat. Jenis-jenis lainnya bisa jadi sebenernya sama tersuratnya atau bahkan bisa tersirat. Maka temen-temen di sini kalau memang kelak ingin investasi entah lewat emas, property, reksadana, saham, dan lain-lain coba yuk lebih jeli dalam menelaah dengan terlebih dahulu pelajari sistem investasi yang akan dipilih. Mumpung kita (kalau seumuran nih ya) masih muda dan masih punya waktu untuk belajar, baik belajar untuk mendapat ilmu maupun untuk menata hati :)
anyway, meskipun investasi masa kini kadang lekat dengan dunia pe-riba-an, sebagian orang kini telah menyusun sistem investasi berbasis syariah. Kayak obligasi syariah, reksadana syariah, bank syariah, dan sebagainya. Jika memang temen-temen tertarik, saran gue tetep coba pelajari baik-baik sistemnya dan tanya-tanya ke orang yang paham. Khawatir, tren syariah ini berakhir jadi kedok dan barang bisnis belaka. *Kalau udah pelajari bagi-bagi ilmunya ke Hana ya*
NAH sebagai muslim sebenernya ada loh cara investasi yang jauuuh lebih baik.
Bahkan Allah menjadi lewat Al-Qur'an ganjaran kebaikan yang luar biasa. Pernah denger ayat ini?
“Perumpaman orang-orang yang menafkahkan hartanya mereka di jalan Allah adalah serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah (terus-menerus) melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (karuniaNya) Lagi Maha Mengetahui.” ( Al-Baqarah 261 )
yap, investasi itu adalah sedekah :)
Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah bersabda: “Tidaklah sesuatu pemberian sedekah itu mengurangi banyaknya harta. Tidaklah Allah itu menambahkan seseorang akan sifat pengampunannya, melainkan ia akan bertambah pula kemuliaannya. Juga tidaklah seseorang itu merendahkan diri kerana mengharapkan keredhaan Allah, melainkan ia akan diangkat pula darjatnya oleh Allah ‘Azzawajalla.* (Hadits Riwayat Muslim)
Ma syaa Allah :)
Sedekah itu In syaa Allah baik untuk kehidupan dunia dan akhirat. Di dunia, dengan bersedekah kita dapat membantu kehidupan orang lain tanpa memberatkan mereka perihal hutang. Bayangkan jika suatu kota dipenuhi dengan orang-orang yang hatinya selalu rindu untuk bersedekah, betapa kota itu akan menjadi kota yang penduduknya harmonis karena kebiasaan saling tolong menolong dan makmur karena tak pernah luput memperhatikan saudaranya yang kekurangan. Keren euy
Di akhirat kelak para ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah:
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”
Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus Anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari no. 1897, 3666 dan Muslim no. 1027)
ntap yha :'D
Semangat terus untuk memantaskan diri menjadi khalifah yang baik di muka bumi
Dan memantaskan diri menjadi hamba yang terbaik di sisi Allah :)
Wallahu a'lam bishawab
Flamboyan
15 Juli 2016
Triana
Bahan bacaan
>Ad-Duwaisy, 'Isa. 2006. Riba, pengertian, dan macam-macamnya: 1 hlmn. https://almanhaj.or.id/4044-riba-pengertian-dan-macam-macamnya.html diakses 15 Juli 2016 pukul 23.11
>Akbar, Cholis. 2015. Sedekah Tidak Mengurangi Harta: 1 hlmn. http://www.hidayatullah.com/kajian/hadits-harian/read/2015/11/24/83773/sedekah-tak-mengurangi-harta.html diakses 15 Juli 2016 pukul 22:26 WIB
>Akbar, Maulana. 2015. Ayat dan Terjemahan Surah Al-Baqarah Ayat 261: 1hlmn. http://catatan-mahasiwagendeng.blogspot.co.id/2015/05/ayat-dan-terjemah-surah-al-baqarah-ayat.html diakses 15 Juli 2016 pukul 23.07&
>Belajarinvestasi.net. 2015. Investasi obligasi: 1 hlmn. http://www.belajarinvestasi.net/obligasi/memahami-investasi-obligasi diakses 15 Juli 2016 pukul 23.09
>Fariska, Nadia. 2014. Apa itu Obligasi? : 1 hlmn. http://www.edukasisaham.co.id/apa-itu-obligasi diakses 15 Juli 2016 pukul 22.09 WIB
>Akbar, Cholis. 2015. Sedekah Tidak Mengurangi Harta: 1 hlmn. http://www.hidayatullah.com/kajian/hadits-harian/read/2015/11/24/83773/sedekah-tak-mengurangi-harta.html diakses 15 Juli 2016 pukul 22:26 WIB
>Akbar, Maulana. 2015. Ayat dan Terjemahan Surah Al-Baqarah Ayat 261: 1hlmn. http://catatan-mahasiwagendeng.blogspot.co.id/2015/05/ayat-dan-terjemah-surah-al-baqarah-ayat.html diakses 15 Juli 2016 pukul 23.07&
>Belajarinvestasi.net. 2015. Investasi obligasi: 1 hlmn. http://www.belajarinvestasi.net/obligasi/memahami-investasi-obligasi diakses 15 Juli 2016 pukul 23.09
>Fariska, Nadia. 2014. Apa itu Obligasi? : 1 hlmn. http://www.edukasisaham.co.id/apa-itu-obligasi diakses 15 Juli 2016 pukul 22.09 WIB
>Fernandi, Shandy. 2011. Sedekah Sebagai Solusi Terbaik dalam Berinvestasi: 1 hlmn. https://shandydf.wordpress.com/2011/07/24/sedekah-sebagai-solusi-terbaik-dalam-berinvestasi/ diakses pada 15 Juli 2016 pukul 23.16
>Marzuqi, Wafi. 2013. Agar Sedekah Menjadi Investasi Tak Kenal Rugi: 1 hlmn. https://wafimarzuqi.wordpress.com/2013/01/09/agar-sedekah-menjadi-investasi-tak-kenal-rugi/ diakses 15 Juli 2016 23.00
>Ruslan, Hedi. 2012. Inilah 5 Keutamaan Sedekah: 1 hlmn. http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/07/m8daxd-inilah-5-keutamaan-sedekah diakses pada 15 Juli 2016 pukul 23.13
>Sefullah, Saad. 2013. Sembilan Keutamaan Bersedekah (1): 1 hlmn. http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/07/m8daxd-inilah-5-keutamaan-sedekah diakses pada 15 Juli 2016 pukul 23.15
>STIBA Makassar. 2012. Hadits Imam muslim nomor 4689: 1 hlmn. http://hadits.stiba.ac.id5/?type=hadits&no=4689&imam=muslim diakses 15 Juli 2016 pukul 22.28 WIB
>Tuasikal, Muhammad. 2015. Delapan Pintu Surga: 1 hlmn. https://rumaysho.com/11605-delapan-pintu-surga.html diakses 15 Juli 2016 pukul 22.30 WIB
gt;Rumah Zakat. 2009. Hukum Investasi Obligasi dan Cara Mengeluarkan Zakatnya: 1 hlmn. https://www.rumahzakat.org/hukum-investasi-obligasi-dan-cara-mengeluarkan-zakatnya/ diakses 15 Juli 2016 pukul 22.08 WIB
>Wahyudi, Ari. 2014. Keutamaan Bersedekah Secara Rahasia: 1 hlmn. https://muslim.or.id/21137-keutamaan-bersedekah-secara-rahasia.html diakses 15 Juli 2016 pukul 23.28
>Wikipedia
>Yosaline, Alfita. (tanpa tahun). Halalkah ORI? : 1 hlmn. http://afita-syariah-insurance.blogspot.co.id/p/halalkah-ori.html diakses 15 Juli 2016 pukul 23.0
p.s. catatan bahan bacaan diatas hanya dipakai untuk mencari informasi dan sudut pandang serta beberapa sumber dipakai untuk penyisipan ayat dan hadits. Sebagian sumber tidak saya baca semuanya (karena hanya butuh informasi parsial). Ini bukan sepenuhnya sitasi :)
>Marzuqi, Wafi. 2013. Agar Sedekah Menjadi Investasi Tak Kenal Rugi: 1 hlmn. https://wafimarzuqi.wordpress.com/2013/01/09/agar-sedekah-menjadi-investasi-tak-kenal-rugi/ diakses 15 Juli 2016 23.00
>Ruslan, Hedi. 2012. Inilah 5 Keutamaan Sedekah: 1 hlmn. http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/07/m8daxd-inilah-5-keutamaan-sedekah diakses pada 15 Juli 2016 pukul 23.13
>Sefullah, Saad. 2013. Sembilan Keutamaan Bersedekah (1): 1 hlmn. http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/07/m8daxd-inilah-5-keutamaan-sedekah diakses pada 15 Juli 2016 pukul 23.15
>STIBA Makassar. 2012. Hadits Imam muslim nomor 4689: 1 hlmn. http://hadits.stiba.ac.id5/?type=hadits&no=4689&imam=muslim diakses 15 Juli 2016 pukul 22.28 WIB
>Tuasikal, Muhammad. 2015. Delapan Pintu Surga: 1 hlmn. https://rumaysho.com/11605-delapan-pintu-surga.html diakses 15 Juli 2016 pukul 22.30 WIB
gt;Rumah Zakat. 2009. Hukum Investasi Obligasi dan Cara Mengeluarkan Zakatnya: 1 hlmn. https://www.rumahzakat.org/hukum-investasi-obligasi-dan-cara-mengeluarkan-zakatnya/ diakses 15 Juli 2016 pukul 22.08 WIB
>Wahyudi, Ari. 2014. Keutamaan Bersedekah Secara Rahasia: 1 hlmn. https://muslim.or.id/21137-keutamaan-bersedekah-secara-rahasia.html diakses 15 Juli 2016 pukul 23.28
>Wikipedia
>Yosaline, Alfita. (tanpa tahun). Halalkah ORI? : 1 hlmn. http://afita-syariah-insurance.blogspot.co.id/p/halalkah-ori.html diakses 15 Juli 2016 pukul 23.0
p.s. catatan bahan bacaan diatas hanya dipakai untuk mencari informasi dan sudut pandang serta beberapa sumber dipakai untuk penyisipan ayat dan hadits. Sebagian sumber tidak saya baca semuanya (karena hanya butuh informasi parsial). Ini bukan sepenuhnya sitasi :)
Thursday, July 14, 2016
#10 Mengemas Sains
Assalamu'alaikum
Hari ini In syaa Allah ingin berbagi mimpi lewat #30daysblogproject berjudul mengemas sains. Wk bingung gak kenapa mengemas sains jadi mimpi? *taunya pada gak bingung. taunya pada biasa aja* *yaudah deh*
here we go..
Sejak kecil pertanyaan "Hana cita-citanya mau jadi apa?" adalah pertanyaan yang sangat menyenangkan. Bahkan dalam percakapan antara anak dan orang tua, seringkali gue gak ditanya tapi ngoceh tentang "nanti kalau aku udah gede aku pengen blablablabla". Dan hebatnya, orang tuaku mau mendengarkan ocehan gadis yang ingin-jadi-banyak-hal.
"aku pengen jadi peneliti!" -hana edisi kelas 2 SD
"aku pengen jadi guru fisika!" -hana edisi gatau kelas berapa SD
"aku pengen jadi jurnalis" - hana kelas 4 SD
"aku pengen jadi presiden"- hana edisi kelas 1 SMP
"aku pengen jadi wildlife photographer"- hana edisi baru baca novel partikel
"aku pengen jadi ahli pertanian" - hana kelas 1 SMA diduga banyak main harvest moon
"aku pengen jadi dokter pohon" -hana edisi kelas 2 SMA
"aku pengen jadi ornitolog" - hana edisi kelas 3 SMA
"aku pengen buka rental alat lab"- hana edisi mahasiswa baru
"aku pengen investasi buku-buku yah"- hana edisi mahasiswa yang sedang berlibur 3 bulan
"aku pengen jadi anak ayah ibu yang baik"- hana edisi belum pernah bilang gitu sepertinya #wayolo
dan masih ada mungkin puluhan -- atau ratusan -- mimpi Triana yang ia sampaikan ke orang tuanya. Mereka memang pendengar yang dabest.
Mereka selalu mendukung cita-cita gue, bahkan yang random sekalipun. Walaupun ada masanya respon mereka "ya kamu jalanin dulu aja yang sekarang ya nak" maafkan anakmu yang suka terjangkit euforia ini, ibunda dan ayahanda.
Ada satu cita-cita yang pada akhirnya masih bertahan sampai sekarang. Yaitu menjadi seorang jurnalis.
terus kenapa masuk MIPA?
Kenapa yha. (padahal gue sendiri yang mau)
Mungkin karena bagi gue, cita-cita profesi dan cita-cita yang hadir dari keresahan adalah sesuatu yang berbeda. Profesi itu cuman media untuk menyelesaikan suatu masalah. Dan apa masalah yang diresahkan adalah hal yang berbeda.
Bagi Triana di masa SMA, biologi adalah panggilan hatinya. Kata-kata kayak konservasi, biodiversitas, insekta, aves, botani, ekologi, adalah sesuatu yang menarik dia untuk bercakap-cakap lebih jauh. Gue sempet mencoba untuk terus menantang diri gue mencari alasan untuk memilih bidang lain. Sempet kok kepikiran "kenapa gak masuk jurnalistik atau komunikasi?" tapi sepertinya bukan latar ilmu itu yang Triana ingin dalami selama empat tahun di masa-masa mudanya. Maka gue memilih MIPA, memilih biologi. Karena keresahan itu ada di sana: alam yang semakin disakiti tapi sangat dibutuhin. Alam memang lapang dada ya.
