ini judulnya cheesy banget yak kayak pizza. gaklah, baca aja dulu :)
***
Lucu ketika teman-teman berkomentar mengenai Triana-yang-juga-bisa-suka-sama-orang. Lyk they said "lah mi gue kira lo gak pernah suka gitu sama orang"
Gue percaya bahwa jatuh cinta itu lazim dan mungkin fitrah tiap insan. Tapi ia jadi begitu suci, kalau pada waktutnya. Kalau pada tempatnya.
Sayangnya, beranjak dewasa membuat mana yang tempatnya dan
mana yang bukan lagi tempatnya terasa semakin kabur (Atau semakin ingin
kabur?). Kadang perasaan itu terlalu mengiba ruang di hati yang belum
mahir untuk lapang. Pada akhirnya harapan yang semula bermacam-macam,
mengerucut pada satu. Lebih parah lagi, yang satu itu adalah benda
hidup.
Ada masanya diri ini cukup awas dalam mengelola rasa.
Berhati-hati dalam menyenangi sifatnya. Berhati-hati dalam menjaga
interaksi dengannya.
Ada masanya diri ini diuji dengan rasa ingin diperhatikan.
Dengan keinginan untuk tahu lebih banyak. Dengan harapan untuk mengenal
lebih jauh.
Masa-masa selanjutnya adalah pilihan: ikhlas dengan ujian-Nya atau bermain-main dengan hawa nafsu.
Ya, bagiku jatuh cinta adalah ujian. Bagiku jatuh cinta adalah ujian ketulusan, ujian keihlasan, ujian ketabahan. Sebagaimana harta dan
kesuksesan, ujian tak selamanya sesuram itu. Ia bisa jadi dikemas
semenawan itu.
Tulisan setelah ini, mungkin lebih aku tujukan untuk diriku, yang masih rapuh dalam mengelola rasa:
Ketika hati tulus dalam mencintai-Nya, maka cinta pada
makhluk lain tak akan mengganggu diri dalam menyambut seruan-Nya. Maka
yang jadi pertanyaan adalah "Dimana tulus itu jika kegiatan-kegiatanmu berlandaskan niat untuk
bertemu dengan si dia?" Padahal konten do'a harian berharap ridho-Nya. Maka ini mungkin cara Allah menguji seberapa tulus cintamu pada-Nya.
Ketika hati ikhlas dalam menerima takdir-Nya, tak
seharusnya jatuh cinta menjadi alasan mengiba rasa yang berbalas.
Padahal kamu tahu jodoh sudah tertulis. Terimalah bahwa ada serangkaian
proses yang akan membina mu memantaskan diri. Dan proses butuh waktu. Maka ini mungkin cara Allah menguji seberapa ikhlas kamu dengan takdir-Nya.
Ketika hati tabah dalam menghadapi upaya-Nya. Kamu tahu
jatuh cinta yang kesekian ini adalah cara-Nya mengabulkan do'amu, yang
setiap hari meminta untuk dikuatkan. Maka macam mana orang kuat yang tak
mau diuji?Maka ini mungkin cara Allah menguji seberapa tabah kamu dalam menghadapi pembinaan-Nya.
(Kamu itu diriku, Triana. Mau sampai kapan dipermainkan sama hati sendiri? :))
Bersabarlah
Apa yang sudah tertulis
Hanya belum dapat dibaca
Apa yang sudah tertulis
Hanya belum dapat dibaca
Bersabarlah
Dan berbahagialah karena cinta tak selamanya harus jatuh
Ia dapat membumi ke khalayak yang lebih luas
Ia dapat melangit ke Dzat Yang Menciptakan mu dan Maha Membolak-balikan Hati
Dan berbahagialah karena cinta tak selamanya harus jatuh
Ia dapat membumi ke khalayak yang lebih luas
Ia dapat melangit ke Dzat Yang Menciptakan mu dan Maha Membolak-balikan Hati
Masjid Komplek DPR
28 Juni 2016
-Triana
***
Butuh beberapa hari hingga gue yakin cerita ini perlu dibagi. Bukan karena ingin semua orang tahu, tapi aku ingin berbagi padamu yang mungkin sedang ada dalam rasa yang sama. Mari memantaskan hati dan diri. Karena ga ada yang tau kapan waktu itu datang: ketika pada akhirnya jatuh cintamu adalah ibadah.
gausah baper, biasa aja.
No comments:
Post a Comment