"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada 100 biji. Allah Melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui." (Al-Baqarah 2: 261)
Friday, May 31, 2013
Thursday, May 30, 2013
Melangkah lagi
IPA
atau
IPS
?
-Triana Kamelia dan sebuah tanya yang menggelayuti otaknya selama berbula-bulan.
Friday, May 10, 2013
Belajar dari adat
This is middle of the night
And I have to gas (baca: tugas)
But I need blogging now~
HEHE
Setelah mendapatkan semua data yang diperlukan untuk pengerjaan karya tulis, kami pun bersiap-siap untuk pulang. Tapi sebelum pulang, Hana, Humam, Kanti, Richall, dan Ajie keliling kampung dulu :) Ternyata wilayah kampung Dukuh Dalam memang tidak begitu luas. Namun, kekuatan budaya dan adatnya membuat perjalanan singkat kami tetap berkesan. Di dalam kampung tidak ada rumah yang berdinding bata, semua terbuat dari bambu anyam dan rumahnya berbentuk panggung. Ayam-ayam yang sepertinya peliharaan warga setempat banyak berkeliaran. Sebagai orang Jakarta yang seringnya ketemu kucing, gue pun seneng juga ngeliat ayam-ayam tersebut.... ternyata ayam-ayam itu bulunya bagus-bagus #loh. Terus kami juga sempet ngelewatin sawah-sawah dan foto berlatarkan pemandangan gunung yang okeh sekali. Hihi ;)
Budaya dan adat kampung dukuh begitu berkesan untuk kami, paling enggak buat saya pribadi. Gue pribadi jadi minder begitu tahu alasan mereka tetap mempertahankan tradisi dan tidak memakai benda elektronik dan lain-lain itu adalah demi kesempurnaan ibadah. Nah, saya? Semoga pelajaran penuh manfaat ini setidaknya bisa membuat kami jadi orang yang lebih pandai bersyukur dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa :)
Daaann sorenya kami pun langsung capcuss ke Jakarta. Sepanjang perjalanan tiduuur. Pas sore-sore di elf sih masih pada ngobrol, berantem gak jelas, ngelawak gak lucu, makan, main the voice, dan karokean. Tapi abis ngelewatin kecamatan langsung pada tepar :) HAHA...
Selamat menikmati video unyu kami! karya edit Aya!
Triana
Foto credit to: Aya Aurora R.
And I have to gas (baca: tugas)
But I need blogging now~
HEHE
***
Apa kabar penduduk semesta?
Bertemu lagi bersama Triana dalam laporan jalan-jalan! Jalan-jalan yang kemarin Hana beserta beberapa teman-teman dari GD dan kakak-kakak dari KA pergi ke...... *drumsroll* KAMPUNG DUKUH! YIHAAA!
Nah, ini itu Gladi 3.. Gladi 3 itu kayak semacam mencoba kegiatan grup 3, dan kegiatan grup 3 itu berkaitan dengan observasil suku, alam, sosial, fotografi, dan organisasi. Jadinya, kami dari GD memutuskan untuk mencari suku-suku yang adatnya masih terjaga, dan Alhamdulillah setelah pontang-panting searching kami mendapatkan refrensi untuk mengunjungi Kampung Dukuh :)
Di sana kami melakukan semacam observasi gituu untuk ngeliat bagaimana keadaan sosial, budaya, bahkan sampe mempelajari flora dan fauna. Meskipun durasinya gak panjang, cuman dari pagi sampe sore.. tapi Alhamdulillah dapet banyak ilmu dan pengetahuan baru + bisa refreshing! mihihi
Nah, awalnya kami berangkat hari Jum'at Malam naik bus.. ea awal-awal perjalanan kayak sempet pengen belajar biologi gitu kan, dan Nomei yang ada di sebelah gue juga belajar kimia.. terus kayaknya gak sampe setengah jam gue ngantuk.. bobo deh.. nyamnyamnyam. Terus sekitar jam 2 pagi baru sampe di Kota Garut, karena perjalanan masih sekitar 101 Km lagi ke Selatan, jadi kami harus naik elf.. info penting: Sepanjang perjalanan dingin banget, mana gue lupa bawa jaket... dan ternyata itu gak pake AC.. Eh tulisannya pake AC ding! tapi AC alami.. *lalu kayang* *eh gue kan gak bisa kayang* *yaudah suka-suka gue lah*
Terus sekitar Subuh kita sampe di Kecamatan tempat Desa itu berada, kami berhenti dulu untuk Shalat Subuh dan lapor ke polisi setempat.. kan biar aman gitu :) terus setelah lapor baru deh perjalanan dug-dug-dug melewati rimba bebatuan dimulai. Gue, Kanti, Humam, sama Nomei yang udah pernah survey ke sana kayak excited trolling banget pas mau lewat jalan itu hehe. Dan jalanan sepanjang 7 atau 9 Km itu terlewati setelah sekitar 1 jam-an..
Setelah sampe di tempat yang bisa untuk parkir elf, kami pun langsung turun dan melakukan tracking sekitar 1 sampe 1,5 Km. Gak lama kemudian kami sudah sampai di Kampung Dukuh Luar, dan jalan sedikit kami pun sampai di Kampung Dukuh Dalam! Di sana kami langsung disambut oleh warga setempat, kami dipersilahkan masuk ke sebuah rumah yang sepertinya berfungsi sebagai balai. Di sana kami disuguhi minuman, makanan ringan, dann pisang goreng yang masih hangat yang langsung mendarat di perut masing-masing, akibat lapar setelah perjalanan dari semalam.