Menariknya, pengalaman selama mencari jurusan yang tepat pas kelas 3 dulu ditambah pengalaman 1 tahun belakangan belajar di MIPA justru membuat semangat gue untuk menjadi jurnalis semakin meningkat. Beberapa alasannya adalah berikut:
-Riset yang belum dihargai seberapa
-Produktivitas riset Indonesia yang kalah jauh dari negeri lain
-Sains yang ternyata luaaaas banget
-Perkembangan sains dan teknologi masa kini yang peccah banget
-Sebagian anak MIPA yang prestasinya di bidang keilmiahan kece-kece pisan
-Serta pandangan masyarakat yang memandang sains itu membosankan
Poin terakhir adalah poin yang menjadi titik tolak bagi judul post ini
Sains memang terlihat kaku dan serius. Mungkin karena sering disebut sebagai ilmu pasti. Kepastian dalam sains sebenernya pun gak segitu rigidnya, malah kadang yang bikin berkepanjangan adalah anomali-anomali di dalam sains itu sendiri. Karena pada dasarnya sains (in this case MIPA) adalah upaya manusia menerjemahkan yang alami dan memodifikasinya sedemikian rupa.
Mungkin karena ke-kaku-an (dan ke-penuh-rumus-an-nya), sains seringkali dianggap membosankan. Padahal sains adalah hal yang seringkali lebih dekat dari interaksi sosial kita. Membaca post ini aja udah pakai mata yang di dalamnya ada proses penangkapan cahaya oleh retina, membuka layar handphone aja udah ada proses konvensi energi serta sistem elektronik yang bekerja di dalam handphone, dan jam yang terus berputar dengan hitungan demikian juga adalah hasil perhitungan seseorang pada waktu-waktu yang lalu. Keren kan sains.
Tapi yang mana yang lebih sering kita dengar di TV atau baca di majalah? harga BBM naik atau penemuan energi alternatif baru? kawin-cerainya artis A atau penemuan teknologi genetika reproduksi yang baru? korupsi di institusi B atau prestasi mahasiswa yang masuk konferensi internasional C?
HEHE
Untuk itu gue ingin kelak dapat mengemas sains untuk khalayak.
Sekarang pun sebenarnya upaya ini banyak dicoba oleh para youtuber yang bikin dokumenter ilmiah, yang merekam upaya eksperimennya, buku-buku hewan tumbuhan serta alam semesta dari yang ditulis ala ensiklopedia sampe yang ditulis ala ala komik, situs berita sains, majalah yang saintifik, pameran dan museum saintek, bahkan sekarang banyak seniman yang mencoba mencampurkan seni dan saintek.
Dan aku ingin mengambil peran :)
Langkah awal itu adalah menulis section biologuess dan belajar hewan
mungkin selanjutnya kelak cita-cita ingin jadi jurnalis bisa ambil bagian
hingga kemudia punya media massa sendiri
dan mewujudkan keinginan untuk kelak di toko buku ada rak-rak buku sains populer dalam bahasa indonesia :') (bukan sekedar textbook kuliah ya)
Semangat mengejar impian kita gengs!
Meja makan di rumah Flamboyan
14 Juli 2016
Triana
Hari ini In syaa Allah ingin berbagi mimpi lewat #30daysblogproject berjudul mengemas sains. Wk bingung gak kenapa mengemas sains jadi mimpi? *taunya pada gak bingung. taunya pada biasa aja* *yaudah deh*
here we go..
Sejak kecil pertanyaan "Hana cita-citanya mau jadi apa?" adalah pertanyaan yang sangat menyenangkan. Bahkan dalam percakapan antara anak dan orang tua, seringkali gue gak ditanya tapi ngoceh tentang "nanti kalau aku udah gede aku pengen blablablabla". Dan hebatnya, orang tuaku mau mendengarkan ocehan gadis yang ingin-jadi-banyak-hal.
"aku pengen jadi peneliti!" -hana edisi kelas 2 SD
"aku pengen jadi guru fisika!" -hana edisi gatau kelas berapa SD
"aku pengen jadi jurnalis" - hana kelas 4 SD
"aku pengen jadi presiden"- hana edisi kelas 1 SMP
"aku pengen jadi wildlife photographer"- hana edisi baru baca novel partikel
"aku pengen jadi ahli pertanian" - hana kelas 1 SMA diduga banyak main harvest moon
"aku pengen jadi dokter pohon" -hana edisi kelas 2 SMA
"aku pengen jadi ornitolog" - hana edisi kelas 3 SMA
"aku pengen buka rental alat lab"- hana edisi mahasiswa baru
"aku pengen investasi buku-buku yah"- hana edisi mahasiswa yang sedang berlibur 3 bulan
"aku pengen jadi anak ayah ibu yang baik"- hana edisi belum pernah bilang gitu sepertinya #wayolo
dan masih ada mungkin puluhan -- atau ratusan -- mimpi Triana yang ia sampaikan ke orang tuanya. Mereka memang pendengar yang dabest.
Mereka selalu mendukung cita-cita gue, bahkan yang random sekalipun. Walaupun ada masanya respon mereka "ya kamu jalanin dulu aja yang sekarang ya nak" maafkan anakmu yang suka terjangkit euforia ini, ibunda dan ayahanda.
Ada satu cita-cita yang pada akhirnya masih bertahan sampai sekarang. Yaitu menjadi seorang jurnalis.
terus kenapa masuk MIPA?
Kenapa yha. (padahal gue sendiri yang mau)
Mungkin karena bagi gue, cita-cita profesi dan cita-cita yang hadir dari keresahan adalah sesuatu yang berbeda. Profesi itu cuman media untuk menyelesaikan suatu masalah. Dan apa masalah yang diresahkan adalah hal yang berbeda.
Bagi Triana di masa SMA, biologi adalah panggilan hatinya. Kata-kata kayak konservasi, biodiversitas, insekta, aves, botani, ekologi, adalah sesuatu yang menarik dia untuk bercakap-cakap lebih jauh. Gue sempet mencoba untuk terus menantang diri gue mencari alasan untuk memilih bidang lain. Sempet kok kepikiran "kenapa gak masuk jurnalistik atau komunikasi?" tapi sepertinya bukan latar ilmu itu yang Triana ingin dalami selama empat tahun di masa-masa mudanya. Maka gue memilih MIPA, memilih biologi. Karena keresahan itu ada di sana: alam yang semakin disakiti tapi sangat dibutuhin. Alam memang lapang dada ya.
Menariknya, pengalaman selama mencari jurusan yang tepat pas kelas 3 dulu ditambah pengalaman 1 tahun belakangan belajar di MIPA justru membuat semangat gue untuk menjadi jurnalis semakin meningkat. Beberapa alasannya adalah berikut:
-Riset yang belum dihargai seberapa
-Produktivitas riset Indonesia yang kalah jauh dari negeri lain
-Sains yang ternyata luaaaas banget
-Perkembangan sains dan teknologi masa kini yang peccah banget
-Sebagian anak MIPA yang prestasinya di bidang keilmiahan kece-kece pisan
-Serta pandangan masyarakat yang memandang sains itu membosankan
Poin terakhir adalah poin yang menjadi titik tolak bagi judul post ini
Sains memang terlihat kaku dan serius. Mungkin karena sering disebut sebagai ilmu pasti. Kepastian dalam sains sebenernya pun gak segitu rigidnya, malah kadang yang bikin berkepanjangan adalah anomali-anomali di dalam sains itu sendiri. Karena pada dasarnya sains (in this case MIPA) adalah upaya manusia menerjemahkan yang alami dan memodifikasinya sedemikian rupa.
Mungkin karena ke-kaku-an (dan ke-penuh-rumus-an-nya), sains seringkali dianggap membosankan. Padahal sains adalah hal yang seringkali lebih dekat dari interaksi sosial kita. Membaca post ini aja udah pakai mata yang di dalamnya ada proses penangkapan cahaya oleh retina, membuka layar handphone aja udah ada proses konvensi energi serta sistem elektronik yang bekerja di dalam handphone, dan jam yang terus berputar dengan hitungan demikian juga adalah hasil perhitungan seseorang pada waktu-waktu yang lalu. Keren kan sains.
Tapi yang mana yang lebih sering kita dengar di TV atau baca di majalah? harga BBM naik atau penemuan energi alternatif baru? kawin-cerainya artis A atau penemuan teknologi genetika reproduksi yang baru? korupsi di institusi B atau prestasi mahasiswa yang masuk konferensi internasional C?
HEHE
Untuk itu gue ingin kelak dapat mengemas sains untuk khalayak.
Sekarang pun sebenarnya upaya ini banyak dicoba oleh para youtuber yang bikin dokumenter ilmiah, yang merekam upaya eksperimennya, buku-buku hewan tumbuhan serta alam semesta dari yang ditulis ala ensiklopedia sampe yang ditulis ala ala komik, situs berita sains, majalah yang saintifik, pameran dan museum saintek, bahkan sekarang banyak seniman yang mencoba mencampurkan seni dan saintek.
Dan aku ingin mengambil peran :)
Langkah awal itu adalah menulis section biologuess dan belajar hewan
mungkin selanjutnya kelak cita-cita ingin jadi jurnalis bisa ambil bagian
hingga kemudia punya media massa sendiri
dan mewujudkan keinginan untuk kelak di toko buku ada rak-rak buku sains populer dalam bahasa indonesia :') (bukan sekedar textbook kuliah ya)
Semangat mengejar impian kita gengs!
Meja makan di rumah Flamboyan
14 Juli 2016
Triana
Wednesday, July 13, 2016
#9 Tiap-tiap kita adalah pemimpin, tiap-tiap kita adalah pendidik
Assalamu'alaikum
Alhamdulillah masih bisa ketemu di #30daysblogproject ke-9 :'D
ini udah deadline banget yak (ini jam setengah 11 WIB di tanggal 12 Juli), sebenernya mau nulis dari pagi tapi karena judul yang terjadwal terasa serius jadi gak jadi-jadi nulis~
Tapi ini adalah suara pikiran yang sudah lama terpendam, jadi lanjutlah :)
Kalau kalian baca prosa di dua hari sebelum ini, mungkin terasa rada aneh ya. Yap karena mungkin kondisinya gue sedang meledak-ledak. Gue nulis prosa itu karena baru aja baca sebuah posting blog yang sedikit membahas tentang lika-liku mendidik anak. Salah satu hal yang dia kritisi adalah bahwa sulitnya mendidik anak di masa kini adalah sesuatu yang harus dihadapi.
Apa maksudnya di masa kini?
Masa kini yang dimaksud adalah masa di mana internet menawarkan suguhan secara bebas dan tidak semuanya dapat dipegang pertanggungjawabannya.
Lantas apa maksudnya dihadapi?
Penulis berpendapat bahwa membatasi penggunaan internet dengan safety mode (yang sekarang bisa dibuat untuk melindungi anak dari konten 'dewasa') adalah hal yang tidak efektif. Karena pada akhirnya anak akan selalu punya cara untuk mengakses konten-konten tersebut. Maka menghadapi yang ia maksud adalah dengan memberikan kesempatan untuk anak meng-expore informasi, dan orang tua yang membimbing anak tentang 'dunia di luar sana', tentang baik dan buruknya suatu hal, dan tanpa menutup-nutupi. Itu sih yang gue tangkep.
Gue awalnya cuman "ooh gitu". okey.
Masa kini adalah masa di mana dunia sudah ada di genggaman kita semua, tanpa terkecuali anak-anak. Dulu mungkin itu aneh. Dulu mungkin masih banyak yang nyinyir dan nyindir "anak-anak kok udah main hp" or else. Zaman sekarang mainan balita juga ada di play store. Zaman dulu kalau belajar ngaji cuman di TPA, sekarang anak soleh mau belajar mengaji bisa difasilitasin tab.
Dan itu wajar karena bumi berputar, itu wajar karena masa pun terpelajar.
Lalu setelah baca posting itu. Gue buka youtube. Lalu gue sedih.
Ceritanya lagi iseng buka yang kekinian. Lalu yang gue dapatkan adalah kekecewaan. Kecewa karena justru yang kekinian sedang booming pula di kalangan anak-anak. Sayang kontennya bukan untuk dikonsumsi anak-anak.
Lalu gue kepikiran postingan tadi. Lalu gue bertanya pada diri sendiri "kalau udah kayak gini setuju gak Han?". Saat itu gue merasa kecewa, dan saat itu kekecewaan itu gue tuliskan dalam prosa.
Gue tidak tahu apakah gue setuju atau tidak dengan cara penulis blog mendidik anak. Karena bagi gue parenting adalah sesuatu yang lebih dari sekedar idealisme -- kita akan selalu ingin orang yang kita bentuk menjadi ideal (bagi kita) sementara yang kita bimbing adalah makhluk bernyawa yang punya akal dan terpapar faktor eksternal.
Maka gue mulai bertanya-tanya.. "kalau udah gini salah siapa?"
Mudah ketika kita ingin menyalahkan apapun. Selalu ada yang bisa disalahkan. Dalam konteks ini kita bisa saja menyalahkan anak-anak yang megakses video tanpa menjaringnya terlebih dahulu. Bisa saja menyalahkan orang tua yang gak bisa mendampingi anak untuk selektif memilih tontonan. Bisa saja menyalahkan pembuat video yang salah pasar ketika membuat video dengan konten (yang bagi saya adalah untuk) 17+.
Bisa saja. Tapi apakah cara termudah ini adalah cara yang solutif?
Hasil dari "penyalahan" seringkali adalah "pembenaran".
Maka mudah saja untuk si anak, si orang tua, ataupun si pembuat video memberikan pembenaran. Dalam imajinasi gue pembenaran itu seperti ini:
"aku kan cuman nonton video lagian aku gak tau kalau isinya kayak gini" ujar si anak.
"Saya juga gak 24 jam sama si kakak, bisa aja dia tau yang kayak gitu dari temennya" ujar si ortu.
"Gue kan cuman bikin video. ya kalau ternyata yang nonton anak-anak ya bukan salah gue kan? kenapa gak anaknya aja yang search barney, kenapa harus kanal gue?" ujar si pembuat video.
Mudah saja.
