Monday, November 15, 2010

anugrah

gue adalah manusia yang dapat berbicara. dan gue memakai kemampuan itu. tidak, mungkin tidak terlalu baik. kadang kata-kata yang tak sepatutnya memang keluar dari mulut ini. padahal ia adalah sebuah anugrah yang diberikan dalam keadaan suci. namun dinodai dengan begitu keji. tersia-siakan dengan kata-kata yang tak sepatutnya dikatan, dan kalimat-kalimat yang mengandung kedengkian dan kebencian. namun kadang akal tidak mensyukuri nikmat ini dengan baik, hingga semua yang terlintas keluar begitu saja tanpa dipikir dua kali. dan hati kadang begitu membenci hingga membiarkan akal bermain sendiri.
gue adalah manusia yang menikmati saat-saat bercerita. dan kadang tak sadar bahwa bercerita juga adalah anugrah. anugrah ketika kita dapat memakai mulut ini untuk berbicara. bercerita dan mengemukakan pendapat kadang membuat kita lebih nyaman. apalagi ketika kita bercerita tentang hal-hal yang begitu rumit tentang hidup. yang kerumitannya kadang jauh melampaui soal matematika yang gue ingat ditugaskan dan belum gue kerjakan. ketika hal-hal itu keluar rasanya semua beban hati hilang, dan digantikan dengan ketenangan dan persaan nyaman.karena kita tahu semua beban itu kini tak kita emban sendiri, dan bahwa ada orang lain yang mengetahui dan syukur-syukur ikut mengurangi beban hati.
tapi kadang begitu sulit untuk bercerita. suatu hal yang hanya mengurangi energi sepersekian dari seluruh energi yang kita miliki. padahal untuk bercerita hanya memerlukan beberapa faktor. tetapi ada 1 faktor yang terkadang membuat orang lain merasa enggan untuk bercerita hal-hal yang bersifat lebih "pribadi". faktor itu bernama "percaya" dan untuk mendapatkannya butuh waktu yang cukup panjang hingga masuk ke fase yang memungkinkan orang untuk bercerita lebih dalam.
sayangnya kadang kita merasa kepercayaan tidak begitu penting. anugrah yang disebut diatas kadang merusak semua kepercayaan itu. sebuah kesalahan kecil dari anugrah diatas memang kadang berakibat fatal, hingga kefatalannya sendiri tidak kita sadari. tapi tahukah anda yang sedang saya sindir? oh ya post ini merupakan sindiran untuk siapa saja yang merasa. bahkan ketika saya membaca ini untuk kedua kali, saya merasa tersindir. tapi kadang sindiranlah yang dibutuhkan untuk membangun diri. tapi apakah anda tahu maksud saya? kesimpulan dari seluruh tulisan panjang diatas? bahwa yang harus kita lakukan hanyalah hal yang sebenarnya mudah, karena tenaga yang dibutuhkan hanya sepersekian dari seluruh energi. bahwa lebih baik anda menjaga anugrah itu, dan menggunakannya untuk kebaikan-kebaikan. sesuatu yang disebut tidak sengaja memanglah tak apa, tapi ketidak sengajaan atau barangkali reflek timbul dari kebiasaan. maka mulailah dari sekarang untuk menjaga anugrah tersebut, agar kita tidak kehilangan kepercayaan dan tidak melukai perasaan orang lain. ingat, apabila anda ingin dipercaya dan tidak dilukai, buatlah orang lain percaya dan janganlah melukai perasaan orang lain. dan oh ya si anugrah berpesan kepada gue untuk mengingatkan semuanya, bahwa teman-teman lainnya juga minta untuk dijaga, ya mereka bernama hati, fikiran, telinga, tangan, dan lain-lain.

hanatkl-ketikaberubahjadibijakdalamsesaat

No comments:

Post a Comment