Bagi dunia mu yang hitam putih,
Pelangi hanyalah sebuah gradasi, dan tembok kosong adalah keindahan tersendiri.
Bagi dunia mu yang hitam putih,
Benar atau salah sudah begitu pasti, rasa hanya mampu memperkuat ilusi
Bagi dunia mu yang hitam putih,
Tak ada beda rutinitas dengan mimpi, toh waktu bergulir tanpa permisi
Tapi
Wahai nyonya dalam balutan hitam putih,
Bolehkah aku mengubah rima dalam deskripsi?
Bolehkah aku pura-pura tak sengaja menumpahkan butiran seri?
Sebelumnya, perkenalkan diri ku nyonya
Aku hanya seorang gadis muda yang membara
Mendamba dunia yang penuh warna
Diracuni cerita dongeng kala belia
Kita, aku dan nyonya bisa jadi hanya fiktif belaka
Tapi nyonya, bisa jadi dunia memang telah begitu berbeda
Izinkan aku bercerita, nyonya
Tentang beda dunia kita
Bagi dunia ku yang penuh warna,
Pelangi usai hujan adalah pesan gembira, dan tembok kosong menitip pesan: mari mengisi dunia dengan suka ria!
Bagi dunia ku yang penuh warna,
Perasaan adalah hal utama, dan hidup begitu indah berhias cinta
Bagi dunia ku yang penuh warna,
Mimpi adalah landasan cita, waktu adalah aliran air bagi para pengembara
Nyonya
Setidaknya dunia mu yang serba hitam putih telah mengajakku menjelajah jiwa
Menelaah hidup yang aku hidupi dan tentu ku rasa
Nyonya
Setidaknya dunia mu yang serba hitam putih telah mengajakku tertawa
Menertawakan hidup ku, hidup mu, hidup kita
Hidup mu yang sama saja
Hidup ku yang terbuai fana
Nyonya
Ya, dunia kita bukan lagi buku mewarnai kosong anak umur tiga
Begini saja nyonya,
Meski umur ku begitu belia, aku tawarkan engkau untuk berbagi makna
Meski dalam hidup mu yang ku lihat hanya warna yang sama
Tapi mungkin ini yang harus ku timba, karena lekas waktu membawa dewasa, masa berbeda
Dan mungkin ini yang harus ku bagi bersama, karena aku takut kelak hati mu tak lagi peka
Kelak ku harap rima kita berubah,
Bagi dunia kita yang indah,
Hidup berjalan berhias pelangi hikmah, dan tembok kosong menitip resah
Bagi dunia kita yang indah,
Eksak membawa kepastian dalam "benar" dan "salah", selebihnya biarkan ia hadir dalam musyawarah atau ilmu yang absah
Bagi dunia kita yang indah,
Mimpi adalah medan jelajah, realita tak pantas dijajah, waktu bukan tempat menyerah
Bagi dunia kita yang indah,
Hitam putih dan warna tak saling membantah, menjadi beda yang tak saling mematah
Nyonya, mari kita melangkah.
-Triana
No comments:
Post a Comment