Sebersit rasa menyelinapi diriku. Sebuah rasa bahagia yang tak dapat kuungkapkan ketika ia datang. Bahkan ini dapat mengalahkan banyak sedih dari diriku. Tapi aku tahu, setidaknya jika ini pergi maka aku harus siap kembali kecewa dan bersedih. Dan dengan mantap aku berkata pada diriku sendiri “setidaknya untuk beberapa saat.”
Apa yang membuatku bahagia masih menjadi misteri tersendiri. Aku sendiri tak pernah tahu. Mengapa aku harus bahagia hanya karenanya? Hanya karena sesosok manusia. Walaupun aku tahu dia hanyalah manusia biasa. Dia tak lebih, hanya manusia yang mampu membuatku bahagia. Dan terlebih penting, dia bisa membuatku bahagia dengan hanya mendengarkan apa yang aku katakan.
Ya, dialah sahabat. Aku memanggilnya begitu. Walaupun aku sendiri tak tahu bagaimana diriku dimatanya. Dia bahkan bisa membuatku mengeluarkan semuanya. Meski pada awalnya aku adalah orang yang tertutup rapat. Tak ada yang mampu membuka semuanya sebesar ini, kecuali dia.
Sesungguhnya aku sangat menghargainya. Aku juga memercayainya. Walaupun setelah beribu kali aku berfikir, dia tak pernah memberiku apa-apa selain dirinya. Dia hanya memberikan dirinya kepadaku, dan setia mendengarkanku setiap ku butuh. Bahkan aku sendiri mulai berfikir, sesungguhnya terlalu banyak yang aku ceritakan kepadanya, dan aku bertekat membuatnya bahagia. Tak ada yang lain.
Namun sesungguhnya aku tak mampu membuatnya begitu bahagia. Aku sangat jauh darinya. Dia begitu hebat dan bersinar, sementara aku hanyalah manusia biasa yang redup. Bahka dimataku dia begitu sempurna. Walaupun sebenarnya tidak. Namun dia telah memberikan sesuatu yang sangat kuhargai. Dan yang aku harapkan, aku bisa membuatnya bahagia, dan dia bisa bahagia.
Tapi aku sadar, akupun tak sempurna. Dan cepat atau lambat dia tetap harus pergi. Karena kata “sahabat” hanyalah pemberianku. Dan dia takkan mengatakan bahwa aku “sahabat”. Maka aku harus membuatnya bahagia, selagi ku mampu dan selagi dia masih mau mendengarkanku.
yanglagisokpuitis,
hanatkl
Apa yang membuatku bahagia masih menjadi misteri tersendiri. Aku sendiri tak pernah tahu. Mengapa aku harus bahagia hanya karenanya? Hanya karena sesosok manusia. Walaupun aku tahu dia hanyalah manusia biasa. Dia tak lebih, hanya manusia yang mampu membuatku bahagia. Dan terlebih penting, dia bisa membuatku bahagia dengan hanya mendengarkan apa yang aku katakan.
Ya, dialah sahabat. Aku memanggilnya begitu. Walaupun aku sendiri tak tahu bagaimana diriku dimatanya. Dia bahkan bisa membuatku mengeluarkan semuanya. Meski pada awalnya aku adalah orang yang tertutup rapat. Tak ada yang mampu membuka semuanya sebesar ini, kecuali dia.
Sesungguhnya aku sangat menghargainya. Aku juga memercayainya. Walaupun setelah beribu kali aku berfikir, dia tak pernah memberiku apa-apa selain dirinya. Dia hanya memberikan dirinya kepadaku, dan setia mendengarkanku setiap ku butuh. Bahkan aku sendiri mulai berfikir, sesungguhnya terlalu banyak yang aku ceritakan kepadanya, dan aku bertekat membuatnya bahagia. Tak ada yang lain.
Namun sesungguhnya aku tak mampu membuatnya begitu bahagia. Aku sangat jauh darinya. Dia begitu hebat dan bersinar, sementara aku hanyalah manusia biasa yang redup. Bahka dimataku dia begitu sempurna. Walaupun sebenarnya tidak. Namun dia telah memberikan sesuatu yang sangat kuhargai. Dan yang aku harapkan, aku bisa membuatnya bahagia, dan dia bisa bahagia.
Tapi aku sadar, akupun tak sempurna. Dan cepat atau lambat dia tetap harus pergi. Karena kata “sahabat” hanyalah pemberianku. Dan dia takkan mengatakan bahwa aku “sahabat”. Maka aku harus membuatnya bahagia, selagi ku mampu dan selagi dia masih mau mendengarkanku.
yanglagisokpuitis,
hanatkl
No comments:
Post a Comment