Aku Tak Membencinya Lagi
Kamis, 6 Mei 2010
“apa yang kak Defya Tanesia rasakan tentang
“oooh begitu ya kak, oh ya kak Defya apa kakak punya tips supaya bisa banyak berprestasi seperti kakak? Misalnya bagaimana supaya bisa menang lomba pidato?” Tanya adik itu lagi.
“yang penting percaya diri dan jangan gugup, dan banyaklah berlatih sebelum perlombaan.” Jawabku ramah.
“oooh begitu, pantas saja kakak sering sekali menang berbagai macam perlombaan, oh iya aku sudah dijemput. Terimakasih ya kak Defya sudah mau aku wawancarai.” Ucapnya sambil tersenyum ramah. Aku hanya membalas senyumannya dan ia pergi berlalu bersama dengan beberapa anak lainnya. Aku masih merenungi hal tadi, tentang kebohonganku. Memang, akhir-akhir ini aku tak begitu perduli dengan apa yang dimiliki
“Defyaaa!” panggil bu Sani.
“Assalammualikum bu Sani.”
“walaikumsalam, Def kamu hari sabtu bisa mengikuti lomba pidato tidak?” “tentulah bu, tema pidatonya apa bu?”
“hmm oh iya temanya tentang
“Def, bisa tidak?” Tanya bu sani guna meyakinkan.
“iya bu, bisa”
“baguslah, persiapkan segala sesuatunya, ini ibu pinjamkan buku mengenai
“terimakasih bu.” Dan aku pamit pergi pulang. Aku masih membatin mengapa tema ini harus diangkat menjadi lomba. Aku heran dengan penyelenggara lomba ini, punya apa negeri ini? Liat saja dimana-mana orang memakai produk luar. Bukankah itu berarti produk
Dengan malas aku berjalan ke mobil, membukanya dan membantingnya. Entahlah sejak bu Sani memberitahukan tema apa yang diangkat, aku merasa tak sanggup. Mobil perlahan berjalan menuju rumahku. Aku hanya bersandar malas dan membuka-buka buku yang dipinjamkan Bu Sani. Tiba-tiba kegiatanku terhenti di sebuah halaman dengan gambar yang membuatku terpukau. Sebuah pemandangan yang asing, dan aku baru tahu ada yang seindah itu di
Sabtu, 8 Mei 2010
“demikianlah pidato saya kali ini, terimakasih, assalammualaikum wr.wb.” selesailah pidato panjangku tentang
Dan aku belajar banyak dari pengalaman ini. Bahwa sesungguhnya aku tak boleh menganggap remeh negriku ini. Sesungguhnya banyak manusia-manusia berpotensi tinggi di negri ini. Dan sebagai putra dan putri bangsa, aku seharusnya bisa membuat negri ini lebih maju, dan bukan meremehkannya. Dan kini, aku Defya Tanesia tak akan malu lagi menjelaskan nama panjangku karena aku adalah Defya yang mencintai tanah air
No comments:
Post a Comment