Bagi gue, perihal pendidikan ini bukan sesuatu yang cukup diselesaikan dengan mengusut "ini-salah-siapa?" melainkan adalah sesuatu yang harus kita bangun bersama. Ini bukan hanya urusan orang tua, urusan sekolah, atau institusi pendidikan lainnya.. tapi juga urusan masing-masing diri kita.
Kita paham bahwa sejatinya anak-anak disekeliling kita kelak pun akan jadi remaja lalu dewasa. Bisa saja anak yang kita tanya "kamu namanya siapa? umur berapa? udah sekolah belum?" di perjalanan pulang tadi sore, adalah ia yang bakal membantu kita membangun bisnis di masa depan. Pun mungkin juga anak yang tadi pagi kita temui sedang ngomongin 'pacar-pacaran' dengan temannya yang satu TK, ternyata kelak adalah atasan kita di kantor.
"Maka mau jadi apa negeri ini?" mungkin dapat terjawab dari bagaimana kita memperlakukan mereka. Dalam era ini, berarti juga mencakup bagaimana kita berkarya. Kita tahu bahwa internet menawarkan limit yang limitless, maka cobalah masukkan anak-anak dalam list pertimbangan pasar kita, atau paling enggak pasar-yang-gak-sengaja. Jika memang pada akhirnya style karya kita tidak bisa friendly untuk anak-anak, coba berikanlah suatu arahan bagi mereka (seperti peringatan batas usia, atau lainnya).
Perlakuan lain bagi anak-anak yang harus kita pertimbangkan juga cara kita berbicara, cara kita bertindak, dan lain-lain. Bagi mereka, pacaran mungkin menjadi hits karena kalau ketemu sama kakak-kakaknya diledekin "ih adek jomblo" atau ditanya "adek udah punya pacar?". Bagi mereka mungkin ngerokok dikala belia biasa aja toh kakaknya juga ngerokok. Tapi apakah masa kecil yang seperti itu yang ingin kita bangun di kehidupan kanak-kanak orang-orang sekitar kita?
kalau ungkapan "tiap-tiap kita adalah pemimpin" udah terpatri dalam agenda motivasi. Maka mungkin ini saatnya mematri ungkapan baru bahwa "tiap-tiap kita adalah pendidik."
karena bisa jadi tiap gerak-gerik dan kata-kata kita adalah sesuatu yang ditiru orang lain, khususnya anak-anak.
Flamboyan
12 Juli 2016
Triana
Alhamdulillah masih bisa ketemu di #30daysblogproject ke-9 :'D
ini udah deadline banget yak (ini jam setengah 11 WIB di tanggal 12 Juli), sebenernya mau nulis dari pagi tapi karena judul yang terjadwal terasa serius jadi gak jadi-jadi nulis~
Tapi ini adalah suara pikiran yang sudah lama terpendam, jadi lanjutlah :)
Kalau kalian baca prosa di dua hari sebelum ini, mungkin terasa rada aneh ya. Yap karena mungkin kondisinya gue sedang meledak-ledak. Gue nulis prosa itu karena baru aja baca sebuah posting blog yang sedikit membahas tentang lika-liku mendidik anak. Salah satu hal yang dia kritisi adalah bahwa sulitnya mendidik anak di masa kini adalah sesuatu yang harus dihadapi.
Apa maksudnya di masa kini?
Masa kini yang dimaksud adalah masa di mana internet menawarkan suguhan secara bebas dan tidak semuanya dapat dipegang pertanggungjawabannya.
Lantas apa maksudnya dihadapi?
Penulis berpendapat bahwa membatasi penggunaan internet dengan safety mode (yang sekarang bisa dibuat untuk melindungi anak dari konten 'dewasa') adalah hal yang tidak efektif. Karena pada akhirnya anak akan selalu punya cara untuk mengakses konten-konten tersebut. Maka menghadapi yang ia maksud adalah dengan memberikan kesempatan untuk anak meng-expore informasi, dan orang tua yang membimbing anak tentang 'dunia di luar sana', tentang baik dan buruknya suatu hal, dan tanpa menutup-nutupi. Itu sih yang gue tangkep.
Gue awalnya cuman "ooh gitu". okey.
Masa kini adalah masa di mana dunia sudah ada di genggaman kita semua, tanpa terkecuali anak-anak. Dulu mungkin itu aneh. Dulu mungkin masih banyak yang nyinyir dan nyindir "anak-anak kok udah main hp" or else. Zaman sekarang mainan balita juga ada di play store. Zaman dulu kalau belajar ngaji cuman di TPA, sekarang anak soleh mau belajar mengaji bisa difasilitasin tab.
Dan itu wajar karena bumi berputar, itu wajar karena masa pun terpelajar.
Lalu setelah baca posting itu. Gue buka youtube. Lalu gue sedih.
Ceritanya lagi iseng buka yang kekinian. Lalu yang gue dapatkan adalah kekecewaan. Kecewa karena justru yang kekinian sedang booming pula di kalangan anak-anak. Sayang kontennya bukan untuk dikonsumsi anak-anak.
Lalu gue kepikiran postingan tadi. Lalu gue bertanya pada diri sendiri "kalau udah kayak gini setuju gak Han?". Saat itu gue merasa kecewa, dan saat itu kekecewaan itu gue tuliskan dalam prosa.
Gue tidak tahu apakah gue setuju atau tidak dengan cara penulis blog mendidik anak. Karena bagi gue parenting adalah sesuatu yang lebih dari sekedar idealisme -- kita akan selalu ingin orang yang kita bentuk menjadi ideal (bagi kita) sementara yang kita bimbing adalah makhluk bernyawa yang punya akal dan terpapar faktor eksternal.
Maka gue mulai bertanya-tanya.. "kalau udah gini salah siapa?"
Kita marah melihat berita di mana-mana:Itu cuplikan prosa yang gue tulis. Dan itu terjadi pada gue. Ketika suatu kabar (dalam konteks ini video youtube) membuat gue gelisah, gue yang kecewa pun malah nanya sesuatu yang (menurut gue) gak urgent: "ini salah siapa?"
Tawuran antarpelajar
Korupsi
Kemacetan
Sistem pendidikan yang riweuh
Harga yang melangit
Hutan yang kian membotak
Pelecehan seksual
Narkoba
Kecelakaan lalu lintas
...
...
...
Lalu sibuk menyalahkan
Menyalahkan mereka yang berdasi
Menyalahkan para pendidik
Menyalahkan Orang tua yang tak bisa mendidik
Menyalahkan televisi
Menyalahkan YouTube
Menyalahkan siapa saja yang bisa disalah-salahkan
Mudah ketika kita ingin menyalahkan apapun. Selalu ada yang bisa disalahkan. Dalam konteks ini kita bisa saja menyalahkan anak-anak yang megakses video tanpa menjaringnya terlebih dahulu. Bisa saja menyalahkan orang tua yang gak bisa mendampingi anak untuk selektif memilih tontonan. Bisa saja menyalahkan pembuat video yang salah pasar ketika membuat video dengan konten (yang bagi saya adalah untuk) 17+.
Bisa saja. Tapi apakah cara termudah ini adalah cara yang solutif?
Hasil dari "penyalahan" seringkali adalah "pembenaran".
Maka mudah saja untuk si anak, si orang tua, ataupun si pembuat video memberikan pembenaran. Dalam imajinasi gue pembenaran itu seperti ini:
"aku kan cuman nonton video lagian aku gak tau kalau isinya kayak gini" ujar si anak.
"Saya juga gak 24 jam sama si kakak, bisa aja dia tau yang kayak gitu dari temennya" ujar si ortu.
"Gue kan cuman bikin video. ya kalau ternyata yang nonton anak-anak ya bukan salah gue kan? kenapa gak anaknya aja yang search barney, kenapa harus kanal gue?" ujar si pembuat video.
Mudah saja.
Bagi gue, perihal pendidikan ini bukan sesuatu yang cukup diselesaikan dengan mengusut "ini-salah-siapa?" melainkan adalah sesuatu yang harus kita bangun bersama. Ini bukan hanya urusan orang tua, urusan sekolah, atau institusi pendidikan lainnya.. tapi juga urusan masing-masing diri kita.
Kita paham bahwa sejatinya anak-anak disekeliling kita kelak pun akan jadi remaja lalu dewasa. Bisa saja anak yang kita tanya "kamu namanya siapa? umur berapa? udah sekolah belum?" di perjalanan pulang tadi sore, adalah ia yang bakal membantu kita membangun bisnis di masa depan. Pun mungkin juga anak yang tadi pagi kita temui sedang ngomongin 'pacar-pacaran' dengan temannya yang satu TK, ternyata kelak adalah atasan kita di kantor.
"Maka mau jadi apa negeri ini?" mungkin dapat terjawab dari bagaimana kita memperlakukan mereka. Dalam era ini, berarti juga mencakup bagaimana kita berkarya. Kita tahu bahwa internet menawarkan limit yang limitless, maka cobalah masukkan anak-anak dalam list pertimbangan pasar kita, atau paling enggak pasar-yang-gak-sengaja. Jika memang pada akhirnya style karya kita tidak bisa friendly untuk anak-anak, coba berikanlah suatu arahan bagi mereka (seperti peringatan batas usia, atau lainnya).
Perlakuan lain bagi anak-anak yang harus kita pertimbangkan juga cara kita berbicara, cara kita bertindak, dan lain-lain. Bagi mereka, pacaran mungkin menjadi hits karena kalau ketemu sama kakak-kakaknya diledekin "ih adek jomblo" atau ditanya "adek udah punya pacar?". Bagi mereka mungkin ngerokok dikala belia biasa aja toh kakaknya juga ngerokok. Tapi apakah masa kecil yang seperti itu yang ingin kita bangun di kehidupan kanak-kanak orang-orang sekitar kita?
kalau ungkapan "tiap-tiap kita adalah pemimpin" udah terpatri dalam agenda motivasi. Maka mungkin ini saatnya mematri ungkapan baru bahwa "tiap-tiap kita adalah pendidik."
karena bisa jadi tiap gerak-gerik dan kata-kata kita adalah sesuatu yang ditiru orang lain, khususnya anak-anak.
Flamboyan
12 Juli 2016
Triana
Tuesday, July 12, 2016
#8 Sepuluh Hal yang Ku Suka
Assalamu'alaikum
Hari ini untuk #30daysblogproject akan cerita-cerita tentang 10 hal yang aku suka~ mungkin kalau ada yang setia baca blog ini selama 7 tahun terakhir (bisa jadi) udah obvious banget gue suka apa aja wkwk. Tapi ya gapapa lah, siapa tau ada yang lagi nyari kado buat aq kan jadi ga bingung lagi (HAHA becanda gengs, serius juga sih hm).
Nomor di sini tidak menunjukan urutan tingkat kesukaan ya :D
1. Teh Tarik
Siapa yang ngenalin gue ke teh tarik sepertinya harus bertanggung jawab :'D
Sejak SMP (atau bahkan SD? udah lupa hehe) gue mulai suka dengan campuran teh dan susu kental manis asal negeri tetangga ini. Ini kayaknya salah satu alasan gue menjadi tidak terlalu baper ketika isu-isu kita dan tetangga sering terjadi (for me, teh tarik mereka telah memberikan banyak waktu menyenangkan).
Dari yang di kantin MIPA sampe yang di negara asalnya pun ku suka, dari yang sachet sampe yang asli di tarik-tarik pun ku suka wkwk.
Tapi memang seiring berjalannya waktu gue jadi bisa bedain mana yang enak mana yang enggak, mana yang beneran teh tarik mana yang cuman teh manis tambah susu kental doang. Walaupun akhirnya sekarang, campuran teh dan susu dengan teknik tarikan ataupun tidak dengan teknik tersebut, tetap terasa menyenangkan :)
Lucunya, teh tarik baik yang di kantin MIPA, yang sachet, maupun yang asli ditarik, punya efek layaknya kafein di diri Triana alias bikin terjaga wkwk (kadang gak berlaku sih untuk beberapa kasus).
2. Buku
Sejak kecil keluarga Flamboyan sering kali mengunjungi toko buku. Dari zaman kami anak-anak sukanya baca komik, sampe gue mulai kenal novel. Selanjutnya memang kami lebih jarang ke toko buku, tapi kebiasaan itu masih ada di diri anak bungsu tercantik di keluarga ini. Kini, gue gak cuman seneng novel tapi juga seneng bacain resensi buku secara random. Pun kadang pulang dengan satu atau dua buku yang kadang dibeli karena emang suka pengarangnya, kadang dibeli karena tergiur promosi penerbit di sosial media atau promosi dari online shop wkwk, dan kadang dibeli karena sampul atau judulnya menarik :'D
Sejak SD gue mulai tertarik untuk baca novel, dan mulai kenal sama sastra Indonesia di kala waktu itu iseng ngulik rak buku ayah. Itu kalau gak salah antara akhir SD atau awal SMP gitu. Sejak itu jadi mulai suka DEE dan buku-buku Pramoedya Anantatoer, bahkan dulu punya HP yang pengen dinamain Annalaise (tokoh novel bumi manusia). Beranjak SMA justru hobi baca buku itu justru gak semenggebu-gebu pas SMP, mungkin faktor mau lulus ke PTN yha. Tapi sampe sekarang selalu ada masa di mana gue memandangi rak buku dan ngebatin: gue harus mulai nyelesain baca buku-buku ini.... wkwk.
Sekarang ini Triana gak begitu maniak novel lagi sih, sepertinya asik juga untuk mulai nambah pengetahuan dari jenis-jenis lain. Tapiii lagi suka ngoleksi buku puisi :) jadi kali aja ada yang butuh mangga hubungii saya.
3.Biru tua & Fuschia Pink
Salah satu hal yang bikin gue nyengir baca hasil "Nastar untuk Triana" adalah salah satu evaluator yang bilang kalau gue kayak Doraemon yang kantong ajaibnya adalah ransel biru besar yang gue bawa kemana-mana :'D DAN gue masih pakai ransel biru (dan isinya banyak sehingga berukuran besar) kemana-mana.