Sambil menikmati suguhan, ada beberapa warga yang berbaik hati menemani kami beristirahat sambil menceritakan beberapa hal mengenai Kampung Dukuh. Kami juga bertemu dengan tetua adat yang menceritakan beberapa hal mengenai Kampung Dukuh. Namun, karena pada saat itu sebagian warga dan tamu sedang sibuk untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti ziarah, maka sang tetua adat tidak bisa lama-lama menemani kami. Setelah beristirahat sejenak, kami pun memutuskan untuk menyaksikan keramaian persiapan ziarah. Ziarah yang dilakukan warga dan tamu-tamu dari berbagi penjuru ini, memang khusus dilakukan setiap hari sabtu. Ziarah dilakukan untuk mengunjungi dan mendo'akan almarhum salah satu pemuka agama yang sangat dihormati di Kampung ini.
Setelah mengabadikan beberapa momen, dan melihat keramaian persiapan ziarah, kami pun diajak untuk menikmati hidangan sarapan pagi. Awalnya kami mau membuat dapur sendiri, dan memasak sendiri, namun ternyata warga setempat dengan sangat baik hati menyiapkan kami makanan untuk kami santap. Mereka ramah banget :') dan dan dan! Makanannya enak! Gue pribadi paling mengagumi rasa Daun Pepaya masakan sana yang gak pahit :)
Kenyang sehabis makan, \beberapa dari kami yang mau ikut untuk ziarah pada sesi ke-2 diminta untuk bersiap-siap. Karena Hana pribadi lagi gak ada halangan, dan memenuhi syarat untuk memasuki makam, akhirnya Hana pun memutuskan ikut. Sebelum memasuki makam, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, dan yang tidak diperkenankan masuk antara lain yang pacaran, PNS, sedang haid, dan non-muslim. Sebelum masuk makam, kami diminta untuk mandi tanpa sabun dan tidak dikeringkan, berwudhu, dan diakhir mandi kami menyiram diri dengan air khusus. Sehabis mandi, kami diminta untuk memakai pakaian khusus, sebenarnya pakaiannya sederhana saja. Yang putra memakai baju koko polos dan sarung, yang putri memakai baju atasan kebaya, kain sarung, dan kerudung. Ehiya, kalau mau masuk ke makam juga tidak diperkenankan menggunakan perhiasan dan pakaian dalam atau pakain bermotif.
Selama Hana dan beberapa teman lainnya masuk ke makam untuk ziarah dan berdo'a, teman-teman Hana lainnya melakukan observasi dengan berkeliling kampung. Mereka mewawancarai warga setempat untuk mencari data. Setelah Hana dan teman-teman selesai berziarah, dan teman-teman yang lainnya sudah selesai wawancara kami pun kembali berkumpul. Kami beristirahat sejenak, setelah itu bertemu dengan Bapak Kuncen Kampung Dukuh. Tidak lama kemudian Adzan Dzuhur berkumandang, maka kami segera melaksanakan Shalat Dzuhur. Selesai Shalat, kami merencanakan kegiatan selanjutnya dan setelah itu barulah kami melakukan wawancara bersama dengan Bapak kuncen. Ketika itu, kami mendapatkan banyak pengetahuan, mulai dari sejarah dan budaya kampung, makhluk hidup sekitar kampung, sampai nilai-nilai keluhuran dan agama. Ternyata, prinsip yang dipegang teguh oleh warga Kampung Dukuh adalah kesederhanaan. Mereka juga percaya bahwa mereka harus menjaga kesempurnaan ibadah mereka. Maka dari itu, warga Kampung Dukuh, khususnya Kampung Dukuh Dalam belum terpengaruh dengan adanya listrik, mereka masih menjaga kesederhanaan mereka agar ibadah mereka sempurna.
Setelah mendapatkan semua data yang diperlukan untuk pengerjaan karya tulis, kami pun bersiap-siap untuk pulang. Tapi sebelum pulang, Hana, Humam, Kanti, Richall, dan Ajie keliling kampung dulu :) Ternyata wilayah kampung Dukuh Dalam memang tidak begitu luas. Namun, kekuatan budaya dan adatnya membuat perjalanan singkat kami tetap berkesan. Di dalam kampung tidak ada rumah yang berdinding bata, semua terbuat dari bambu anyam dan rumahnya berbentuk panggung. Ayam-ayam yang sepertinya peliharaan warga setempat banyak berkeliaran. Sebagai orang Jakarta yang seringnya ketemu kucing, gue pun seneng juga ngeliat ayam-ayam tersebut.... ternyata ayam-ayam itu bulunya bagus-bagus #loh. Terus kami juga sempet ngelewatin sawah-sawah dan foto berlatarkan pemandangan gunung yang okeh sekali. Hihi ;)
Budaya dan adat kampung dukuh begitu berkesan untuk kami, paling enggak buat saya pribadi. Gue pribadi jadi minder begitu tahu alasan mereka tetap mempertahankan tradisi dan tidak memakai benda elektronik dan lain-lain itu adalah demi kesempurnaan ibadah. Nah, saya? Semoga pelajaran penuh manfaat ini setidaknya bisa membuat kami jadi orang yang lebih pandai bersyukur dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa :)
Daaann sorenya kami pun langsung capcuss ke Jakarta. Sepanjang perjalanan tiduuur. Pas sore-sore di elf sih masih pada ngobrol, berantem gak jelas, ngelawak gak lucu, makan, main the voice, dan karokean. Tapi abis ngelewatin kecamatan langsung pada tepar :) HAHA...
Selamat menikmati video unyu kami! karya edit Aya!
Triana
Foto credit to: Aya Aurora R.
Subscribe to:
Posts (Atom)