Ibu menjawab, "setiap gedung punya cerita".
Sontak aku tertawa. Kalimat yang ibu ucap adalah kata-kata tokoh yang diperankan Nicholas Saputra dalam film terbarunya. Tapi, aku juga tertawa karena secara personal, aku memandang tiap benda punya ceritanya. Jadi mendengar ibu berucap demikian, rasanya kayak recall isi kepala ku akhir2 ini :))
***
Cara ku memandang benda, tempat, dan peristiwa adalah keterampilan yang ingin aku syukuri sampai akhir hayat. Kalau boleh, ingin ku jaga ia tetap menyala selamanya.
Bayangkan jika kemana-mana kamu selalu membawa stoples di dalam kepala. Stoples itu bukan berisi biskuit atau kue bawang, stoples itu berisi kata-kata. Dan dalam langkah ku, pikir ku sibuk merangkai prosa tentang tatap, tentang tawa, ataupun tentang noda di tembok seberang.
Kadang desir bisiknya hanya menjadi penghias saja. Jangankan besok lusa, 5 menit kemudian pun aku sudah lupa akan karya seni yang baru saja ku rangkai di kepala. Namun, kadang ia justru berperan bagaikan tinta snowman permanen, menempel lekat di kepala.
Barangkali, besok-besok aku memutuskan jadi full time pendongeng. Tapi kalaupun tidak, setidaknya sehari-hari aku punya pendongeng pribadi, yang dengan senang hati merangkai kisah tentang benda, tentang gedung, dan tentang beragam makna 🌞