Yap, sejak SMA gue mulai suka warna biru tua (meskipun perihal ransel berwarna biru sudah gue pakai sejak SMP). Saat itu navy blue lagi ngehits banget dan ku suka. Tapi pun akhirnya gue suka biru tua versi apapun, dari yang navy sampe yang rada neon. Selain itu akhir-akhir ini juga suka fuschia, walaupun untuk fuschia mungkin ku tak berani pakai warna begitu buat pakaian sehari-hari :')
4.Floral
Nama panggilan gue sejak kecil adalah Hana, yang berarti bunga. Terus mungkin itu awal gue jadi suka bunga, mungkin juga engga sih.. tapi gue gak se-melow suka bunga bouquet atau bunga segar sih :') aku hanya sebatas suka motif floral walaupun suka juga motretin bunga lagi mekar di pohon.
5. Dongeng
Dongeng adalah hal yang bersamanya aku tumbuh besar. Sampai sekarang masih suka dongeng apalagi denger dongeng (apalagi denger dongeng sambil liat anak-anak denger dongeng (emang pernah han? engga tau :'))). Menurutku dongeng adalah pintu buat anak-anak mengenal dunia. Meskipun dibungkus dengan hal-hal yang sifatnya imajinatif, justru bagian situ serunya ^^
Sampai sekarang Triana masih pengen nulis buku dongeng, entah dongeng buat anak-anak atau dewasa. Karena bagi Triana dongeng bukan cuman menghibur dan membawa pikiran piknik, tapi juga penuh nilai-nilai moral dan hikmah tentunya :D
6.Wafer Selamat
Mari saya kenalkan ke wafer enak yang bisa ditemukan di minimarket yaituu wafer selamat. Selain namanya yang bikin hepi, wafer yang original teksturnya renyah dan padet (gak kopong gitu), dan coklatnya enak banget :') wafer yang varian lain juga enak kok :D
wkwk maaf promosi tapi ku suka banget wafer selamat. Sayangnya, harga wafer selamat memang lebih tidak mahasiswa-wi dibandingkan dengan wafer tetangga. Makanya, yha gitu.. :') Wafer ini juga mulai digemari sama keluarga flamboyan dan korban-korban Triana lainnya wkwk.
*mari sukseskan Triana menjadi brand ambassador wafer selamat*
7.Insekta
HAHAHA :'D
waini
Insekta dan aves mungkin adalah 2 kelas animalia yang bikin gue semakin kekeuh mau masuk biologi. Gue sukaa banget insekta karena dia kecil, gemas, dan indah. Serangga-serangga (bahkan kecoa sekalipun) kalau diliat secara detil sebenernya kece banget loh gais (kayaknya gue taunih yang benci sama kecoa dalam hati lagi bilang "Enggaaak enggaaaaak"). Ada banyak hikmah juga yang bisa diambil dari serangga, kayak betapa kerjasama antarsemut itu kece, hardworking-nya lebah, pengorbanannya mantis dan sebagainya~ tapi kalau ditanya kenapa suka serangga, ya jawabannya karena ketika lo perhatiin lebih detil, serangga punya bentuk yang cantik-cantik banget :')
Bahkan salah satu cerita favorit yang suka nyokap sampaikan ke orang buat ngeyakinin gue sekarang benar-benar anak biologi adalah:
"Orang mah kalau ketemu kecoa sengaja dia balik ya biar mati, nah si Hana malah balikin lagi supaya bisa jalan" WKWKWK MAMAA QU. iya gue pernah kayak gitu sih. Cuman gue mau curcol bahwa kadang kecoa-kecoa itu pun udah dibalikin suka tetep gabisa jalan :( . Mungkin ada yang punya solusi?
8. Museum
Kalau keluarga ini mau jalan keluar kota kadang suka demokratis gitu kan nanya "kalian mau kemana aja?" dan gue tanpa nge-search dulu ada apa aja di sana biasanya jawab: Museum yah!
Museum adalah tempat rekreasi yang menyenangkan. Biasanya kalau di Indonesia (paling enggak di sekitar jawa, bali, lombok ) harga tiket masuknya pun gak begitu menguras kantong. Di sana banyak diorama dan pajangan yang punya nilai wawasan. Buat gue dan ayah, kami bisa ngabisin waktu lama di dalam museum karena bacain keterangannya satu-satu :'D jadi tidak direkomendasikan mengajak kami (khususnya Triana) ke museum untuk sekadar numpang foto atau numpang lewat aja. Tapi beranjak besar gue mulai sadar sih gak semua orang doyan bacain keterangan (pun setelah lewat beberapa jam bacain keterangan biasanya gue mulai bosan), jadii yaa aku mau kok diajak ke museum :)
Eniwei buat kalian yang malas ke museum karena mikir bahwa itu bosenin, kalian harus coba deh. Kalau di Jakarta coba main ke museum Bank Indonesia yang udah mulai ala ala modern gitu (Gue belom pernah explore museum gajah sih, apakah lebih modern dr BI atau engga.. mungkin ada yang tau?). Apalagii kalau lagi berpergian ke luar negeri, coba deh kunjungin museum paling enggak museum nasionalnya buat dapet gambaran umum mengenai negara tersebut. Ayo ke museum :D
9.Menulis
Menulis ini melingkupi menulis tangan dan digital. Sebenernya gue bukan pemilik tulisan tangan yang rapi (bahkan cenderung berantakan) dan tidak pula enak dibaca (oleh orang lain), tapi mungkin karena ditulis dengan style sendiri. Wk gimana cara deskripsiinnya yah :' ya gitu liat aja sendiri.. Dan anehnya gue bukan tipe orang yang kalau belajar bikin notes panjang-panjang.. Jadi gue sebenernya suka nulis gaksih (?)
Untuk tulisan tangan, sebenernya sebatas senang dengan font gue yang sedikit absurd dan catatan-catatan gue yang sedikit random. Nah kalau tulisan digital seperti yang sudah diceritakan dipost sebelumya, dulu gue suka bikin catatan harian kecil, sekarang pun kalau perasaan lagi meledak (sedih, senang, marah) masih suka bikin catatan. Bagian ter-seru dari punya catatan pribadi adalah ketika bacain ulang wkwk. Lumayan buat hiburan dan kadang jadi refleksi untuk kedepannya :)
Selain catatan, bikin blog post, laprak, makalah, esai, prosa, puisi, cerpen juga ku suka. Cuman sering mandek aja kalau lagi gatau mau nulis apa hehe atau gak pede buat ngelanjutin :) ya semoga kedepannya ku lebih baik.
10. Stiker ukuran mini
HAHA
Stiker itu gambar-gambar tempelan ya maksudnya, bukan stiker line.
Dulu waktu SD pernah punya buku stiker, dan pas SMA jadi suka lagi :') sebenernya stiker pun selera sih ya tergantung gambarnya menggemaskan atau enggak. Tapi kalau gambarnya lucu terus dia mini dan bisa ditempel buat hiasan dimana-mana itu bagi gue menyenangkan sekali :'D
Stiker di sini ex-clude stiker-stiker logo gitu ya hehe
NAH
Itu adalah 10 hal yang ku suka versi Triana. Sebenernya gue masih suka banyak hal sih kayak perangko, aves, fotografi, rendang, nastar, haiku, EYD (lol), dan lain-lain. Tapi kalau gue lanjutin jadi 100 hal yang ku suka nanti jadi autobiografi :')
Kalau kamu suka apa?
Flamboyan
11 Juli 2016
Triana
Hari ini untuk #30daysblogproject akan cerita-cerita tentang 10 hal yang aku suka~ mungkin kalau ada yang setia baca blog ini selama 7 tahun terakhir (bisa jadi) udah obvious banget gue suka apa aja wkwk. Tapi ya gapapa lah, siapa tau ada yang lagi nyari kado buat aq kan jadi ga bingung lagi (HAHA becanda gengs, serius juga sih hm).
Nomor di sini tidak menunjukan urutan tingkat kesukaan ya :D
1. Teh Tarik
Siapa yang ngenalin gue ke teh tarik sepertinya harus bertanggung jawab :'D
Sejak SMP (atau bahkan SD? udah lupa hehe) gue mulai suka dengan campuran teh dan susu kental manis asal negeri tetangga ini. Ini kayaknya salah satu alasan gue menjadi tidak terlalu baper ketika isu-isu kita dan tetangga sering terjadi (for me, teh tarik mereka telah memberikan banyak waktu menyenangkan).
Dari yang di kantin MIPA sampe yang di negara asalnya pun ku suka, dari yang sachet sampe yang asli di tarik-tarik pun ku suka wkwk.
Tapi memang seiring berjalannya waktu gue jadi bisa bedain mana yang enak mana yang enggak, mana yang beneran teh tarik mana yang cuman teh manis tambah susu kental doang. Walaupun akhirnya sekarang, campuran teh dan susu dengan teknik tarikan ataupun tidak dengan teknik tersebut, tetap terasa menyenangkan :)
Lucunya, teh tarik baik yang di kantin MIPA, yang sachet, maupun yang asli ditarik, punya efek layaknya kafein di diri Triana alias bikin terjaga wkwk (kadang gak berlaku sih untuk beberapa kasus).
2. Buku
Sejak kecil keluarga Flamboyan sering kali mengunjungi toko buku. Dari zaman kami anak-anak sukanya baca komik, sampe gue mulai kenal novel. Selanjutnya memang kami lebih jarang ke toko buku, tapi kebiasaan itu masih ada di diri anak bungsu tercantik di keluarga ini. Kini, gue gak cuman seneng novel tapi juga seneng bacain resensi buku secara random. Pun kadang pulang dengan satu atau dua buku yang kadang dibeli karena emang suka pengarangnya, kadang dibeli karena tergiur promosi penerbit di sosial media atau promosi dari online shop wkwk, dan kadang dibeli karena sampul atau judulnya menarik :'D
Sejak SD gue mulai tertarik untuk baca novel, dan mulai kenal sama sastra Indonesia di kala waktu itu iseng ngulik rak buku ayah. Itu kalau gak salah antara akhir SD atau awal SMP gitu. Sejak itu jadi mulai suka DEE dan buku-buku Pramoedya Anantatoer, bahkan dulu punya HP yang pengen dinamain Annalaise (tokoh novel bumi manusia). Beranjak SMA justru hobi baca buku itu justru gak semenggebu-gebu pas SMP, mungkin faktor mau lulus ke PTN yha. Tapi sampe sekarang selalu ada masa di mana gue memandangi rak buku dan ngebatin: gue harus mulai nyelesain baca buku-buku ini.... wkwk.
Sekarang ini Triana gak begitu maniak novel lagi sih, sepertinya asik juga untuk mulai nambah pengetahuan dari jenis-jenis lain. Tapiii lagi suka ngoleksi buku puisi :) jadi kali aja ada yang butuh mangga hubungii saya.
Beberapa buku puisi |
Salah satu hal yang bikin gue nyengir baca hasil "Nastar untuk Triana" adalah salah satu evaluator yang bilang kalau gue kayak Doraemon yang kantong ajaibnya adalah ransel biru besar yang gue bawa kemana-mana :'D DAN gue masih pakai ransel biru (dan isinya banyak sehingga berukuran besar) kemana-mana.
Yap, sejak SMA gue mulai suka warna biru tua (meskipun perihal ransel berwarna biru sudah gue pakai sejak SMP). Saat itu navy blue lagi ngehits banget dan ku suka. Tapi pun akhirnya gue suka biru tua versi apapun, dari yang navy sampe yang rada neon. Selain itu akhir-akhir ini juga suka fuschia, walaupun untuk fuschia mungkin ku tak berani pakai warna begitu buat pakaian sehari-hari :')
4.Floral
Nama panggilan gue sejak kecil adalah Hana, yang berarti bunga. Terus mungkin itu awal gue jadi suka bunga, mungkin juga engga sih.. tapi gue gak se-melow suka bunga bouquet atau bunga segar sih :') aku hanya sebatas suka motif floral walaupun suka juga motretin bunga lagi mekar di pohon.
5. Dongeng
Dongeng adalah hal yang bersamanya aku tumbuh besar. Sampai sekarang masih suka dongeng apalagi denger dongeng (apalagi denger dongeng sambil liat anak-anak denger dongeng (emang pernah han? engga tau :'))). Menurutku dongeng adalah pintu buat anak-anak mengenal dunia. Meskipun dibungkus dengan hal-hal yang sifatnya imajinatif, justru bagian situ serunya ^^
Sampai sekarang Triana masih pengen nulis buku dongeng, entah dongeng buat anak-anak atau dewasa. Karena bagi Triana dongeng bukan cuman menghibur dan membawa pikiran piknik, tapi juga penuh nilai-nilai moral dan hikmah tentunya :D
6.Wafer Selamat
Mari saya kenalkan ke wafer enak yang bisa ditemukan di minimarket yaituu wafer selamat. Selain namanya yang bikin hepi, wafer yang original teksturnya renyah dan padet (gak kopong gitu), dan coklatnya enak banget :') wafer yang varian lain juga enak kok :D
wkwk maaf promosi tapi ku suka banget wafer selamat. Sayangnya, harga wafer selamat memang lebih tidak mahasiswa-wi dibandingkan dengan wafer tetangga. Makanya, yha gitu.. :') Wafer ini juga mulai digemari sama keluarga flamboyan dan korban-korban Triana lainnya wkwk.
