Behind The Bakes

2020 adalah tahun di mana aku belajar baking. Tahun ketika keluarga terdekat ku berkali-kali mengingatkan ku bahwa aku harus belajar masak, dan berkali-kali juga aku mengabaikannya. 

Di tahun yang sama, aku ditugaskan mengetik ulang resep-resep nenek yang ku panggil dengan sapaan "Bundo". Resep-resep Bundo diketik dengan mesin tik dan kebanyakan resep tidak memiliki takaran standar. Bundo ejak muda sudah berkelana dan berpindah-pindah dari satu negara ke negara lainnya, sehingga resepnya sangat beragam. Beberapa halaman akan menampilkan menu-menu khas Bukittinggi -- tempat ia lahir dan tumbuh besar -- di halaman lainnya dapat ditemukan ragam masakan Cina, Belanda, sampai Yugoslavia. Dari makanan pembuka, utama, dan penutup, semua ada.

Mengetik buku resep harusnya jadi tugas yang mudah saja, sekadar mengetik ulang apa yang ada di lembar-lembar cetak. Tapi bagi ku pengalaman tersebut membuat ku dapat mengintip dunia Bundo, membayangkan sosok gesitnya bergemul dengan uap panas di dapur, membayangkan dirinya bertemu dengan sosok-sosok dari bangsa yang lain dan saling bertukar resep, membayangkan wajah penasarannya saat menemukan hidangan baru dan menerka-nerka bagaimana cara membuatnya.

Pengalamannya yang kaya tersebut kemudian ia bawa pulang ke meja makan tempat kami -- cucu dan anak-anaknya -- berkumpul dan menikmati sajian buatan Bundo. Dadar gulung, taart susu, makaroni schotel, ketupat dan ragam condiment-nya, soba dingin, dan menu-menu andalan lainnya yang ingatan ku tak mampu menampung.

Kehangatan dari imaji di kepala ku, ditambah dengan keingintahuanku akan rasa dan cara meramu hidangan-hidangan di buku Bundo itulah yang membuat ku kemudian dengan senang hati memulai perjalanan ku belajar baking. Tidak lama sejak perjalanan itu ku tempuh, aku membawa hasil karyaku ke rumah nenek, dan betapa menyenangkannya melihat air mukanya yang bahagia dan penuh syukur karena kini satu dari cucu perempuannya yang sedikit, bisa memasak kue. 

Yang ia tidak tahu: betapa bersyukurnya aku menempuh perjalanan belajar baking ini dan menemukan banyak sekali kebahagiaan di dalam proses dan hasilnya. Bagaimana baking membantu ku mengurai kecemasan. Bagaimana baking menjadi sarana ku menghaturkan syukur dan cinta. Dan bagaimana baking membuatku terkoneksi, dengan diriku dan sekitar ðŸŒ¸

Sekilas galeri hasil baking amatir ku throw back 2020 


Kayaknya hampir setiap kali kebahagiaan dari baking datang di hatiku, aku memanjatkan doa semoga aku dikasih kecukupan waktu, rizki, dan tenaga untuk bisa meramu roti dan kue untuk orang-orang yang ku sayang (termasuk diriku sendiri :p).

Semoga ya :)

- Triana

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Hewan #2: Himantopus leucocephalus

Tiba-tiba Tim Tebar