*mari sukseskan Triana menjadi brand ambassador wafer selamat*
7.Insekta
HAHAHA :'D
waini
Insekta dan aves mungkin adalah 2 kelas animalia yang bikin gue semakin kekeuh mau masuk biologi. Gue sukaa banget insekta karena dia kecil, gemas, dan indah. Serangga-serangga (bahkan kecoa sekalipun) kalau diliat secara detil sebenernya kece banget loh gais (kayaknya gue taunih yang benci sama kecoa dalam hati lagi bilang "Enggaaak enggaaaaak"). Ada banyak hikmah juga yang bisa diambil dari serangga, kayak betapa kerjasama antarsemut itu kece, hardworking-nya lebah, pengorbanannya mantis dan sebagainya~ tapi kalau ditanya kenapa suka serangga, ya jawabannya karena ketika lo perhatiin lebih detil, serangga punya bentuk yang cantik-cantik banget :')
Bahkan salah satu cerita favorit yang suka nyokap sampaikan ke orang buat ngeyakinin gue sekarang benar-benar anak biologi adalah:
"Orang mah kalau ketemu kecoa sengaja dia balik ya biar mati, nah si Hana malah balikin lagi supaya bisa jalan" WKWKWK MAMAA QU. iya gue pernah kayak gitu sih. Cuman gue mau curcol bahwa kadang kecoa-kecoa itu pun udah dibalikin suka tetep gabisa jalan :( . Mungkin ada yang punya solusi?
8. Museum
Kalau keluarga ini mau jalan keluar kota kadang suka demokratis gitu kan nanya "kalian mau kemana aja?" dan gue tanpa nge-search dulu ada apa aja di sana biasanya jawab: Museum yah!
Museum adalah tempat rekreasi yang menyenangkan. Biasanya kalau di Indonesia (paling enggak di sekitar jawa, bali, lombok ) harga tiket masuknya pun gak begitu menguras kantong. Di sana banyak diorama dan pajangan yang punya nilai wawasan. Buat gue dan ayah, kami bisa ngabisin waktu lama di dalam museum karena bacain keterangannya satu-satu :'D jadi tidak direkomendasikan mengajak kami (khususnya Triana) ke museum untuk sekadar numpang foto atau numpang lewat aja. Tapi beranjak besar gue mulai sadar sih gak semua orang doyan bacain keterangan (pun setelah lewat beberapa jam bacain keterangan biasanya gue mulai bosan), jadii yaa aku mau kok diajak ke museum :)
Eniwei buat kalian yang malas ke museum karena mikir bahwa itu bosenin, kalian harus coba deh. Kalau di Jakarta coba main ke museum Bank Indonesia yang udah mulai ala ala modern gitu (Gue belom pernah explore museum gajah sih, apakah lebih modern dr BI atau engga.. mungkin ada yang tau?). Apalagii kalau lagi berpergian ke luar negeri, coba deh kunjungin museum paling enggak museum nasionalnya buat dapet gambaran umum mengenai negara tersebut. Ayo ke museum :D
Ini salah satu pajangan museum BI yang gue suka~ |
9.Menulis
Menulis ini melingkupi menulis tangan dan digital. Sebenernya gue bukan pemilik tulisan tangan yang rapi (bahkan cenderung berantakan) dan tidak pula enak dibaca (oleh orang lain), tapi mungkin karena ditulis dengan style sendiri. Wk gimana cara deskripsiinnya yah :' ya gitu liat aja sendiri.. Dan anehnya gue bukan tipe orang yang kalau belajar bikin notes panjang-panjang.. Jadi gue sebenernya suka nulis gaksih (?)
Untuk tulisan tangan, sebenernya sebatas senang dengan font gue yang sedikit absurd dan catatan-catatan gue yang sedikit random. Nah kalau tulisan digital seperti yang sudah diceritakan dipost sebelumya, dulu gue suka bikin catatan harian kecil, sekarang pun kalau perasaan lagi meledak (sedih, senang, marah) masih suka bikin catatan. Bagian ter-seru dari punya catatan pribadi adalah ketika bacain ulang wkwk. Lumayan buat hiburan dan kadang jadi refleksi untuk kedepannya :)
Selain catatan, bikin blog post, laprak, makalah, esai, prosa, puisi, cerpen juga ku suka. Cuman sering mandek aja kalau lagi gatau mau nulis apa hehe atau gak pede buat ngelanjutin :) ya semoga kedepannya ku lebih baik.
10. Stiker ukuran mini
HAHA
Stiker itu gambar-gambar tempelan ya maksudnya, bukan stiker line.
Dulu waktu SD pernah punya buku stiker, dan pas SMA jadi suka lagi :') sebenernya stiker pun selera sih ya tergantung gambarnya menggemaskan atau enggak. Tapi kalau gambarnya lucu terus dia mini dan bisa ditempel buat hiasan dimana-mana itu bagi gue menyenangkan sekali :'D
Stiker di sini ex-clude stiker-stiker logo gitu ya hehe
NAH
Itu adalah 10 hal yang ku suka versi Triana. Sebenernya gue masih suka banyak hal sih kayak perangko, aves, fotografi, rendang, nastar, haiku, EYD (lol), dan lain-lain. Tapi kalau gue lanjutin jadi 100 hal yang ku suka nanti jadi autobiografi :')
Kalau kamu suka apa?
Flamboyan
11 Juli 2016
Triana
Monday, July 11, 2016
#7 Mencoba yang Baru
Assalamu'alaikum
Mencoba hal-hal baru adalah salah satu tips dari Dhita (kuy dicek blog ketang ku~) buat mengisi liburan kali ini. Setuju banget sama Dhita bahwa mencoba hal-hal baru apalagi di liburan panjang kayak gini adalah hal yang penting dan In syaa Allah nambah pengalaman atau keahlian atau paling enggak nambah cerita.
Pun hal ini sudah pengen gue tulis dari lama, cuman pas SMA gak sreg aja untuk nulis ini. Semoga sekarang bisa jadi bermanfaat :D
Ngomongin soal mencoba hal baru sebenernya membuka cerita lama gue yang awalnya sedih tapi membawa berkah. Gak sedih-sedih amat sih HAHA itu kesedihan anak kelas 1 SMA yang pengen bisa adaptasi di sekolah baru.
Jadi dulu ceritanya, Hana di kelas 1 SMA pengen banget masuk OSIS. Alhamdulillah keinginan itu tidak tercapai dan Hana di masa itupun sedih. Kasian ya Hana. (lah)
Kesedihan Hana ternyata membawa dia ke satu pemikiran: gue harus bisa ngelakuin sesuatu meskipun gue gak jadi anak OSIS. Dan karena waktu itu dia suka baca buku traveling, dan karena dia sangat random, dan hobi menyampaikan pikiran randomnya ke orang tua, maka sampailah dia pada satu penyampaian: "Aku pengen belajar diving". Maka belajarlah Hana cara menyelam di lautan bebas. Sampai akhirnya tersertifikasi dan punya kesempatan itu :') walaupun belum kesampean bisa lihat ikan pari dan diving di Danau Kakaban.
Belajar diving tentunya mengajarkan gue untuk terampil memakai tabung dan segala perangkatnya (yang gue pun sudah lupa namanya), mengajarkan keanekaragaman makhluk hidup, membuat gue tahu di mana letak kolam renang senayan, memberikan pengalaman ke pulau seribu (yang ternyata punya laut warna torquise juga), memberikan pengalaman yang bermakna (apalagi di hari ujian ku sempat kena panik dan belum pakai alat wkwk), dan lain-lain.
Pada akhirnya gue yang saat itu belum bisa jadi anak OSIS merasa sangat senang paling enggak bisa tau rasanya berada di bawah laut. Meskipun gue gak pernah diving lagi sejak terakhir ambil ujian, karena beberapa bulan setelahnya gue memutuskan menunggu baju diving syar'i :) Gapapa kok, gue bahagia mengambil keputusan ini :)
Dulu gue bilang itu pelarian. Sekarang gue memandang bahwa ini adalah jalan pendewasaan. Mungkin dalam silabus-Nya, masa itu gue harus bisa menerima kenyataan bahwa gak segala yang gue mau harus gue dapat, gue harus mencoba hal-hal baru yang juga bakal memberikan se-abreg hikmah, dan lainnya.
Wk. Udah ah ganti cerita.
Nah itu salah satu hal baru yang gue coba di masa SMA. Pun gue bukan tipe pencoba-segala-hal-sejati sih. Tapi pengalaman lain kayak belajar gamelan, belajar desain grafis, nyoba pokemon starter yang bukan fire-type (Gue suka banget memakai pokemon tipe api walaupun kadang pokemon tipe lain lebih menggemaskan), mesen makanan yang aneh-aneh, baca buku dengan topik random, main topik-topik aneh di QuizUp HEHE. Kadang hal-hal baru kayak gitu ternyata memberikan kepuasan batin tersendiri, apalagi kalau soal belajar hal baru suka banyak banget hikmahnya :)
Memang gak semuanya pada akhirnya berakhir menyenangkan. Kayak makanan yang lo pesen random mungkin gak selalu enak. Pun gue pernah minta belajar ngerajut, dan ternyata gue gak menikmatinya. Tapi akhirnya nyokap (yang tadinya sekadar mengakomodir gue belajar ngerajut) yang malah jatuh cinta sama ngerajut :')
Jadi gais, kalau kamu merasa hidupmu membosankan. Coba hal yang baru yuk :)
Bisa dengan belajar bahasa baru (kalau mau murah pakai aplikasi duolingo aja), Belajar masak atau resep baru, Belajar atau baca buku dengan topik-topik yang awalnya kamu gak kepikiran, dan lain-lain.
Menantang diri.
Dan semoga saja bisa mendewasakan :D
Selamat mencoba!
Flamboyan
Ditulis 10 Juli 2016
Triana
Mencoba hal-hal baru adalah salah satu tips dari Dhita (kuy dicek blog ketang ku~) buat mengisi liburan kali ini. Setuju banget sama Dhita bahwa mencoba hal-hal baru apalagi di liburan panjang kayak gini adalah hal yang penting dan In syaa Allah nambah pengalaman atau keahlian atau paling enggak nambah cerita.
Pun hal ini sudah pengen gue tulis dari lama, cuman pas SMA gak sreg aja untuk nulis ini. Semoga sekarang bisa jadi bermanfaat :D
Ngomongin soal mencoba hal baru sebenernya membuka cerita lama gue yang awalnya sedih tapi membawa berkah. Gak sedih-sedih amat sih HAHA itu kesedihan anak kelas 1 SMA yang pengen bisa adaptasi di sekolah baru.
Jadi dulu ceritanya, Hana di kelas 1 SMA pengen banget masuk OSIS. Alhamdulillah keinginan itu tidak tercapai dan Hana di masa itupun sedih. Kasian ya Hana. (lah)
Kesedihan Hana ternyata membawa dia ke satu pemikiran: gue harus bisa ngelakuin sesuatu meskipun gue gak jadi anak OSIS. Dan karena waktu itu dia suka baca buku traveling, dan karena dia sangat random, dan hobi menyampaikan pikiran randomnya ke orang tua, maka sampailah dia pada satu penyampaian: "Aku pengen belajar diving". Maka belajarlah Hana cara menyelam di lautan bebas. Sampai akhirnya tersertifikasi dan punya kesempatan itu :') walaupun belum kesampean bisa lihat ikan pari dan diving di Danau Kakaban.
Belajar diving tentunya mengajarkan gue untuk terampil memakai tabung dan segala perangkatnya (yang gue pun sudah lupa namanya), mengajarkan keanekaragaman makhluk hidup, membuat gue tahu di mana letak kolam renang senayan, memberikan pengalaman ke pulau seribu (yang ternyata punya laut warna torquise juga), memberikan pengalaman yang bermakna (apalagi di hari ujian ku sempat kena panik dan belum pakai alat wkwk), dan lain-lain.
Pada akhirnya gue yang saat itu belum bisa jadi anak OSIS merasa sangat senang paling enggak bisa tau rasanya berada di bawah laut. Meskipun gue gak pernah diving lagi sejak terakhir ambil ujian, karena beberapa bulan setelahnya gue memutuskan menunggu baju diving syar'i :) Gapapa kok, gue bahagia mengambil keputusan ini :)
Dulu gue bilang itu pelarian. Sekarang gue memandang bahwa ini adalah jalan pendewasaan. Mungkin dalam silabus-Nya, masa itu gue harus bisa menerima kenyataan bahwa gak segala yang gue mau harus gue dapat, gue harus mencoba hal-hal baru yang juga bakal memberikan se-abreg hikmah, dan lainnya.
Wk. Udah ah ganti cerita.
Nah itu salah satu hal baru yang gue coba di masa SMA. Pun gue bukan tipe pencoba-segala-hal-sejati sih. Tapi pengalaman lain kayak belajar gamelan, belajar desain grafis, nyoba pokemon starter yang bukan fire-type (Gue suka banget memakai pokemon tipe api walaupun kadang pokemon tipe lain lebih menggemaskan), mesen makanan yang aneh-aneh, baca buku dengan topik random, main topik-topik aneh di QuizUp HEHE. Kadang hal-hal baru kayak gitu ternyata memberikan kepuasan batin tersendiri, apalagi kalau soal belajar hal baru suka banyak banget hikmahnya :)
Memang gak semuanya pada akhirnya berakhir menyenangkan. Kayak makanan yang lo pesen random mungkin gak selalu enak. Pun gue pernah minta belajar ngerajut, dan ternyata gue gak menikmatinya. Tapi akhirnya nyokap (yang tadinya sekadar mengakomodir gue belajar ngerajut) yang malah jatuh cinta sama ngerajut :')
Jadi gais, kalau kamu merasa hidupmu membosankan. Coba hal yang baru yuk :)
Bisa dengan belajar bahasa baru (kalau mau murah pakai aplikasi duolingo aja), Belajar masak atau resep baru, Belajar atau baca buku dengan topik-topik yang awalnya kamu gak kepikiran, dan lain-lain.
Menantang diri.
Dan semoga saja bisa mendewasakan :D
Selamat mencoba!
Flamboyan
Ditulis 10 Juli 2016
Triana
Sunday, July 10, 2016
Prosa: Mungkin
Kita marah melihat berita di mana-mana:
Tawuran antarpelajar
Korupsi
Kemacetan
Sistem pendidikan yang riweuh
Harga yang melangit
Hutan yang kian membotak
Pelecehan seksual
Narkoba
Kecelakaan lalu lintas
...
...
...
Lalu sibuk menyalahkan
Menyalahkan mereka yang berdasi
Menyalahkan para pendidik
Menyalahkan Orang tua yang tak bisa mendidik
Menyalahkan televisi
Menyalahkan YouTube
Menyalahkan siapa saja yang bisa disalah-salahkan
Aku hanya mau bilang
Mungkin ini salah ku
Mungkin aku yang terlalu banyak berdiam
Sementara dinamika kehidupan tak punya waktu untuk diam-diam
Aku hanya mau bilang
Mungkin ini salah ku
Mungkin aku yang terlalu asik memperkaya diri
Dengan kesenangan duniawi, dengan harta, dengan kedok mencari ilmu
Sementara rakyat luluh lantah di bawah garis kemiskinan
Aku hanya mau bilang
Mungkin ini salah ku
Mungkin aku begitu mencintai peran ku sebagai penonton
Yang juga menyalah-nyalahkan korban media
Sementara negeri ini butuh lebih dari sekedar caci maki
Mungkin ini salah ku
Terlalu banyak mencari kemungkinan
Padahal ribuan jiwa hanya butuh solusi.
10 Juli 2016
-Triana
Tawuran antarpelajar
Korupsi
Kemacetan
Sistem pendidikan yang riweuh
Harga yang melangit
Hutan yang kian membotak
Pelecehan seksual
Narkoba
Kecelakaan lalu lintas
...
...
...
Lalu sibuk menyalahkan
Menyalahkan mereka yang berdasi
Menyalahkan para pendidik
Menyalahkan Orang tua yang tak bisa mendidik
Menyalahkan televisi
Menyalahkan YouTube
Menyalahkan siapa saja yang bisa disalah-salahkan
Aku hanya mau bilang
Mungkin ini salah ku
Mungkin aku yang terlalu banyak berdiam
Sementara dinamika kehidupan tak punya waktu untuk diam-diam
Aku hanya mau bilang
Mungkin ini salah ku
Mungkin aku yang terlalu asik memperkaya diri
Dengan kesenangan duniawi, dengan harta, dengan kedok mencari ilmu
Sementara rakyat luluh lantah di bawah garis kemiskinan
Aku hanya mau bilang
Mungkin ini salah ku
Mungkin aku begitu mencintai peran ku sebagai penonton
Yang juga menyalah-nyalahkan korban media
Sementara negeri ini butuh lebih dari sekedar caci maki
Mungkin ini salah ku
Terlalu banyak mencari kemungkinan
Padahal ribuan jiwa hanya butuh solusi.
10 Juli 2016
-Triana
#6 Belajar Hewan: /Pongo pygmaeus/
Assalamu'alaikum
YEAY! Alhamdulillah berkesempatan menulis #30dayblogproject yang ke 6 :'D HEHE.
Hari ini mau ngelanjutin section Belajar hewan yang belum berlanjut. Jadi "Belajar Hewan" ini semacam post yang akan mengenalkan keanekaragaman baik dalam maupun luar negeri dengan ala ala Triana. Sekarang hewannya ini dalam negeri aja dulu kali ya. In syaa Allah, selama projek #30daysblogproject ini, posting tentang hewan akan menghiasi blog Triana di hari Ahad.
Nah hari ini gue mau bahas tentang Pongo Pygmaeus atau Orang Utan Kalimantan. Awalnya ada hewan lain yang mau gue bahas tudey, tapi karena kemarin baru baca kalau Orang Utan Kalimantan ini baru aja naik kelas dari endangared species ke critically endangared species di IUCN redlist jadi ku ingin menulis tentang dia.
Orang Utan adalah salah satu hewan endemik Indonesia. Endemik itu kayak hewan yang hanya terdapat di kawasan tertentu, so bisa dibilang seperti "hewan khas Indonesia" gitu kali ya. Walaupun sebenernya sih enggak se-begitu khasnya, karena hewan ini hidup di Pulau Kalimantan which di sana juga ada negara lain yaitu Malaysia dan Brunei. Jadi jangan sedih ya kalau dia ada di iklan negara lain, berbagi pulau kan berarti berbagi kekayaan juga :D makanya bikin iklan juga lah~
Nah si Orang Utan ini biasa hidup di hutan dan dia adalah tipe arboreal. Arboreal maksudnya hidupnya lebih banyak di atas pohon, sementara kera yang ukurannya besar macam gorila gitu biasanya hidup secara terestial (berjalan di atas tanah). Terus gimana cara Orang Utan pindah tempat? ya masa jalan-jalan di atas pohon? wkwk kalau Orang Utan biasanya pindah dari satu dahan ke dahan lain dengan cara branching, atau berayun dari satu ranting ke ranting lainnya.
Tinggi Orang Utan jantan adalah sekitar 1,25 - 1,5 m, yang berarti kalau doi tinggi udah hampir sepantaran gue :'D. Sementara Orang Utan betina tingginya sekitaran 1 m. Kalau beratnya, Orang Utan jantan sekitar 50-90 sedangkah yang betina 30-50 Kg. Seperti di gambar-gambar yang sering dikasih liat sejak SD, rambut orang utan warnanya merah kecoklatan gitu. Kalau kita suka lihat Orang Utan yang berwajah rada lebih besar (gak kayak di foto, biasanya di tepi wajahnya lebih gembung) itu karena beberapa Orang Utan janta punya bantalan di sekitar pelipisnya. uuw :3
Orang Utan adalah sejenis omnivora. Yaitu pemakan hewan dan tumbuhan. Tapi umumnya beliau makan tumbuhan berupa buah, kulit kayu, dedaunan, jamur, dan beberapa jenis bunga (makan madu dan serangga juga). Orang Utan biasanya tidur di atas pohon (iya di sarang maksudnya). Nah kalau ngeliat dari makanan dan tempat tinggalnya bisa diliat kan kalau dia butuh banget hutan :'
Orang Utan adalah hewan yang semi-soliter. iya semi-soliter bukan spider soliter ehehe. Hewan ini biasa hidup mandiri dan bahkan jantan betina hanya ketemu pas kawin. Biasanya jantan hidup sendiri, dan betina bersama anaknya. Btw kalau dulu baca di mana lupa, katanya bounding antara anak-ibu Orang Utan tuh kuat banget loh :') so sweet. (anyway kalau kalian tertarik dengan kehidupan Orang Utan dan wildlife2an coba baca Supernova yang Partikel HEHE. Salah satu faktor Triana akhirnya masuk biologi mungkin karena novel itu~ ((mungkin)))
Usia rata-rata Orang Utan adalah 45 tahun dan ia memiliki laju reproduksi yang rendah. Betinanya baru matang secara reproduksi di sekitar usia 10-15 tahun, masa kehamilannya kurang lebih 254 hari (8 bulan lebih), dan umumnya hanya melahirkan satu anak. Pun setelah anaknya lahir interval ke anak berikutnya adalah sekitar 6-8 tahun.. jadi.. begitu lah..
Nah sekarang udah tau kan lifestyle-nya Orang Utan. Balik ke pembahasan awal nih katanya "Orang Utan baru ajak naik pangkat di IUCN redlist" yas kalau selama ini kita udah sering denger kampanye tentang pelestarian Orang Utan yang katanya terancam punah, kini Orang Utan kita sudah sangat terancam punah, kalau sampe naik kelas satu tingkat lagi ya artinya dia sudah punah di alam liar. Sedih gak tuh?
Kalau ada yang dalam hati bertanya-tanya "Emang kenapa sih kalau Orang Utan Punah?" bro sis tolong ya disimak wkwk. Orang Utan adalah pemegang kunci untuk keberlangsungan ekosistem hutan. Kenapa tuh? karena aktivitas harian Orang Utan ternyata menjaga ritme hutan itu sendiri. aktivitas makan buah orang utan, bisa mempermudah penyebaran biji tumbuhan tersebut di kawasan hutan. Bahkan gerakan branching nya bisa membuat cahaya matahari masuk ke dalam hutan. Keren ya, hidup sehari-harinya bermanfaat :'D
Jadi guys, konservasi tuh penting banget kan? wkwkw (lah balik ke topik ini)
Tentunya untuk bisa memecahkan solusi dari masalah hampir punahnya Orang Utan, kita harus tau dulu kenapa doi bisa segitu terancamnya. Ternyata setelah baca-baca di internet, keberlangsungan hidup Orang Utan terancam karena dia sering diburu. Perburuan Orang Utan dilakukan untuk diperdagangkan dan juga dilakukan untuk memusnahkan hama. Yap, bagi industri perkebunan ternyata Orang Utan bisa jadi hama juga euy. Selain itu, rusaknya habitat Orang Utan juga ngebuat makanan serta tempat tinggalnya semakin habis dimakan mesin pemotong kayu :(
Duh sedih.
Lalu solusinya apa?
-Kita bisa loh membantu mencerdaskan masyarakat baik lokal maupun internasional mengenai status Orang Utan yang semakin terancam (untuk jadi pelajaran, untuk edukasi, dan kali aja ada yang punya ide cemerlang untuk solusi)
-Pakai minyak goreng atau makan goreng-gorengan secukupnya karena hutan di sana sebagian dipakai buat kebun sawit (sehat juga kan buat badan :D)
-Semangat belajar dan berkarya dan kelak jadi orang hebat di bidang apapun. Karena masalah konservasi kayak gini bukan cuman urusan ahli koservasi, ahli ekologi, ahli zoologi, dan ahli berakhiran -ogi lainnya.. tapi juga masalah multidisiplin. Jadilah ahli hukum terus bikin UU konservasi yang pro-lingkungan, jadilah pendidik yang membentuk karakter masyarakat Indonesia yang cinta lingkungan, jadilah pengusaha yang baik yang juga gak mengenyampingkan keberlangsungan makhluk hidup lain :D jadilah apapun yang bermanfaat untuk masyarakat dan alam :))
Solusi dari aku baru segitu, mungkin kamu punya solusi lain? :D
anyway! belajar hewan yang sebelumnya ada tentang Leucopsar rotschildi dan Himantopus leucocephalus wkwk ayo itu hewan apa? monggo dicek aja :)
Flamboyan
10 Juli 2016
Triana
Daftar pustaka:
> BBC Indonesia. 2015. Hutan Sumatera dan Kalimantan Sumbang Deforestrasi Global: 1 hlmn. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/04/150428_sains_hutan dikases pada 10 Juli 2016 pukul 20:14 WIB
> IUCN. 2016. Pongo pygmeus: 1 hlmn. http://www.iucnredlist.org/details/17975/0 diakses pada 10 Juli 2016 pukul 18:59 WIB
> Orangutan Conservancy. (tanpa tahun). Orangutan Facts: 1 hlmn. http://www.orangutan.com/orangutans/orangutan-facts/ diakses pada 10 Juli 2016 pukul 19:34
>Sumatran Orangutan Society. 2016. Sumatran Orangutans - on the edge of extinction: 1 hlmn. http://www.orangutans-sos.org/orangutans/crisis/ diakses pada 10 Juli 2016 pukul 20:22 WIB
>WWF Indonesia. 2011. Orang Utan: 1 hlmn. http://www.wwf.or.id/program/spesies/orangutan_kalimantan diakses pada 10 Juli 2016 pukul 19:03 WIB
> WWF Indonesia. 2014. (tanpa judul): 1hlmn. https://web.facebook.com/WWFIndonesia/photos/a.73402504310.70211.18094799310/10152807416829311/?_rdr diakes pada 10 Juli 2016 pukul 19:47 WIB
(wikipedia juga ehehe)
posting rasa-rasa laprak :')
YEAY! Alhamdulillah berkesempatan menulis #30dayblogproject yang ke 6 :'D HEHE.
Hari ini mau ngelanjutin section Belajar hewan yang belum berlanjut. Jadi "Belajar Hewan" ini semacam post yang akan mengenalkan keanekaragaman baik dalam maupun luar negeri dengan ala ala Triana. Sekarang hewannya ini dalam negeri aja dulu kali ya. In syaa Allah, selama projek #30daysblogproject ini, posting tentang hewan akan menghiasi blog Triana di hari Ahad.
Orang Utan ini menggemaskan sekali (Sumber gambar: wikipedia) |
Orang Utan adalah salah satu hewan endemik Indonesia. Endemik itu kayak hewan yang hanya terdapat di kawasan tertentu, so bisa dibilang seperti "hewan khas Indonesia" gitu kali ya. Walaupun sebenernya sih enggak se-begitu khasnya, karena hewan ini hidup di Pulau Kalimantan which di sana juga ada negara lain yaitu Malaysia dan Brunei. Jadi jangan sedih ya kalau dia ada di iklan negara lain, berbagi pulau kan berarti berbagi kekayaan juga :D makanya bikin iklan juga lah~
Nah si Orang Utan ini biasa hidup di hutan dan dia adalah tipe arboreal. Arboreal maksudnya hidupnya lebih banyak di atas pohon, sementara kera yang ukurannya besar macam gorila gitu biasanya hidup secara terestial (berjalan di atas tanah). Terus gimana cara Orang Utan pindah tempat? ya masa jalan-jalan di atas pohon? wkwk kalau Orang Utan biasanya pindah dari satu dahan ke dahan lain dengan cara branching, atau berayun dari satu ranting ke ranting lainnya.
Tinggi Orang Utan jantan adalah sekitar 1,25 - 1,5 m, yang berarti kalau doi tinggi udah hampir sepantaran gue :'D. Sementara Orang Utan betina tingginya sekitaran 1 m. Kalau beratnya, Orang Utan jantan sekitar 50-90 sedangkah yang betina 30-50 Kg. Seperti di gambar-gambar yang sering dikasih liat sejak SD, rambut orang utan warnanya merah kecoklatan gitu. Kalau kita suka lihat Orang Utan yang berwajah rada lebih besar (gak kayak di foto, biasanya di tepi wajahnya lebih gembung) itu karena beberapa Orang Utan janta punya bantalan di sekitar pelipisnya. uuw :3
Orang Utan adalah sejenis omnivora. Yaitu pemakan hewan dan tumbuhan. Tapi umumnya beliau makan tumbuhan berupa buah, kulit kayu, dedaunan, jamur, dan beberapa jenis bunga (makan madu dan serangga juga). Orang Utan biasanya tidur di atas pohon (iya di sarang maksudnya). Nah kalau ngeliat dari makanan dan tempat tinggalnya bisa diliat kan kalau dia butuh banget hutan :'
Orang Utan adalah hewan yang semi-soliter. iya semi-soliter bukan spider soliter ehehe. Hewan ini biasa hidup mandiri dan bahkan jantan betina hanya ketemu pas kawin. Biasanya jantan hidup sendiri, dan betina bersama anaknya. Btw kalau dulu baca di mana lupa, katanya bounding antara anak-ibu Orang Utan tuh kuat banget loh :') so sweet. (anyway kalau kalian tertarik dengan kehidupan Orang Utan dan wildlife2an coba baca Supernova yang Partikel HEHE. Salah satu faktor Triana akhirnya masuk biologi mungkin karena novel itu~ ((mungkin)))
Usia rata-rata Orang Utan adalah 45 tahun dan ia memiliki laju reproduksi yang rendah. Betinanya baru matang secara reproduksi di sekitar usia 10-15 tahun, masa kehamilannya kurang lebih 254 hari (8 bulan lebih), dan umumnya hanya melahirkan satu anak. Pun setelah anaknya lahir interval ke anak berikutnya adalah sekitar 6-8 tahun.. jadi.. begitu lah..
Nah sekarang udah tau kan lifestyle-nya Orang Utan. Balik ke pembahasan awal nih katanya "Orang Utan baru ajak naik pangkat di IUCN redlist" yas kalau selama ini kita udah sering denger kampanye tentang pelestarian Orang Utan yang katanya terancam punah, kini Orang Utan kita sudah sangat terancam punah, kalau sampe naik kelas satu tingkat lagi ya artinya dia sudah punah di alam liar. Sedih gak tuh?
Kalau ada yang dalam hati bertanya-tanya "Emang kenapa sih kalau Orang Utan Punah?" bro sis tolong ya disimak wkwk. Orang Utan adalah pemegang kunci untuk keberlangsungan ekosistem hutan. Kenapa tuh? karena aktivitas harian Orang Utan ternyata menjaga ritme hutan itu sendiri. aktivitas makan buah orang utan, bisa mempermudah penyebaran biji tumbuhan tersebut di kawasan hutan. Bahkan gerakan branching nya bisa membuat cahaya matahari masuk ke dalam hutan. Keren ya, hidup sehari-harinya bermanfaat :'D
Jadi guys, konservasi tuh penting banget kan? wkwkw (lah balik ke topik ini)
Tentunya untuk bisa memecahkan solusi dari masalah hampir punahnya Orang Utan, kita harus tau dulu kenapa doi bisa segitu terancamnya. Ternyata setelah baca-baca di internet, keberlangsungan hidup Orang Utan terancam karena dia sering diburu. Perburuan Orang Utan dilakukan untuk diperdagangkan dan juga dilakukan untuk memusnahkan hama. Yap, bagi industri perkebunan ternyata Orang Utan bisa jadi hama juga euy. Selain itu, rusaknya habitat Orang Utan juga ngebuat makanan serta tempat tinggalnya semakin habis dimakan mesin pemotong kayu :(
Duh sedih.
Lalu solusinya apa?
-Kita bisa loh membantu mencerdaskan masyarakat baik lokal maupun internasional mengenai status Orang Utan yang semakin terancam (untuk jadi pelajaran, untuk edukasi, dan kali aja ada yang punya ide cemerlang untuk solusi)
-Pakai minyak goreng atau makan goreng-gorengan secukupnya karena hutan di sana sebagian dipakai buat kebun sawit (sehat juga kan buat badan :D)
-Semangat belajar dan berkarya dan kelak jadi orang hebat di bidang apapun. Karena masalah konservasi kayak gini bukan cuman urusan ahli koservasi, ahli ekologi, ahli zoologi, dan ahli berakhiran -ogi lainnya.. tapi juga masalah multidisiplin. Jadilah ahli hukum terus bikin UU konservasi yang pro-lingkungan, jadilah pendidik yang membentuk karakter masyarakat Indonesia yang cinta lingkungan, jadilah pengusaha yang baik yang juga gak mengenyampingkan keberlangsungan makhluk hidup lain :D jadilah apapun yang bermanfaat untuk masyarakat dan alam :))
Solusi dari aku baru segitu, mungkin kamu punya solusi lain? :D
anyway! belajar hewan yang sebelumnya ada tentang Leucopsar rotschildi dan Himantopus leucocephalus wkwk ayo itu hewan apa? monggo dicek aja :)
Flamboyan
10 Juli 2016
Triana
Daftar pustaka:
> BBC Indonesia. 2015. Hutan Sumatera dan Kalimantan Sumbang Deforestrasi Global: 1 hlmn. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/04/150428_sains_hutan dikases pada 10 Juli 2016 pukul 20:14 WIB
> IUCN. 2016. Pongo pygmeus: 1 hlmn. http://www.iucnredlist.org/details/17975/0 diakses pada 10 Juli 2016 pukul 18:59 WIB
> Orangutan Conservancy. (tanpa tahun). Orangutan Facts: 1 hlmn. http://www.orangutan.com/orangutans/orangutan-facts/ diakses pada 10 Juli 2016 pukul 19:34
>Sumatran Orangutan Society. 2016. Sumatran Orangutans - on the edge of extinction: 1 hlmn. http://www.orangutans-sos.org/orangutans/crisis/ diakses pada 10 Juli 2016 pukul 20:22 WIB
>WWF Indonesia. 2011. Orang Utan: 1 hlmn. http://www.wwf.or.id/program/spesies/orangutan_kalimantan diakses pada 10 Juli 2016 pukul 19:03 WIB
> WWF Indonesia. 2014. (tanpa judul): 1hlmn. https://web.facebook.com/WWFIndonesia/photos/a.73402504310.70211.18094799310/10152807416829311/?_rdr diakes pada 10 Juli 2016 pukul 19:47 WIB
(wikipedia juga ehehe)
posting rasa-rasa laprak :')
Saturday, July 9, 2016
#5 Biologuess: Kenapa Harus Konservasi?
Assalamu'alaikum
Alhamdulillah masih dikasih nikmat buat silaturahmi di momen lebaran hari ke-4 ini :D
Hari sabtu ini Triana mengambil tema Biologuess atau pertanyaan-pertanyaan seputar biologi yehey!
Ada satu pertanyaan yang waktu itu temen gue pernah tanya
"Mi, kalau alam bisa menyeimbangkan dirinya sendiri kenapa kita harus konservasi?"
Hmm menarik. Waktu itu kita jadinya sama-sama bingung wkwk, dan gue jadi kepikiran juga sebenernya.
mungkin beberapa orang belum ngeh dengan pengertian konservasi sebenarnya:
konservasi/kon·ser·va·si/ /konsérvasi/ n 1 pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan; pelestarian;
Yap, sejak awal masuk biologi hal-hal tentang konservasi ini udah dicekokin mulai dari dibiasakan bawa tumblr, larangan pakai sterofoam, bikin esai, dan lain-lain. Kita pun mengenal konservasi sebagai upaya melestarikan alam agar tidak punah. Tapi justru selama satu tahun ini gue semakin takjub dengan kemampuan alam menyeimbangkan dirinya.
Misalnya waktu itu gue hadir ke sebuah kuliah umum yang bahas tentang konservasi beberapa hewan di Sumatra dan salah satu yang bikin gue agak "hah" adalah ketika beliau bahas tentang efek kebakaran hutan di kawasan tersebut beberapa tahun lalu, ternyata menurut beliau adanya kebakaran hutan justru "menyehatkan" hutan itu sendiri. Yha walaupun bagusnya kalau gak berlebihan juga.
Hasil searching sekilas di internet ngasih sebuah contoh yaitu ketika hutan terbakar, serangga macam kumbang bakal keluar dan ngebuat para burung pelatuk dapet sumber makanan (Liputan 6 2004:1)
Atau kalau dulu waktu sd-smp-sma belajar rantai makanan juga dapat dilihat bahwa turunnya satu populasi hewan bakal diiringi ledakan jumlah hewan lain atau turunnya jumlah hewan lain. Berarti alam bisa seimbang kan?
Sifat adaptif dari makhluk hidup semisal kaktus yang secara morfologis punya daun jarum, atau bahkan burung yang kini pintar nyari makan diperkotaan juga bisa menjadi contoh bahwa makhluk hidup pun sebenarnya bisa menempatkan dirinya di dalam perubahan. Pun gue gak kaget kalau ternyata mereka pun siap menghadapi perubahan iklim atau bahkan kondisi ekstrem lain. Toh alam udah bertahan jutaan tahun ngelewatin zaman dengan iklim variatif.
Lalu kenapa masih harus konservasi?
Kenapa masih perlu susah-susah ngurangin pemakaian plastik, kenapa masih perlu reboisasi, kenapa masih perlu campaign sadar lingkungan atau stop perburuan satwa ini itu?
Mungkin alam cukup bijaksana menghadapi tantangan hidup
pertanyaannya..
Manusia, siap kah?
Ketika alam dirusak, mungkin rantai makanan secara berkala akan menemukan kunci perbaikannya sendiri. Tapi tetep aja, kenyamanan yang terganggu bisa membuat suatu spesies berangsur-angsur punah. Punahnya suatu spesies bisa jadi kabar buruk buat alam, pun buat kita.
Mungkin sekarang jadi biasa aja ketika yang terancam punah adalah orang utan, atau jalak bali, atau badak bercula satu. Mungkin sekarang biasa aja ketika yang rusak adalah hutan hujan, terumbu karang, atau tempat-tempat gletser. Toh kita gak makan orang utan, atau toh kita hidup di kota jauh dari hutan.
Tapi nyatanya, melestarikan hewan, tumbuhan, dan ekosistem bukan cuman sekedar soal kepentingan sandang, pangan, dan papan. Melestarikan tumbuhan misalnya juga akan berpengaruh dalam ketersediaan air, dalam merawat bumi dari perubahan iklim, dan menjaga ketersediaan oksigen dan unsur-unsur lain yang dibutuhkan manusia. Bahkan hewan kayak kelelawar aja bisa jadi kunci suksesi suatu hutan ketika dia ngebuang biji-biji dari buah yang dia makan, yang pada akhirnya ngeuntungin kita juga manusia untuk bisa memanfaatkan SDA hutan.
Jadi menurut gue sih, mungkin alam udah cukup hebat untuk bisa beradaptasi dengan keadaan. Tapi sesungguhnya, kitalah yang butuh alam yang lestari untuk pada akhirnya bertahan hidup.
Yap, jadi hayuk dijaga atuh bumi na :D
Perjalanan Rempoa-Lb.Bulus-Pondok Indah
9 Juli 2016
Triana
p.s: tulisan ini jauh dari ilmiah, pun memang sedang tidak dalam kondisi mencari dacu. Maka kalau ada yang mau didiskusikan mangga kontak saya :D
daftar acuan
http://global.liputan6.com/read/89243/kebakaran-hutan-bermanfaat-bagi-ekosistem
Hari sabtu ini Triana mengambil tema Biologuess atau pertanyaan-pertanyaan seputar biologi yehey!
Ada satu pertanyaan yang waktu itu temen gue pernah tanya
"Mi, kalau alam bisa menyeimbangkan dirinya sendiri kenapa kita harus konservasi?"
Hmm menarik. Waktu itu kita jadinya sama-sama bingung wkwk, dan gue jadi kepikiran juga sebenernya.
mungkin beberapa orang belum ngeh dengan pengertian konservasi sebenarnya:
konservasi/kon·ser·va·si/ /konsérvasi/ n 1 pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan; pelestarian;
Yap, sejak awal masuk biologi hal-hal tentang konservasi ini udah dicekokin mulai dari dibiasakan bawa tumblr, larangan pakai sterofoam, bikin esai, dan lain-lain. Kita pun mengenal konservasi sebagai upaya melestarikan alam agar tidak punah. Tapi justru selama satu tahun ini gue semakin takjub dengan kemampuan alam menyeimbangkan dirinya.
Misalnya waktu itu gue hadir ke sebuah kuliah umum yang bahas tentang konservasi beberapa hewan di Sumatra dan salah satu yang bikin gue agak "hah" adalah ketika beliau bahas tentang efek kebakaran hutan di kawasan tersebut beberapa tahun lalu, ternyata menurut beliau adanya kebakaran hutan justru "menyehatkan" hutan itu sendiri. Yha walaupun bagusnya kalau gak berlebihan juga.
Hasil searching sekilas di internet ngasih sebuah contoh yaitu ketika hutan terbakar, serangga macam kumbang bakal keluar dan ngebuat para burung pelatuk dapet sumber makanan (Liputan 6 2004:1)
Atau kalau dulu waktu sd-smp-sma belajar rantai makanan juga dapat dilihat bahwa turunnya satu populasi hewan bakal diiringi ledakan jumlah hewan lain atau turunnya jumlah hewan lain. Berarti alam bisa seimbang kan?
Sifat adaptif dari makhluk hidup semisal kaktus yang secara morfologis punya daun jarum, atau bahkan burung yang kini pintar nyari makan diperkotaan juga bisa menjadi contoh bahwa makhluk hidup pun sebenarnya bisa menempatkan dirinya di dalam perubahan. Pun gue gak kaget kalau ternyata mereka pun siap menghadapi perubahan iklim atau bahkan kondisi ekstrem lain. Toh alam udah bertahan jutaan tahun ngelewatin zaman dengan iklim variatif.
Lalu kenapa masih harus konservasi?
Kenapa masih perlu susah-susah ngurangin pemakaian plastik, kenapa masih perlu reboisasi, kenapa masih perlu campaign sadar lingkungan atau stop perburuan satwa ini itu?
Mungkin alam cukup bijaksana menghadapi tantangan hidup
pertanyaannya..
Manusia, siap kah?
Ketika alam dirusak, mungkin rantai makanan secara berkala akan menemukan kunci perbaikannya sendiri. Tapi tetep aja, kenyamanan yang terganggu bisa membuat suatu spesies berangsur-angsur punah. Punahnya suatu spesies bisa jadi kabar buruk buat alam, pun buat kita.
Mungkin sekarang jadi biasa aja ketika yang terancam punah adalah orang utan, atau jalak bali, atau badak bercula satu. Mungkin sekarang biasa aja ketika yang rusak adalah hutan hujan, terumbu karang, atau tempat-tempat gletser. Toh kita gak makan orang utan, atau toh kita hidup di kota jauh dari hutan.
Tapi nyatanya, melestarikan hewan, tumbuhan, dan ekosistem bukan cuman sekedar soal kepentingan sandang, pangan, dan papan. Melestarikan tumbuhan misalnya juga akan berpengaruh dalam ketersediaan air, dalam merawat bumi dari perubahan iklim, dan menjaga ketersediaan oksigen dan unsur-unsur lain yang dibutuhkan manusia. Bahkan hewan kayak kelelawar aja bisa jadi kunci suksesi suatu hutan ketika dia ngebuang biji-biji dari buah yang dia makan, yang pada akhirnya ngeuntungin kita juga manusia untuk bisa memanfaatkan SDA hutan.
Jadi menurut gue sih, mungkin alam udah cukup hebat untuk bisa beradaptasi dengan keadaan. Tapi sesungguhnya, kitalah yang butuh alam yang lestari untuk pada akhirnya bertahan hidup.
Yap, jadi hayuk dijaga atuh bumi na :D
Perjalanan Rempoa-Lb.Bulus-Pondok Indah
9 Juli 2016
Triana
p.s: tulisan ini jauh dari ilmiah, pun memang sedang tidak dalam kondisi mencari dacu. Maka kalau ada yang mau didiskusikan mangga kontak saya :D
daftar acuan
http://global.liputan6.com/read/89243/kebakaran-hutan-bermanfaat-bagi-ekosistem
Friday, July 8, 2016
#4 Memilih Makanan yang Halal (part 2)
Assalamu'alaikum
Ini lanjutan dari postingan part 1 ya teman-teman, di sini akan lebih membahas kiat-kiat bertahan hidup (halah) dengan makanan halal di negara luar yang mayoritas penduduknya berkepercayaan lain :)
Nah,
Mungkin kalau lagi di Jakarta, mau makan makanan ala ala Jepang bisa mesen h_kben atau gerai sushi yang menjamur di mana-mana. Tapi di negaranya sendiri, harus ekstra hati-hati. Di sini umum dijumpai makanan berbahan daging babi, pun kalau beli makanan yang gak dari daging babi tetep masaknya satu dapur *yha*.
Tapi kalau rizki untuk datang ke negeri ini (atau negeri lain yang mayoritas penduduknya berkeyakinan lain) menghampiri kalian, berbahagia lah karena ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan untuk bertahan hidup,
1. Bawa makanan dari Indonesia
Makanan ini bisa berupa mie instan, abon, dendeng, makanan kaleng, ataupun yang tahan lama seperti teri kacang, ikan asin, dan rendang. Bawa makanan penunda lapar kayak energen atau kembang tahu (?) juga bisa buat jaga-jaga kalau dalam kondisi darurat. Kalau kamu kebetulan juga ikut event internasional kayak jamboree, conference, summer camp, dsb juga bisa banget dikasih ke temen-temen baru di event tersebut, lumayan biar makin kenal sama Indonesia yang maknannya enak-enak ini :D
2. Baca website atau blog tentang mencari makanan halal di negara tersebut
Waktu gue kemaren pulang kampung, terbantu banget dengan google yang ngasih rekomendasi website yang menyediakan list resto halal berdasarkan lokasi. Dari blog-blog orang Indonesia yang tinggal di sana gue juga jadi lebih paham tentang detil-detil yang sebelumnya gak kepikiran. Misalnya suatu makanan yang terlihat baik-baik saja (gak pakai daging, minyaknya minyak sayur, dsb) tetap harus diperhatikan secara bijaksana, bisa aja justru bumbu dari makanan itu yang mengandung bahan yang tidak halal. Baca blog-blog gitu juga kadang nambah wawasan dari sudut pandang yang 'berbeda' karena yang nulis terjun langsung di masyarakat :)
3. Unduh aplikasi
Ternyata di Jepang udah ada aplikasi buat search makanan halal. Misalnya gue lagi di daerah Cipete nih, terus gue tinggal cari di makanan halal di kawasan cipete lewat web itu. Semacam aplikasi-aplikasi buat review restoran, bedanya ini khusus yang halal. Di situ juga dikasih tau 'tingkat' ke-halal-annya. Misal ada rekomendasi restoran india tapi cuman dapat terjamin kalau restoran itu gak pakai daging babi (gak terjamin cara penyembelihan dsb.). Atau ada rekomendasi restoran jepang mana gegara dia memang cuman jual makanan vegetarian/vegan.
Selain itu di beberapa negara sepertinya juga ada aplikasi macam appsnya MUI untuk melihat ke-halal-an produk makanan. Eh btw, pada tau gak kalau MUI punya apps? :D senangnya kemarin sambil nyari-nyari bahan buat post ini gue menemukan bahwa MUI sudah punya apps resmi dan dapat diunduh di playstore. Di sini bisa nyari deh apakah produk A sudah bersertifikat halal MUI atau belum :)
Selain apps-apps info halal, aplikasi yang penting juga adalah google translate beserta fitur camera translatornya. Ini memudahkan banget apalagi di negara yang kita gabisa bahasanya haha. fungsinya dalam mencari makanan halal adalah 1. untuk cari tau judul restorannya 2. untuk baca menu 3. untuk membaca komposisi makanan kemasan, dan lain-lain. Bagi yang belum tahu, fitu camera translator ini (sebenernya gue gatau sih nama aslinya apa, tapi sounds like dat lah) itu jadi kita bisa foto suat tulisan terus nanti google bakal nge-scan tulisan dari foto kita dan menerjemahkan arti dari kata-kata itu. Ini ngebantu banget sih :D
4. Makan-makanan India
Kalau memang ujung-ujungnya resto-resto halal itu pada jauh atau pada mahal (soalnya langka) bisa juga dengan mengunjungi restoran India. Mungkin saran gue, supaya gak juga jadi makin pusing perihal dagingnya dari mana, kita bisa pesen makanan vegetarian aja atau roti-roti india yang enak-enak :3 Restoran India bisa dijumpai di berbagai negara loh gengs, mungkin faktor penduduk yang ada di mana-mana yha.
5. Mengunjungi toko imigran muslim
Selain restoran, kita juga bisa mengunjungi toko (macam minimarket) yang dimiliki orang muslim serta menjual produk-produk yang halal. Kalau udah di toko kayak gini mah ambil aja yang kita suka (jangan lupa liat harga :))
tentunya selain itu kamu juga bisa masak sendiri :) atau kalau memang yakin makanan yang akan kamu konsumsi halal ya silakan. Karena pada hakikatnya semua makanan halal kecuali yang diharamkan. Tapi berhati-hati dalam memilih makanan (baik di luar maupun dalam negeri) tentunya lebih baik untuk kitanya juga :D Karena Allah pasti punya tujuan yang baik mengenai aturan makan kaum muslim ini :)
So, jangan takut untuk bertebaran di muka bumi dan mengambil hikmah :)
Luruskan niat untuk menggapai ridha-Nya, In syaa Allah perihal berhati-hati dan ikhtiar memilih makanan yang halal pada akhirnya kebaikannya akan untuk diri kita juga :D
Tentunya info di atas masih sangat awam dan belum seberapa dari banyaknya ilmu di luar sana. Silakan mencari dari sumber lain pula :D
Semangat ber-ikhtiar!
Flamboyan, 8 Juli 2016
Triana
Ini lanjutan dari postingan part 1 ya teman-teman, di sini akan lebih membahas kiat-kiat bertahan hidup (halah) dengan makanan halal di negara luar yang mayoritas penduduknya berkepercayaan lain :)
Nah,
Mungkin kalau lagi di Jakarta, mau makan makanan ala ala Jepang bisa mesen h_kben atau gerai sushi yang menjamur di mana-mana. Tapi di negaranya sendiri, harus ekstra hati-hati. Di sini umum dijumpai makanan berbahan daging babi, pun kalau beli makanan yang gak dari daging babi tetep masaknya satu dapur *yha*.
Tapi kalau rizki untuk datang ke negeri ini (atau negeri lain yang mayoritas penduduknya berkeyakinan lain) menghampiri kalian, berbahagia lah karena ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan untuk bertahan hidup,
1. Bawa makanan dari Indonesia
Makanan ini bisa berupa mie instan, abon, dendeng, makanan kaleng, ataupun yang tahan lama seperti teri kacang, ikan asin, dan rendang. Bawa makanan penunda lapar kayak energen atau kembang tahu (?) juga bisa buat jaga-jaga kalau dalam kondisi darurat. Kalau kamu kebetulan juga ikut event internasional kayak jamboree, conference, summer camp, dsb juga bisa banget dikasih ke temen-temen baru di event tersebut, lumayan biar makin kenal sama Indonesia yang maknannya enak-enak ini :D
2. Baca website atau blog tentang mencari makanan halal di negara tersebut
Waktu gue kemaren pulang kampung, terbantu banget dengan google yang ngasih rekomendasi website yang menyediakan list resto halal berdasarkan lokasi. Dari blog-blog orang Indonesia yang tinggal di sana gue juga jadi lebih paham tentang detil-detil yang sebelumnya gak kepikiran. Misalnya suatu makanan yang terlihat baik-baik saja (gak pakai daging, minyaknya minyak sayur, dsb) tetap harus diperhatikan secara bijaksana, bisa aja justru bumbu dari makanan itu yang mengandung bahan yang tidak halal. Baca blog-blog gitu juga kadang nambah wawasan dari sudut pandang yang 'berbeda' karena yang nulis terjun langsung di masyarakat :)
3. Unduh aplikasi
Ternyata di Jepang udah ada aplikasi buat search makanan halal. Misalnya gue lagi di daerah Cipete nih, terus gue tinggal cari di makanan halal di kawasan cipete lewat web itu. Semacam aplikasi-aplikasi buat review restoran, bedanya ini khusus yang halal. Di situ juga dikasih tau 'tingkat' ke-halal-annya. Misal ada rekomendasi restoran india tapi cuman dapat terjamin kalau restoran itu gak pakai daging babi (gak terjamin cara penyembelihan dsb.). Atau ada rekomendasi restoran jepang mana gegara dia memang cuman jual makanan vegetarian/vegan.
Selain itu di beberapa negara sepertinya juga ada aplikasi macam appsnya MUI untuk melihat ke-halal-an produk makanan. Eh btw, pada tau gak kalau MUI punya apps? :D senangnya kemarin sambil nyari-nyari bahan buat post ini gue menemukan bahwa MUI sudah punya apps resmi dan dapat diunduh di playstore. Di sini bisa nyari deh apakah produk A sudah bersertifikat halal MUI atau belum :)
Selain apps-apps info halal, aplikasi yang penting juga adalah google translate beserta fitur camera translatornya. Ini memudahkan banget apalagi di negara yang kita gabisa bahasanya haha. fungsinya dalam mencari makanan halal adalah 1. untuk cari tau judul restorannya 2. untuk baca menu 3. untuk membaca komposisi makanan kemasan, dan lain-lain. Bagi yang belum tahu, fitu camera translator ini (sebenernya gue gatau sih nama aslinya apa, tapi sounds like dat lah) itu jadi kita bisa foto suat tulisan terus nanti google bakal nge-scan tulisan dari foto kita dan menerjemahkan arti dari kata-kata itu. Ini ngebantu banget sih :D
4. Makan-makanan India
Kalau memang ujung-ujungnya resto-resto halal itu pada jauh atau pada mahal (soalnya langka) bisa juga dengan mengunjungi restoran India. Mungkin saran gue, supaya gak juga jadi makin pusing perihal dagingnya dari mana, kita bisa pesen makanan vegetarian aja atau roti-roti india yang enak-enak :3 Restoran India bisa dijumpai di berbagai negara loh gengs, mungkin faktor penduduk yang ada di mana-mana yha.
5. Mengunjungi toko imigran muslim
Selain restoran, kita juga bisa mengunjungi toko (macam minimarket) yang dimiliki orang muslim serta menjual produk-produk yang halal. Kalau udah di toko kayak gini mah ambil aja yang kita suka (jangan lupa liat harga :))
tentunya selain itu kamu juga bisa masak sendiri :) atau kalau memang yakin makanan yang akan kamu konsumsi halal ya silakan. Karena pada hakikatnya semua makanan halal kecuali yang diharamkan. Tapi berhati-hati dalam memilih makanan (baik di luar maupun dalam negeri) tentunya lebih baik untuk kitanya juga :D Karena Allah pasti punya tujuan yang baik mengenai aturan makan kaum muslim ini :)
So, jangan takut untuk bertebaran di muka bumi dan mengambil hikmah :)
Luruskan niat untuk menggapai ridha-Nya, In syaa Allah perihal berhati-hati dan ikhtiar memilih makanan yang halal pada akhirnya kebaikannya akan untuk diri kita juga :D
Tentunya info di atas masih sangat awam dan belum seberapa dari banyaknya ilmu di luar sana. Silakan mencari dari sumber lain pula :D
Semangat ber-ikhtiar!
Flamboyan, 8 Juli 2016
Triana
Subscribe to:
Posts (Atom)